Taehyung di buat panik tengah malam. Matanya tidak lengah sedikitpun guna mengawasi keadaan Suzy. Posisinya duduk di atas ranjang di sebelah Suzy, kedua tangan mengepal dengan mata awas. Membuat Suzy yang sedang meringis malah ingin tertawa melihatnya.
"Tidur saja. Besok kamu harus berangkat kerja. Lagi pula aku sudah biasa begini, nanti juga reda sendiri." Suzy mencoba meyakinkan Taehyung.
Dia tidak sakit parah, hanya mulas karena bawaan menstruasi. Dia memang selalu begitu tiap awal periode.
"Masih sakit?" Tanya Taehyung dengan wajah meringis.
Ini yang mulas sebenarnya siapa? Kenapa malah dia yang meringis begitu?
Percaya saja, rasa sakitnya sedikit reda saat melihat wajah khawatir Taehyung.
"Sudah mendingan."
Taehyung mengalah memilih membaringkan tubuh dan tidak lupa guling di simpan di tengah. Untuk pertahanan katanya. Padahal tidak berguna karena gulingnya selalu berakhir di lantai.
Cukup lama hening. Suzy masih belum bisa tidur. Tangannya sesekali memindahkan air hangat dalam botol di perut.
Taehyung yang membuatkan itu saat melihat Suzy tertatih menuju dapur untuk buat sendiri.
"Ibu gak sakit kalau lagi begitu. Gak tau makanya harus di apa." Ucap Taehyung tiba-tiba.
Suzy melirik kearah samping.
"Aku kira sudah tidur."
"Belum merem. Lalu penasaran kenapa sakit tapi ibu nggak."
"Nggak semuanya sama. Biasanya tiap wanita memiliki keluhan yang beda. Ada yang mules, ada yang sering sakit badan, sampai ada yang jadi sering buang angin. Tapi ada juga yang gak ada keluhan sama sekali. Entahlah."
Suzy merasa aneh sendiri, ini Taehyung tidak canggung atau gimana ya? mereka membahas masalah begini loh.
"Ohh."
Hanya segitu tanggapan Taehyung. Tidak ada tambahan lagi setelah beberapa lama Suzy menunggu. Ternyata suaminya sudah terlelap.
Tak lama Suzy merasakan pergerakan dari sampingnya.
Dia tidak perlu memasang rekam cctv untuk tahu bagaimana mereka selalu berakhir berpelukan di pagi hari. Karena nyatanya dia melihat sendiri bagaimana proses itu.
Di awali dengan Taehyung yang memeluk guling di tengah-tengah mereka, lalu berbalik ke arah lain. Tidak lama pria itu berbalik lagi tanpa guling dan menjadikan Suzy sebagai penggantinya.
Ahh begitu rupanya.
Tidak berniat menyingkir atau menepis tangan Taehyung di atas badannya, Suzy memilih memiringkan badan dan menghadapkan wajahnya berhadapan dengan Taehyung. Lalu tersenyum kecil sebelum memejamkan mata.
Sedikit aneh, tapi pelukan Taehyung terasa hangat dan nyaman.
"Good night." Gumamnya.
------------
Seperti biasa, Suzy yang bangun terlebih dahulu walaupun dia tidur larut semalam. Matanya seperti mesin, tiap jam enam pagi dia sudah akan terbangun.
Seperti hari biasanya dia akan membersihkan diri terlebih dahulu lalu bergegas ke dapur untuk menyiapkan sarapan mereka.
Bukan hal sulit untuknya memasak. Suzy sudah lama tinggal sendiri dan jauh dari keluarga, pekerjaan rumah sudah menjadi hal biasa untuknya.
"Pagi."
Lalu sapaan itu akan Suzy terima di tengah-tengah acara memasaknya.
"Pagi." Balasnya "Sarapan hari ini sup. Gak masalah?"
Gelengan dan senyum tipis Suzy terima. Dia awalnya merasa ragu membuat menu itu mengingat Taehyung yang jarang makan sayur. Tapi karena dia selalu makan itu setiap sakit karena datang bulan, jadi dia membuatnya.
Kalau nanti Taehyung tidak makan dia bisa menggantinya dengan roti saja untuk pria itu, pikirnya.
"Selamat makan." Ucap Suzy setelah meletakan semua hidangan di meja.
Di dekatnya bisa Taehyung lihat, ada segelas kopi dan air putih lalu sepiring nasi dengan mangkuk sup di sampingnya.
Lagi
"Terima kasih." ujar Taehyung.
Meminum air putih lalu mulai sarapan begitupun dengan Suzy.
"Sakit itu gimana perutnya?" Taehyung membuka obrolan.
"Apa?" Suzy sedikit bingung di balas dengan wajah bingung Taehyung juga.
"Ahh mulas yang semalam? Sudah sembuh. Maaf membuatmu cemas." Ujar Suzy saat paham maksud perkataan Taehyung.
"Syukurlah." Ucap Taehyung. Dia lumayan lega tau Suzy lebih baik, tapi dia juga masih ada sesuatu yang ingin dia bicarakan dengan Suzy.
Karena merasa ragu dia tidak jadi membuka mulut dan setelahnya menyempatkan diri menyesap sedikit kopi lalu beranjak.
"Aku selesai." Taehyung beranjak dan diikuti oleh Suzy.
Biasa tidak biasa hal itu rutin mereka lakukan sekarang, masih canggung, tapi seenggaknya tidak seperti pertama kali.
Tangan Suzy selalu terangkat di sana saat Taehyung selesai memasang sepatu.
"Aku pergi. Rumahnya hati-hati."ucap Taehyung saat Suzy selesai mencium tangan.
"Hati-hati juga di jalan." Balas Suzy. "Jangan lupa nanti malam kita di suruh ke rumah ibu." Tambahnya.
"Usahakan ingat nanti." Ucap Taehyung sebelum berjalan cepat ke arah mobil.
"Dia kenapa? Apa masih gugup sampai berkeringat begitu?"
---------
"Dek kok pucet?"
"Kamu sakit?"
"Kenapa malah ke kantor?"
"Hei, masih bisa denger kakak?"
Giliran Yoongi yang panik. Dia berniat menyerahkan beberapa berkas laporan ke ruangan Taehyung, tapi begitu masuk dia melihat Taehyung yang berbaring di sofa dengan wajah pucat.
"Kak Yoon berisiik." Ucap Taehyung dengan suara serak.
"Ya! Kenapa bisa begini? Diam dulu biar kakak panggilkan ambulans." Yoongi buru-buru men-dial nomor salah satu rumah sakit tapi di cekal Taehyung.
"Gak pake ambulan. Angkat kak Yoon aja." Ujarnya lemah.
"Ya kamu pikir kamu ini anak kecil yang bisa aku gendong dengan gampang."
"Gak ambulan juga. Kak Namjoon."
"Namjoon lama. Aku panggil karyawan yang lain aja, mau?"
Taehyung menggelengkan kepala lalu meringis karena pusing.
"Kak Namjoon aja kak."
"Dasar keras kepala." Ucap Yoongi dengan satu tangan mengelus kepala Taehyung. Satu tangan nya dia gunakan untuk menghubungi Namjoon.
"Ke kantor sekarang. Adek sakit."
TBC..

KAMU SEDANG MEMBACA
Face of Love
Fiksi PenggemarTidak ada definisi pasti tentang cinta. Karena itu setiap orang memiliki jalannya masing-masing dalam mengartikan apa itu cinta....