Keesokan harinya mereka bertemu dengan pihak sekolah untuk mempresentasikan rencana mereka.
Ave memulai pertemuan dengan semangat, "Selamat pagi, Bapak Abdul dan Bapak Mikael. Kami sudah menyiapkan rencana untuk sosialisasi pemilahan sampah di sekolah. Kami ingin memastikan semua siswa memahami cara menggunakan sistem tempat sampah yang baru dan pentingnya memilah sampah."
Tamara melanjutkan, "Kami berencana mengadakan sesi edukasi di kelas-kelas. Kami akan menjelaskan setiap kategori sampah dan bagaimana cara membuangnya dengan benar. Selain itu, kami juga akan memberikan materi edukasi berupa pamflet dan QR code yang bisa di-scan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut."
Kepala Sekolah Abdul menyambut baik rencana tersebut, "Kalian sudah melakukan pekerjaan yang sangat baik. Sosialisasi ini sangat penting agar siswa bisa mematuhi sistem baru ini. Kami mendukung sepenuhnya dan siap membantu dalam pelaksanaannya."
Waka Kesiswaan Mikael menambahkan, "Pastikan juga ada sesi tanya jawab setelah sosialisasi agar siswa bisa lebih memahami jika ada yang kurang jelas. Kami juga akan mendukung dengan menyediakan waktu di kelas untuk kegiatan ini."
Dengan persetujuan dari pihak sekolah, Sevia dan Sari mulai menyiapkan pamflet dan QR code yang berisi informasi tentang cara memisahkan sampah dan daur ulang. Mereka menempelkan pamflet tersebut di mading sekolah dengan hati-hati.
Sevia berkata sambil menempelkan pamflet, "Ini dia pamflet yang menjelaskan berbagai jenis sampah dan cara memilahnya. QR code di sini akan membawa siswa ke halaman dengan informasi lebih lanjut. Semoga ini memudahkan mereka."
Sari menambahkan, "Aku sudah uji QR code-nya, dan semuanya berfungsi dengan baik. Semoga ini bisa membantu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengelolaan sampah."
Setelah selesai menempelkan pamflet di mading, Sevia dan Sari bergabung dengan Ave dan Tamara untuk melaksanakan sosialisasi ke kelas-kelas. Mereka mulai dengan mengunjungi kelas-kelas yang telah dijadwalkan.
Di kelas pertama, Ave memulai presentasi dengan penuh antusiasme, "Selamat pagi, teman-teman! Hari ini kita akan belajar tentang pentingnya memilah sampah dengan benar. Kita punya sistem baru di sekolah untuk membantu kita menjaga kebersihan lingkungan."
Tamara menambahkan, "Kalian akan melihat ada tempat sampah baru di sekolah dengan berbagai kategori. Misalnya, tempat sampah untuk sampah organik, plastik, dan kertas. Pastikan kalian membuang sampah pada tempatnya."
Salah satu siswa bertanya, "Bagaimana jika kita tidak yakin jenis sampahnya masuk kategori apa?"
Ave menjawab dengan sabar, "Itu pertanyaan yang bagus! Kalian bisa melihat label di tempat sampah dan juga membaca pamflet yang sudah kami tempelkan di mading. Selain itu, QR code di pamflet bisa memberikan informasi lebih lengkap."
Setelah sesi tanya jawab yang produktif, Sevia dan Sari membantu menjelaskan materi tambahan dan mengingatkan siswa untuk memanfaatkan QR code dan pamflet di mading.
Di sela-sela aktivitas sosialisasi dan edukasi, Dani dan tim juga merancang sebuah kompetisi untuk menambah semangat siswa dalam mematuhi sistem pemilahan sampah yang baru. Kompetisi ini bertujuan untuk memotivasi siswa agar lebih konsisten dalam memilah sampah dan sekaligus mengapresiasi kelas yang paling berkomitmen terhadap pengelolaan sampah yang baik.
Dani memulai rapat dengan tim, "Teman-teman, untuk memastikan semua siswa benar-benar mematuhi sistem pemilahan sampah ini, aku pikir kita bisa mengadakan kompetisi antar kelas. Ini akan menjadi cara yang menyenangkan sekaligus efektif untuk meningkatkan kesadaran mereka."
Ave menanggapi dengan antusias, "Itu ide yang bagus! Kompetisi ini bisa membuat siswa lebih termotivasi untuk mematuhi aturan. Bagaimana kalau kita bagi kompetisi ini menjadi beberapa kategori? Misalnya, kategori kelas dengan tingkat kepatuhan tertinggi dalam pemilahan sampah, atau kategori kelas yang paling kreatif dalam mengurangi sampah."
Sevia menambahkan, "Kita bisa memanfaatkan sistem pengumpulan data dari tempat sampah yang ada. Setiap bulan, kita bisa menghitung jumlah dan jenis sampah yang dipisahkan dengan benar dari masing-masing kelas. Dengan begitu, kita bisa menilai kelas mana yang paling taat."
Sari juga memiliki ide tambahan, "Bagaimana kalau kita tambahkan penghargaan untuk kelas yang menang? Misalnya, sertifikat penghargaan atau hadiah kecil. Ini bisa menjadi insentif tambahan bagi siswa untuk lebih bersemangat."
Setelah diskusi, tim sepakat untuk mengadakan kompetisi pemilahan sampah dengan rincian sebagai berikut:
Kategori Kompetisi:
Kelas dengan Tingkat Kepatuhan Tertinggi: Berdasarkan data pemilahan sampah yang paling konsisten dan akurat.
Kelas Paling Kreatif dalam Pengurangan Sampah: Kelas yang menunjukkan kreativitas dalam mengurangi atau mengelola sampah dengan cara-cara inovatif.
Pengumpulan Data:
Setiap kelas akan memiliki petugas pemantau untuk memastikan pemilahan sampah dilakukan dengan benar.
Data pemilahan akan dikumpulkan setiap akhir bulan dan dianalisis untuk menentukan pemenang.
Penghargaan:
Sertifikat penghargaan untuk kelas pemenang.
Hadiah kecil, seperti alat tulis atau buku, sebagai bentuk apresiasi.
Jadwal Kompetisi:
Kompetisi akan berlangsung selama tiga bulan, dengan evaluasi dan pengumuman pemenang pada akhir periode pelaksanaan KKN
Tamara berkata, "Ini pasti akan membuat semua siswa lebih bersemangat. Kita harus pastikan pengumuman dan sosialisasi mengenai kompetisi ini dilakukan dengan baik agar semua kelas tahu dan terlibat."
Dani setuju, "Kita akan mengumumkan kompetisi ini di setiap kelas dan memastikan semua siswa paham aturan dan tujuan dari kompetisi ini. Semoga ini bisa mendorong semua orang untuk lebih serius dalam memilah sampah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Teacher Internship
PertualanganUpdate tiap hari setiap jam 10 pagi Sebuah cerita selama magang sebagai guru