02. Bintang Dan Zaki

100 57 7
                                    


Ketika melihat dia kesusahan rasanya ingin sekali membantunya, saat dia sedih hati ini ikut merasakan sakitnya, saat dia bahagaia hati ini ikut merasakan senangnya.
Apa ini cinta?
Tapi tak mungkin cinta datang tanpa mengenal.

"Kantin yuk mik." kata Bintang menoleh kearah Miko yang sibuk memberesakan buku yang berserakan di atas mejanya lalu memasukkannya ke tas.

Bintang hanya memutar matanya malas.

Itulah alasan kenapa bintang hanya membawa satu buku dan pena di saku celana belakangnya, karena males ribet.

"Gue mau ke perpustakaan, pergi aja sana." kata Miko masih sibuk dengan bukunya tanpa melirik Bintang sedikit pun.

Bintang mengangkat kedua bahunya acuh lalu pergi begitu saja.

dia keluar dari kelas dan melalui kolidor demi kolidor kakinya pun seketika berhenti melangkah.

Ia melihat Bulan yang sedang di tarik-tarik oleh seorang cowok yang tak kalah berandalannya dari dia dengan baju yang di keluarkan, rambut yang hampir menutupi semua keningnya. Zaki Arlando.

Siapa yang tak kenal Zaki, cowok yang di idolakan semua perempuan, tapi entah kenapa dia hanya menyukai Bulan, walaupun Bulan sudah menolaknya berulang kali, tapi dia masih saja mengharapkannya, dia yakin Bulan akan luluh.

Bintang mengeram kesal, ia paling tidak suka melihat perempuan di perlakukan seperti itu, seberandal-brandalnya dia tapi dia tidak pernah berbuat kasar pada perempuan.

"Dasar brengsek." satu bogeman mentah mendarat di pipi zaki yang ia dapatkan dari Bintang.

Zaki melototkan matanya tak percaya ini akan terjadi, dia juga bingung baru kali ini ada yang berani membuat masalah kepadanya kecuali seseorang dan sekarang dia telah pergi.

Ia memegang sudut bibirnya dengan jempolnya sambil sedikit meringis.

Bugh

Satu begeman mendarat di pipi Bintang yang ia di dapat dari Zaki.

Bugh

Bugh

Bintang tak tinggal diam dia membalas pukulan dari Zaki dengan membabi buta, ia memukul perut Zaki hingga membuatnya sedikit terbatuk dan tersungkur di lantai.

Bintang menarik golu baju Zaki yang sekarang tertelungkup di lantai.

"Sekali lagi lo ganggu dia, lo berurusan sama gue." gumam Bintang tepat di telinga Zaki dan hanya Zaki yang mendengarnya.

"Zaki, Bintang" teriak pak Bambang.

Semua murid yang mengerumuni mereka seakan memberi jalan pada pak Bambang.

Bintang yang masih memegang golu baju Zaki pun perlahan ia lepaskan karena telah menyadari bahwa ada pak Bambang di sampingnya, dengan muka yang super menyeramkan. Bahkan semua murid yang tadi menonton aksi Bintang dan Zaki kini tidak ada lagi di tempat itu entah kamana.

"Ikut bapak ke ruang BP." kata pak Bambang ketika melihat amarah Bintang dan Zaki mulai redah.

Zaki dan Bintang mengikuti pak Bambang yang sekarang menuju ruang BP.

Sesampainya di ruang BP Bintang dan Zaki duduk dengan kepala yang di tundukannya dan dengan jarak yang berjauhan, dan pak Bambang yang duduk di hadapan mereka.

"Zaki kamu ini tidak bisa apa sekali saja tidak membuat keributan di sekolah, kamu ini mau sekolah apa mau cari musuh."

"Kamu juga Bintang baru masuk tadi udah buat keributan."kata pak Bambang menatap tajam mereka bergantian.

The Hope Of The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang