"kita tidak akan tau sebelum kita mencoba, kita tidak akan pernah menemukam jika kita Mencari."
Tok tok tok
Mira beranjak dari tempat duduknya saat dia mendengar ketukan pintu rumahnya.dia membuka pintu dan menemui Bintang yang sedang berdiri di depan pintun dengan menggunakan kaos oblong dan tidak lupa dengan jaket yang menjadi ciri khasnya.
Bulan yang mendengar ketukan pintu itu pun beranjak dari tempat tidurnya dan berlari kedepan pintu untuk memastikan apa itu Bintang.
"saya.." kata Bintang menyodorkan tangannya untuk berkenalan dengan Mira tapi Bulan langsung memotong pembicaraannya.
"Dia Tara bun, temen sekolah Bulan." celetuk Bulan mengambil alih.
Hanya teman, ya emang itu kenyataannya, meskipun menyakitkan bagi Bintang.
"oh, ya udah masuk gih." kata Mira mempersiapkan Bintang untuk masuk ke dalam rumahnya.
Bintang masuk ke dalam rumah Bulan, dia duduk di ruang tamu yang tidak terlalu besar, mungkin kalo di bandingkan dengan kamarnya masih besaran kamarnya. Meskipun begini tempat ini sangat nyaman, banyak tanaman yang menghiasi depan rumah Bulan, sehingga membuat rumah ini semakin sejuk dan damai.
"Tan boleh saya ajakin anak tante kaluar bentar." kata Bintang meminta izin dari bundanya Bulan. Bintang melihat Mira yang kayaknya enggak percaya dengan Bintang. "Tenang aja tan enggak bakal lama kok." kata Bintang berusaha untuk membuat Mira percaya.
"Iya tante izinin." kata Mira dengan senyumnya. "Eh enggak enak pakek tante, panggil bunda aja deh biar tambah akrab gitu." kata Mira dengan kekehan di akhir kalimatnya.
"Bun."kata Bulan menyikut siku Mira sebagai peringatan, tapi sayangnya Mira menghiraukannya.
" Ya udah sana ganti baju, Bintang udah nungguin tuh."Suruh Mira saat melihat Bulan yang masih berdiam diri.
Bulan beranjak dari tempat duduknya lalu pergi ke kamarnya untuk mengganti baju.
"Udah lama kenal sama Bulan?, gimana orangnya nyebelin ya?, yang pasti cuek, iya kan?" kata Mira menyerbu pertanyaannya.
"Baru kok, emang nyebelin tapi lucu." jawab Bintang dengan kekehan di ujung kalimatnya.
"Yang sabar ya, emang gitu orangnya semenjak..."
"Yuk pergi." kata Bulan memotong pembicaraan Mira.
Belum waktunya dia tau, dia bakal tau dengan berjalannya waktu. Aku tau dia bakal sakit jika dia tau ini dari orang lain, tapi aku enggak bisa untuk membuka semuanya, aku enggak sanggup...
Bintang menggukkan kepalanya dan mencium tangan Mira lalu keluar dari rumah Bulan dan menaiki motornya bersama Bulan.
Menheningkan cipta kembali di mulai, tidak ada yang memulai percakapan. motor Bintang membela jalan, hanya ada suara motor dan mobil di sana, dan Bulan tetap menjaga jarak.
Sabar Bintang..
***
Kepala Bulan dan Bintang di dongakkan menatap langit malam yang di penuhi Bintang dan satu Bulan. Di atas gedung yang lumayan tinggi mereka duduk dan hanya sibuk menatap langit, 'indah' hanya kata itu yang bisa menggambarkan suasana ini.
Dari mana Bintang tau kalo Bulan suka natap langit di malam hari?
"Kata enggak suka Bintang?" tanya Bintang masih menatap Langit.
"Gue bilang enggak suka nama Bintang, bukan Bintang." koreksi Bulan.
Emang tu kuping Bintang kayaknya udah perlu di periksa deh.
Bintang hanya memutar bola matanya males, lalu kembali menatap langit.
"Kayaknya bulan enggak pernah kesepian, selalu di temani beribu bintang." kata Bintang Menatap Langit Malam.
" Menurut gue enggak, Bintang enggak ada di saat langit mendung, padahal saat itu lah dia membutuh kanya."kata Bulan tak sepikiran sama Bintang.
Memang Bintang itu tipe orang yang enggak setia dia dateng di saat langit cerah, dan dia pergi di saat langit mendung.
Untuk apa datang kalau untuk pergi, untuk apa memberi tawa tapi juga memberi luka.
" Bulan hanya perlu menemukan Bintang yang setia, yang bisa menemaninya walau dunia tak mengizinkannya."kata Bintang bijak pada waktunya.
" Apakah itu mungkin?"tanya Bulan sedikit melirik Bintang lalu kembali menatap langit.
" Kita enggak pernah tau kalo kita enggak pernah mencoba, kita tidak akan menemukan kalo kita enggak pernah mencari. "jawab Bintang sebijak mungkin."ya udah gue anter pulang, tadi gue janji sama bunda cuma sebentar." kata Bintang melihat jam yang ada di tangannya lalu berdiri.
"Bunda gue." kata Bulan tak terima ada orang lain yang menggil Bundanya selain dia.
"entar juga jadi Bunda gue." kata Bintang dengan seringai menggodanya.
Pede amat..
"Enggak bakal." kata Bulan dengan muka datarnya, dan masih setia duduk di sana, walaupun Bintang sudah dari tadi menunggunya untuk berdiri.
"ya udah ayo pulang." kata Bintang yang sudah lelah menunggu Bulan untuk berdiri.
Bulan menghembuskan napas kasar lalu berdiri di samping Bintang.
Sungguh sebenarnya Bulan ingin lebih lama di tempat ini, serasa nyaman dan damai.
Entah tempatnya yang bikin nyaman, atau Bintang yang ada di dekatnya.
Jangan lupa vote...
Dan komen.Kritik dan saran di terima..
Bye bye
![](https://img.wattpad.com/cover/202969310-288-k603926.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
The Hope Of The Moon
Подростковая литература#10 in Moon [041119] #2 in Miko [041119] Lebih baik mencari yang pasti Dari pada menunggu yang tak kunjung kembali Lebih baik mencari pengganti Dari pada harus setia pada orang yang selalu menyakiti Lebih baik memilih dia Dari pada harus memilih ora...