52 Antara Dua Rasa

957 80 6
                                    

~

Kholif terlihat gelisah dalam tidurnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kholif terlihat gelisah dalam tidurnya. Air matanya mengalir membasahi tempat ia terbaring. Bahkan saat tidur, pria itu merasa sakit dan sedih hingga terisak.

Fidah yang mendapati putranya seperti itu tidak kalah panik. Ini kali pertama ia melihat Kholif tertidur, bermimpi dan membuatnya menangis terisak. Ia yakin Kholif merasa terpukul dalam tidurnya.

"Lif, bangun Nak!" Fidah menggoyangkan bahu putranya.

"Jangan bikin Umi takut," imbuhnya. Namun, tiada respon darinya. Lisannya hanya menyebutkan satu nama.

"Ayesha," lirihnya.

Mendengarnya, Fidah hanya bisa menutup wajahnya. Ia tidak sanggup mendeskripsikan perasaannya melihat putranya seperti saat ini.

"Bangun." Kini sosok yang membangunkan pria itu beralih peran.

Suara sayup-sayup yang Kholif dengar semakin menuntunnya untuk mengikuti sebuah cahaya. Ia berusaha untuk sadar bahwa ia mendengar suara istrinya meski terkesan malas.

"Mas, ih! Bangun! Tadi manggil-manggil nama aku," kesal Ayesha saat tidak mendapat respon dari Kholif.

Berbeda dengan Kholif yang berusaha mengumpulkan kesadaran. Jika ia masih berada dialam mimpi, jangan bangunkan kalau itu bisa membuatnya bertemu dengan istrinya. Namun, perlahan mata Kholif terbuka sembari menyesuaikan dengan cahaya ruangan yang menyilaukan matanya.

Tepat disebelahnya, ada sosok wanita duduk dikursi roda yang berhasil membuatnya menangis. Dengan sigap, ia bangun lalu memeluk sosok itu sangat erat hingga membuat yang dipeluk kesusahan bernapas.

"Mas, se-sesak!" keluhnya hingga pria itu melonggarkan pelukannya.

Tangis Kholif pecah dibahu wanita itu hingga membuat Ayesha tertegun. Ada apa?

"Ini gak mimpi, kan? Saya gak lagi mimpi, kan?" tanya Kholif bersuara liarih disela isakan tangisnya.

"Kalo ini mimpi, saya gak mau bangun," lanjutnya.

Ayesha yang masih mode bingung hanya bisa membalas pelukan pria itu dengan sedikit keraguan.

"Kenapa, Mas?" tanyanya dengan suara lembut. Setidaknya hubungan mereka harus membaik sebelum semuanya berakhir.

Kholif melepas pelukannya dan memeriksa seluruh tubuh istrinya dan terakhir tangannya ia letakkan di dada sebelah kiri, tempat jantung Ayesha berada.

GoodBye, Memories! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang