Apa yang orang bayangkan tentang pernikahan hasil perjodohan?
Canggung, cek-cok, pisah ranjang, egois, saling benci, musuhan lalu lama kelamaan saling jatuh cinta.
Drama sekali ya,
Jangan mengharapkan hal itu di keluarga baru yang satu ini.
--------
Malam itu, keduanya habiskan dengan obrolan santai sedikit canggung. Dibandingkan Taehyung, Suzy yang lebih banyak bicara. Mungkin karena kerjaannya sebagai guru, dia memiliki kemampuan bicara yang baik.
Obrolan santai membuat keduanya merasa nyaman. Hanya pertanyaan tentang pekerjaan, pendidikan mereka sebelumnya, kadang bertanya tentang anggota keluarga masing-masing.
Lalu di akhiri dengan ucapan selamat tidur dari Suzy saat sadar kalau laki-laki di sampingnya tidak menyahut, tidur.
Paginya Suzy hampir jantungan saat membuka mata dan disuguhi wajah polos Taehyung tepat di depannya. Matanya melirik kearah bawah saat merasakan beban di atas pinggangnya.
Apa semalaman posisi mereka seperti ini?
Apa Taehyung sengaja memeluknya atau pria itu tidak sadar dan hanya menganggapnya sebagai guling?
Dengan pelan Suzy memindahkan tangan Taehyung lalu beranjak dari atas ranjang.
Dilihatnya jam sudah menunjukan pukul enam pagi. Masih ada waktu satu jam sebelum dia berangkat kerja.
Di raihnya handuk lalu bergegas menuju kamar mandi. Tapi
"Dasar bodoh."
Suzy menepuk dahinya sendiri saat sadar kalau dia sudah tidak bekerja lagi sekarang. Kebiasaan memang tidak bisa di lupakan dengan cepat, anggota tubuhnya selalu refleks bergerak tanpa di perintah.
Kakinya kembali melangkah dan meninggalkan suaminya yang masih terlelap.
--------
Hampir pukul delapan Taehyung keluar dari kamar. Rambutnya sedikit berantakan dengan kancing baju yang terbuka bagian atas.
Terlihat sangat berkharisma. Suzy akui suaminya memiliki selera Fashion yang bagus. Dia bisa memilih mana yang bagus untuk tubuhnya, karena nyatanya di balik jas dan kemeja besar itu ada sosok kurus di baliknya. Iya, Taehyung itu kelihatannya saja seperti besar, nyatanya dia itu kurus."Pagi." Sapa Suzy sambil meletakkan sepiring nasi goreng kimchi dan kopi di meja makan depan Taehyung.
"Pagi."
"Sebelumnya maaf karena lancang menggunakan barang dan juga bahan disini tanpa izin mu, aku hanya berniat membuatkan sarapan." Suzy membungkukkan badan sedikit.
"Ah, jangan begitu. Disini semuanya milikku dan Suzy itu jadi istri jadi tidak perlu izin. Itu,, pakai saja."
Suzy tersenyum mendengar jawaban Taehyung. "Nde.." sahutnya.
Satu lagi, suaminya terlihat berkharisma saat diam, tapi saat bicara itu terlihat menggemaskan.
Bagaimana cara mengatakannya?
Yang pasti Taehyung bicara dengan cara yang unik walaupun awalnya dia di buat bingung dan sedikit tidak paham. Tapi semakin kesini itu sangat lucu. Makanya dia semangat sekali bertanya ini-itu semalam.
Sambil memakan makanannya, Suzy memperhatikan Taehyung yang sibuk mengenyampingkan sayuran lalu memakan nasinya saja. Terus seperti itu sampai yang tersisa hanya sayuran di piring.
"Terimakasih untuk makanannya." Ujar Taehyung setelah meminum air putih lalu bangkit dari kursi.
"Sama-sama."
"Aku pergi."
Suzy buru-buru menelan makanan lalu menyusul Taehyung yang sedang menggunakan sepatu di depan pintu.
Dia sudah bertekad akan menjadi istri yang baik makanya hal-hal kecil yang biasa suami-istri lakukan dia ingin melakukannya juga.
Taehyung bingung melihat Suzy yang mengangkat tangan kearahnya.
Kenapa?
Apa dia sedang meminta?
Tapi apa?
Bukan mau salimankan ya?
Tapi ini kayak adegan ibu sama ayah kalau mau berangkat kerja.
Kalau bukan, nanti malu.
Suzy menatap bingung Taehyung yang malah mengeluarkan dompet dari saku celana belakang, lalu memberinya kartu kredit.
"Maaf baru kasihnya sekarang. Nanti pake belanja."
Suzy tertawa lepas mendengar ucapan Taehyung. Jadi pria itu mengira kalau dia sedang minta uang?
"Bukan itu, aku hanya ingin cium tangan bukan minta ini. Bolehkan?" Suzy mengangkat kartu di tangannya.
Taehyung menatap Suzy dengan wajah blank.
Kan tetep malu-maluin.
"Maaf,," Taehyung tersenyum kikuk.
"Tidak masalah. Dan urusan belanja, sepertinya kita memang butuh belanja kebutuhan dapur." Ujar Suzy.
"Itu pakai kartu itu saja kalo belanja. Buat pegangan."
"Kalau begitu aku akan pegang kartu ini. Terima kasih... Tapi sepertinya aku butuh bantuanmu, aku belum tahu jalan."
Taehyung terdiam, dia sedang mengingat-ingat jadwalnya di kantor hari ini.
"Aku pulang pukul enam. Berangkat abis pulang."
"Baiklah, kalau begitu aku akan bersiap sebelum jam enam. Selamat bekerja."
Suzy kembali mengangkat tangan.
"Bolehkah?"
Kali ini di sambut dengan tangan bukan kartu lagi. Walaupun sedikit canggung, Taehyung menatap Suzy yang benar-benar mencium punggung tangannya bukan sekedar menempelkan tangan ke dahi atau ke hidung atau ke pinggir wajah seperti kebanyakan orang jaman sekarang lakukan, tapi Suzy benar-benar mencium punggung tangannya.
"Hati-hati di jalan."
Taehyung langsung membuka pintu dan pergi begitu Suzy melepaskan tangannya.
"Kyeopta." Suzy tersenyum lebar melihat tingkah malu-malu Taehyung. Dia merasa jadi seperti pedofil sekarang.
Langkahnya kembali ke meja makan untuk menghabiskan sarapan sebelum di lanjut beres-beres rumah.
Di liriknya piring Taehyung dengan sisa sayuran di atasnya dan secangkir kopi yang masih utuh.
"Kenapa kopinya gak di minum? Kan sayang." Ujar Suzy sebelum meminum kopi dalam satu kali tegukan. Kan, dari pada di buang, mending dia yang minum.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Face of Love
FanfictionTidak ada definisi pasti tentang cinta. Karena itu setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam mengartikan apa itu cinta....