Autor on
Drrrrrt drreeett...
Arielin,janda yang dipanggil El itu tampak terganggu dengan dering ponselnya. Bukannya menjawab panggilan telfon dari ponselnya, ia malah menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya.
Drrrrrt dreettt...
Dering ponsel berbunyi untuk yang kedua kalinya, El yang bersembunyi di bawah selimut tebalnya itu menggeram sebal karena tidurnya terganggu.
"Huh siapa sih!" kesalnya menyingkap selimutnya, dengan langkah gontai ia melangkah mengambil ponselnya di atas nakas meja riasnya.
"Halo.... Apaan Mo, gua masih ngantuk!" sebalnya sedikit berteriak.
"Apa! Gila lu El, sekarang jam 10 dan lu masih molor. Dasar Janda pemalas..."
"Berisik deh lu, ngerecokin orang tidur. Terserah gua dong mau tidur jam berapa. Lu gak ingat gua pekerja lepas?"
"Ah terserah lu deh Mo. Gua udah di jakarta, baru nyampai ni."
El membulatkan matanya terkejut, "Hah? Terus Meisha gimana?"
"Dia sekolah, gua buru-buru soalnya mama kangen sama aku. Nanti lu langsung jemput Meisha ya, jam setengah satu dia baliknya, buat kopernya nanti biar sopir gua yang nganter. Jangan molor lagi lu El, nanti anak gua gak ke urus."
El mendegus sebal, "Iya bawel, yaudah salam buat mama ku dan mama mu. Bye..."
Tut
Panggilan di putus El.
Sesuai permintaan sahabatnya, El bangun. Dengan langkah malas ia masuk ke kamar mandinya. Sekitar lima belas menit El keluar hanya menggunakan handuk putih yang melilit tubuhnya. Dengan lilitan handuk hanya mencapai setengah pahanya, kaki jenjang dan kulit putihnya membuat ia tampak sangat seksi.
Ia sudah tampak segar, sambil bersenandung dengan wajah segarnya ia melangkah membuka gorden membiarkan cahaya masuk, lalu duduk di depan meja riasnya melakukan perawatan pada tubuhnya, setelah selesai ia melepas lilitan kuncir rambutnya menyisir dengan sedikit cepat lalu kembali menyepolnya asal.
Setelah selesai dengan perawatan, ia segera melangkah membuka lemarinya mengambil pakaian. Setelah itu ia masuk kembali ke kamar mandi untuk berpakaian.
Diam-diam tanpa sepengetahuan El, ada pria tampan yang memperhatikannya. Sebuah kesalahan ia membuka gorden jendela kacanya yang tembus pandang terlebih jendela kaca kamarnya sangat lebar cukup untuk melihat seisi kamarnya.
"Sayang sekali. Dasar wanita ceroboh, tak pernah berubah." Lirih pria tampan itu dengn wajah menyeringai, lalu ia masuk kembali ke kamarnya.
Bersamaan pria tampan itu masuk, El keluar dari kamar mandi dengan dress kuning selutut tanpa lengan. Ia kembali mendudukan dirinya di depan meja rias, memoles make up tipis di wajahnya lalu merubah ikatan rambuatnya dicepol rapi. Setelah selesai ia mengambil sweater hitamnya dan memakainya. Kembali di depan cermin ia memantau penampilanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When We Meet Again
RomansaPerjodohan yang membuat ku terjebak dalam pernikahan ini. Pernikahan yang seharusnya di isi oleh komitmen bukan penghianatan. Diisi denga kasih sayang bukan hanya sekedar abaian. Diisi dengan kebahagiaan bukan rasa sesak di dada yang begitu menyakit...