09. kok Nurut?

54 36 5
                                    

"Lan gue pulang ya?." kata Leksa setelah selesai mencuci muka dan Bulan yang masih membersihkan tempat tidurnya.

"Kok tumben cepet banget pulangnya?" bukanya menjawab Bulan malah kembali bertanya."Lo masih marah sama gue, karena tadi malem?" Tanya Bulan yang sekarang menatap Leksa seutuhnya.

"Gue mau ngerjain tugas, lagi numpuk soalnya, lagian gue enggak bakal marah sama sahabat gue, gue cuma enggak mau lo kenapa-kenapa." kata Leksa menatap Bulan sendu."gue cuma kangen temen gue yang dulu, yyang ceria, yang murah senyum , yang selalu ker sama gue."

"Gue enggak berubah Sa, gue masih sama kayak dulu, mungkin perasaan lo aja kali." kata Bulan.

Kok Leksa jadi gini sih, padahal orangnya susah buat serius 
"Gue harap kata-kata lo bener, yah udah gue pulang ya."

"Gue anter ke depan." kata Bulan dan di angguki oleh Leksa.

***

Bulan menjatuhkan tubuhnya di kasur, setelah mengantar Leksa ke depan rumahnya.

Bulan mengambil headphonenya yang bergetar. No enggak di kenal. Sebelumnya dia tidak ingin mengangkat telpon itu tapi headphonenya kembali bergetar sehingga Bulan memustuskan untuk mengangkatnya.

Halo!, ini siapa ya?

Gue, Bintang.

LO dapet no gue dari mana?

Setau Bulan dia tidak pernah memberikan no hpnya sama Bintang, lantas dia dapet dari mana.

Enggak penting, sekarang mandi deh lo.

Kok lo jadi nyuruh-nyuruh gue sih, lagian ini kan hari minggu.

Emang kalo hari minggu enggak mandi?

Ya kali enggak mandi. Cantik-cantik kok bau Kebo.

Bodoh

Kata Bulan lalu mematikannya sepihak.

Dia beranjak dari kasurnya lalu ke kamar mandi untuk mandi. Ya ke kamar mandi pasti mandi dong, ya kali sarapan.

Eh tunggu bentar, maksudnya Bulan nurut apa yang di suruh Bintang. Di suruh Bunda aja sampai berkali-kali baru mau itu juga kalo mau, biasanya aja bilangnya 'bentar bun' udah gitu lupa enggak jadi deh.

Setelah selesai mandi Bulan keluar dari kamarnya sambil mengeringkan rambutnya memgunakan handuk, Bulan terkejut melihat Bundanya yang sedang mengobrol dengan Bintang, Pakek ketawa-ketawa, lagi ngomongin apaan sih?, kan Bulan jadi penasaran. Apa mungkin lagi ngomongin dia?

"Udah selesai mandinya?" tanya Bintang sambil mengangkat salah satu alisnya dan menatap Bulan yang bengong di depan pintu kamar.

"Jadi kamu yang suruh Bulan mandi?, pantesan jam segini udah mandi." kata Mira menatap bergantian Bulan dan Bintang.

"Enggak, ini inisiatif Bulan sendiri kok."celetuk Bulan.

" Udah cepetan siap-siap. "kata Mira.

" Siap-siap mau kemana? "tanya Bulan yang sekarang seolah bertanya pada Bintang.

" Udah buruan. "kata Mira dengan menaikkan sedikit nada suaranya.

Sebenernya yang anaknya bunda siapa sih Bulan apa Bintang? Bulan masuk kembali ke kamarnya dengan mulut yang komat-kamit.

***

" Lo enggak sakit? "Tanya Bintang sedikit berteriak karena sekarang dia sedang ada di jalan.

" Lo doai gue sakit. "kata Bulan dengan nada datarnya dan sedikit mencodongkan badannya kedepan.

" Ya kali sakit, kemarinkan lo hujan-hujanan."

" Gue bukan anak kecil. "Kata Bulan dengan mengerecutkan bibirnya seperti anak kecil.

Bintang hanya terkekeh melihat tingkah  Bulan.

" Emang lo punya hubungan apa sih sama Zaki?"

Kok enggak nyambung banget sih tiba-tiba ngomongin Zaki.

"Enggak ada hubungan apa-apa, emang kenapa?" tanya Bulan sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Syukur deh." gumam Bintang.

"Apa?" tanya Bulan yang mendengar suara Bintang  samar-samar, mungkin kalo enggak di jalan Bulan bisa mendengar gumaman Bintang.

"Apanya?"Bukannya menjawab Bintang malah kembali bertanya. Hobi banget kayaknya.

"Tadi barusan lo ngomong apa?" tanya Bulan sedikit berteriak.

"Enggak ngomong apa-apa." jawab Bintang datar.

Bulan hanya mengangkat kedua bahunya acuh.

"oh ya, lo dapet no hp gue dari mana?" tanya Bulan, emang dia masih penasaran sih.

"Penting banget ya?" kayaknya seneng banget sih Bintang balik nanya kayak gini.

Bulan menggukkan kepalanya berulang kali Bintang bisa melihatnya dari kaca spion motornya.

"Dari Leksa."

Dari Leksa, bukanya dia sendiri yang bilang Bulan enggak boleh ngasih harapan sama Bintang, ini malah ngasih no hp Bulan segala lagi. Atau mungkin dia yang nyuruh Bintang buat jemput Bulan, kalo bener pantesan dia pulang pagi-pagi banget.

" Kita sebenernya mau kemana sih?" tanya Bulan yang merasa dia  enggak nyampe-nyampe ke tujuan, lagi pula dia enggak tau ini mau kemana.

"Nyokap gue mintak temenin lo belanja."

"Gue enggak mau." jawab Bulan, dia sih mau-mau aja, tapi dia takut entar mamanya Bintang masalahin tentang ekanominya  yang pasti enggak sebanding sama dia, bahkan sangat jauh. Kayak di senetron-senetron gitu.

"Tenang aja mama gue enggak galak kok, masih galakkan juga lo."

Sejak kapan Bintang bisa baca pikiran orang.

"Enak aja."
"Pokoknya harus mau, gue udah keburu janji sama nyokap gue." kata Bintang dengan nada paksaan.

"Ah nyesel gue ikut, seharusnya gue ngehabisin waktu di rumah aja." adu Bulan. "lagian lo sih pakek nyuruh-nyuruh gue mandi segala."

"Lagian kenapa lo mau, kan lo bisa nolak."

"Ya.. Karena Bunda." jawab Bulan gugup, lagian kenapa sih dia harus nurut sama Bintang, kan dia bisa nolak atau kasih alesan.

Bintang hanya terkekeh, lagian alesannyo enggak masuk akal sih, Bunda aja enggak tua Bintang nyuruh Bulan buat mandi, Tapi bintang hanya bilang itu dalam hati soalnya dia enggak mau buat Bulan kesel, entar dia makin enggak mau lagi nemenin mamanya buat belalanja.

Hai jagan lupa
Tinggalin jejak kalian.

Bye bye

The Hope Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang