Ringkasan program kerja KKN Kelompok 10 di SMP Negeri 6 Linggang Bigung, termasuk tambahan dari pihak sekolah mengenai kebun hidroponik:
1. Program Pengelolaan Sampah
Tujuan: Meningkatkan kesadaran siswa tentang pentingnya pemilahan sampah dan daur ulang.
Kegiatan:
- Pembuatan tempat sampah terpisah untuk sampah organik, non-organik, dan daur ulang.
- Sosialisasi pemilahan sampah melalui poster, pamflet, dan media sosial sekolah.
- Kompetisi antar kelas terkait pemilahan sampah dengan penghargaan bagi kelas terbaik.
2. Program Kebun Sekolah
Tujuan: Mengajarkan siswa tentang pertanian dan keberagaman tanaman, serta meningkatkan kesadaran lingkungan.
Kegiatan:
- Membuat area kebun sekolah dan melibatkan siswa dalam proses penanaman serta perawatan.
- Mengadakan edukasi tentang botani dan berkebun, serta melibatkan ahli lokal untuk memberikan materi kepada siswa.
- Membuat proyek seni yang berkaitan dengan lingkungan dan tanaman.
3. Program Kebun Hidroponik (Tambahan dari Sekolah)
Tujuan: Mempromosikan teknik pertanian modern yang hemat lahan dan ramah lingkungan.
Kegiatan:
- Pembuatan instalasi kebun hidroponik di area sekolah.
- Edukasi kepada siswa mengenai cara menanam dengan sistem hidroponik dan manfaatnya.
- Melibatkan siswa dalam merawat kebun hidroponik dan memantau pertumbuhan tanaman.
Kelompok 10 berkumpul di salah satu sudut ruang kelas SMP Negeri 6 Linggang Bigung, berdiskusi dengan serius mengenai langkah pertama pelaksanaan program kerja KKN mereka. Ruangan itu sunyi sejenak setelah Ave, sang sekretaris, menyampaikan sebuah pernyataan yang membuat semua orang mulai berpikir.
"List lengkap program kerja kita sudah aku buat," kata Ave sambil menatap lembaran di tangannya. "Kita harus prioritaskan mana yang mau dikerjain duluan."
Dani, ketua kelompok, mengangguk pelan. "Aku rasa, kita bisa mulai dengan kebun sekolah dan kebun hidroponik dulu. Keduanya kan ada di lahan yang sama. Kalau kita bisa atur dengan baik, bisa jalan bareng."
"Kebun sekolah dan hidroponik?" tanya Tamara, sambil menekankan pertanyaan itu. "Maksudnya, dikerjain bersamaan di satu waktu?"
Ave menjawab, "Iya, kan lahan yang disediakan sekolah buat kedua program itu sama. Jadi, kalau kita mau efisien, sebaiknya kita mulai dari situ."
"Masuk akal," Sevia menimpali. "Tapi kita harus buat rencana yang jelas, step by step-nya. Jangan sampai semua jalan setengah-setengah."
Rudi mengangguk setuju, "Kalau kita kerjain secara paralel, gimana caranya biar dua program ini gak tabrakan? Mungkin kita bisa bagi dua tim? Satu tim fokus di kebun sekolah, yang lain di hidroponik."
"Kebun hidroponik kan lebih teknis, mungkin kita bisa mulai dulu dari persiapan untuk instalasi. Nah, kebun sekolah, lebih ke penanaman awal," kata Sari yang punya pengetahuan biologi lebih dalam soal tanaman. "Jadi mungkin kita perlu rencana yang dibagi dua, satu untuk hidroponik dan satu untuk kebun tradisional."
Dani mengambil inisiatif, "Oke, kalau gitu kita mulai dari lahan. Pertama, kita harus bersihkan dulu, pastikan area untuk kebun hidroponik dan kebun biasa itu bersih. Baru setelah itu, kita bagi tugas. Yang ngerti soal teknis hidroponik mungkin bisa fokus buat instalasi dulu."
"Aku bisa bantu bagian instalasi hidroponik," sahut Rudi. "Aku udah baca-baca soal itu, dan kita butuh peralatan kayak pipa PVC, pompa air, dan wadah untuk media tanamnya. Mungkin aku bisa mulai cari tahu dari mana kita bisa dapet barang-barang itu dengan harga terjangkau."
"Aku bantu bagian pembersihan dan persiapan tanah untuk kebun tradisional," ujar Sevia, yang sudah membayangkan proses penanaman.
Tamara menambahkan, "Kalau aku, bisa bantu desain area kebun supaya kelihatan menarik. Kan ini program buat edukasi juga, kita bisa bikin papan informasi soal tanaman apa yang kita tanam, sama jenis-jenis tanaman hidroponik."
"Bagus banget itu, Tamara," kata Ave sambil mencatat ide-ide yang sudah muncul. "Jadi langkah pertamanya, kita bersihkan dulu lahannya, lalu kita bagi dua tim seperti yang Rudi bilang. Tim satu fokus ke instalasi hidroponik, tim dua siapin kebun tradisional."
"Jangan lupa, kita juga butuh alat-alat berkebun, kayak sekop, cangkul, dan bibit tanaman. Kita harus cek lagi apa sekolah sudah nyediain semua, atau kita harus beli sendiri," Sevia mengingatkan.
Dani berpikir sejenak, kemudian berkata, "Aku akan koordinasi dengan kepala sekolah soal alat-alat yang dibutuhkan, jadi kita gak keluar biaya pribadi terlalu banyak."
"Dan kalau perlu beli sendiri, kita bisa pakai dana dari kas KKN," Ave menambahkan. "Tapi semoga, pihak sekolah bisa bantu."
Rudi kemudian menyodorkan ide tambahan. "Gimana kalau kita bikin jadwal harian? Jadi, misalnya, Senin dan Rabu fokus di hidroponik, Selasa dan Kamis di kebun tradisional. Nanti Jumat evaluasi. Kalau kita disiplin, dua-duanya bisa jalan bareng."
"Setuju!" kata Sari. "Aku juga bisa bantu ajarin anak-anak soal jenis-jenis tanaman saat mereka ikut merawat kebun tradisional nanti."
Dani mengakhiri diskusi dengan nada optimis, "Oke, semuanya setuju ya? Besok kita mulai dengan pembersihan lahan. Rudi, kamu siapkan apa aja yang kita butuhin buat hidroponik, dan Sevia, kita cek sama kepala sekolah soal alat berkebun. Kalau semua sudah siap, kita bisa mulai realisasikan program kerja ini dengan efektif."
"Deal!" jawab mereka serempak, dengan semangat yang semakin besar untuk menjalankan program kerja mereka.
Dengan perencanaan yang rapi dan pembagian tugas yang jelas, kelompok 10 siap menghadapi tantangan pertama dalam KKN mereka.
Notulensi Hasil Rapat Rencana dan Pembagian Tugas Program Kerja Kelompok 10:
Langkah Pertama: Pembersihan Lahan
Tugas: Membersihkan area kebun yang akan digunakan untuk kebun tradisional dan hidroponik.Tim: Seluruh anggota kelompok.
Pembagian Tugas Setelah Pembersihan:
Tim 1 (Hidroponik): Fokus pada instalasi kebun hidroponik.
Rudi: Menyiapkan instalasi hidroponik (pipa PVC, pompa air, wadah media tanam).
Tugas tambahan: Cari peralatan dengan harga terjangkau.
Tim 2 (Kebun Tradisional): Fokus pada persiapan tanah dan penanaman.
Sevia: Memastikan persiapan tanah untuk kebun tradisional.
Tamara: Desain area kebun dan pembuatan papan informasi tentang tanaman.
Koordinasi dengan Sekolah:
Dani: Koordinasi dengan kepala sekolah terkait alat-alat berkebun yang dibutuhkan (sekop, cangkul, bibit).
Jika perlu: Gunakan dana kas KKN untuk membeli peralatan yang kurang.
Jadwal Harian:
Senin & Rabu: Fokus pada instalasi hidroponik.
Selasa & Kamis: Fokus pada kebun tradisional.
Jumat: Evaluasi mingguan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Internship
AventuraUpdate tiap hari setiap jam 10 pagi Sebuah cerita selama magang sebagai guru