47 Jalan Terbaik

1K 73 10
                                    

~

Sosok yang menjadi awal kehancuran rumah tangga Kholif dan Ayesha kembali menampakkan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok yang menjadi awal kehancuran rumah tangga Kholif dan Ayesha kembali menampakkan dirinya. Ia mencari Kholif di rumah sakit dan berakhir di taman saat pria itu mencari ketenangan. Untuk sekian lama, Kholif kembali menyentuh benda yang mengeluarkan asap itu. Apalagi kalau bukan rokok.

Akhir-akhir ini, rokok memang menjadi pelampiasannya akibat banyak pikiran memikirkan rumah tangganya yang entah akan berakhir seperti apa. Ia mengepulkan asapnya di udara.

"Kamu ngerokok lagi?" tanya Zahra dari arah belakang. Kholif tidak menyangka akan semudah itu orang menemukannya.

"Bukan urusan kamu," jawab Kholif dengan ketus.

Zahra mendekat berusaha untuk merayu kembali pria itu. "Berhenti merokok yah. Nanti kamu sakit."

Kholif menggeser tubuhnya dan menjauh dari gadis itu. Ia tidak ingin ada fitnah. Sudah cukup rumah tangganya berada diujung tanduk. Ia tidak ingin lagi adanya isu miring yang membuat Ayesha sakit hati dan malah semakin membencinya.

"Sakit dihati saya gak sebanding."

Zahra menghela napas lelah. "Aku kayak gini karna masih sayang sama kamu, Lif. Bukan tanpa alasan aku perhatian sama kamu."

"BISA KAMU DIAM?!" Bentakan Kholif membuat Zahra terperanjat kaget. "Saya lagi gak mau marah-marah. Jangan pancing emosi saya."

"Lif!" Gadis itu mendekat dan hendak memegang tangan Kholif.

"ZAHRA, STOP!" Kholif menatap nyalang gadis itu. Ia pun menunjuk tepat diwajah Zahra. "Jangan jadi perempuan murahan. Saya malah makin benci sama kamu kalo kamu kayak gini. Karna kamu, rumah tanggaku hancur."

Emosi Zahra pun ikut terpancing. Ia tidak sepenuhnya merasa bahwa dirinya penyebab hancurnya rumah tangga Kholif. Kenapa ia yang harus disalahkan?

"Kok kamu nyalahin aku, sih? Kenyataannya itu keluar dari mulut kamu. Ayesha dengar itu semua dari mulut kamu. Bukan aku," jelas Zahra dengan nada yang naik satu oktaf.

Kholif membuang rokoknya. "Kamu masih gak ngerti, yah? Kehadiran kamu yang bikin semuanya hancur. Kenapa sih kamu harus datang lagi? Saya udah lupain kamu."

Zahra mulai menjatuhkan air mata. Sungguh, Kholif tidak berperasaan. Ia kehilangan sosok pria yang dulunya sangat perhatian padanya, meskipun Kholif sangat jauh dari Allah. Jika boleh memilih, Zahra akan memilih Kholif yang dulu.

Gadis itu memeluk Kholif dengan erat. Seketika, tubuh pria itu menegang. Ia sangat takut jika ada yang melihatnya. Meskipun ia tau Allah sudah melihatnya.

GoodBye, Memories! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang