"gak bisa gitu dong dek. Kita udah bikin jadwal dari jauh hari sama perusahaan ini. Bisa-bisa mereka membatalkan kerjasama dengan kita kalau kamu gak hadir ." Yoongi protes saat Taehyung mengatakan dia tidak bisa ikut rapat malam nanti.
"Ya kan bisa kak Yoon yang gantiin." Sahut Taehyung
"Tapi mereka kan maunya sama C-E-O, bukan direktur." Ucap Yoongi tak mau kalah.
"Gak ada beda. Aku atau sama kak Yoon, kerjasama masih bisa jalan." Keukeuhnya.
Yoongi menghela nafas. Kadang adik sepupunya itu kalau sudah keras kepala suka sulit sekali untuk merubahnya.
"Kasih aku satu alasan kenapa kamu gak mau ikut rapat?" Pinta Yoongi.
"Kan bilang tadi, mau pulang." Ucap Taehyung dengan senyum kotak di akhir.
"Kalau begitu, aku juga izin gak hadir rapat karena ingin pulang."
"Kak jangan gini dong." Taehyung mencoba membujuk Yoongi yang sekarang duduk santai di sofa. Mencoba bersikap acuh dengan menenggak kopi miliknya.
"Suzy tunggu, anter belanja katanya." Ucap Taehyung akhirnya.
Yoongi menjauhkan gelas dari depan bibirnya lalu sengaja menyipitkan mata.
"Ngedate huh?" Ujar Yoongi, kedua alisnya naik turun menggoda sang adik yang sekarang wajahnya sudah memerah. "Astaga, dasar perjaka. Di goda begitu juga udah kayak kepiting rebus." Oloknya.
"Kak Yoongi!"
"Apa?"
"Kalo ngomong sembarangan."
"Emang bener kan? Per-ja-ka?" Ejek Yoongi semakin semangat menggoda Taehyung yang sekarang semakin memerah wajahnya.
"Terserah aku marah. Gak rapat. Urus sendiri." Taehyung beranjak mengambil tas kantor dan juga kunci mobil.
"Beres ngedate minta jatah dek." Teriak Yoongi karena Taehyung sudah ada di ambang pintu.
"Kak Yoon jorok. Aku bilangin ibu." Balas Taehyung dengan suara kencang. Setelahnya terdengar suara pintu tertutup dengan keras.
Yoongi tertawa keras. Menggoda Taehyung menjadi hiburan tersendiri untuknya. Karena memang biasanya urusan meeting dan kesepakatan kerja sama dia yang selalu ambil alih, paling Taehyung hanya sesekali menemani. Tau sendiri Taehyung punya problem speaking.
Getaran di saku celana meredakan tawanya.
"Udah nyampe?"
"Minta kak Jin aja yang jemput atau Namjoon, aku ada rapat hari ini."
"Adek gak ada, dia mau ngedate sama istrinya."
"Iya iya, ke rumah ibu aja pulangnya, nanti aku pulang ke sana juga."
Yoongi menutup panggilan di ponselnya kemudian beranjak menuju meja Taehyung guna mengambil beberapa berkas untuk rapat nanti.
---------
Lagi
Sayur lagi
Soju lagi
Ramyun lagi
Kopi lagi
Ini kenapa Suzy belanjanya yang dia gak suka semua.
Mau protes tapi takut Suzynya kesinggung. Taehyung yang bertugas memegang troli terus memperhatikan bahan-bahan yang Suzy masukan.
Bukan hanya sayuran tapi daging, buah-buahan dan juga bumbu semuanya lengkap.
"Ada yang mau kamu tambahin? Cemilan atau apa?" Tanya Suzy saat dirinya selesai memasukan beberapa perlengkapan mandi.
"Aku cola aja sekalian ke kasir."
"Kalo gitu, kamu duluan ke kasir gak masalah? Ada yang mau aku beli lagi."
"Beli apa? Sekalian aja, biar masukin troli."
Suzy menggigit bibir bawahnya, sedikit ragu untuk mengatakan kalau dia harus ke bagian perlengkapan wanita.
"Yakin mau ikut? Aku mau beli.." Suzy berjinjit sedikit guna mendekati telinga Taehyung. "..pembalut." bisiknya.
Taehyung mengerutkan keningnya mendengar ucapan Suzy. Pembalut?
Pembalut ya?
Taehyung tidak menjawab, dia hanya menganggukkan kepalanya tanda dia akan ikut.
"Kamu beneran? Nggak malu?" Suzy pikir pria itu akan kaget atau seenggaknya merasa malu atau canggung saat dirinya mengatakan pembalut, tapi tidak ada perubahan ekspresi yang kentara, pria itu diam sebentar sebelum mengangguk.
"Kenapa malu? Aku bayar kok nggak hutang dulu."
Astaga. Kok polos banget ya suaminya. Bukan itu maksud dia.
"Enggak, cuma itu biasanya laki-laki suka malu kalau berhubungan dengan kebutuhan wanita yang seperti itu." Ujar Suzy ragu takut Taehyung tersinggung.
"Aku nggak. Ayo sekalian saja biar nanti nggak cari."
Taehyung menarik troli ke bagian kumpulan pembalut. Di bandingkan Suzy dia jauh lebih tahu posisi barang karena itu tempat dia biasa belanja.
Suzy?
Dia mengekor di belakang dengan wajah yang masih sedikit terkejut dengan sikap suaminya. Dia sedang menyusun puzzle tentang sifat Taehyung. Ternyata selain polos pria itu terlihat cuek dengan sekitar.
Contohnya seperti sekarang.
"Biasa yang mana? Yang ini apa ini."
Mengacuhkan pandangan orang dan juga bisikan-bisikan sekitar, Taehyung mengangkat kedua tangannya yang memegang dua merk pembalut berbeda ke arah Suzy.
Suzy dengan segera mendekat kearah Taehyung dan mengambil keduanya dengan cepat. Memasukan salah satunya kedalam troli dan menyimpan yang lain ke tempat semula.
Dengan wajah yang memerah, Suzy menarik lengan Taehyung untuk segera beranjak dari sana.
"Jangan malu. Seperti kamu aku pembiasaan juga." Ujar Taehyung pelan.
------------
KAMU SEDANG MEMBACA
Face of Love
Fiksi PenggemarTidak ada definisi pasti tentang cinta. Karena itu setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam mengartikan apa itu cinta....