50 Bidadari Hati

754 68 9
                                    

Kalo moodnya dan feelnya lagi dapet, biasanya aku langsung up setelah nulis part lanjutannya.

Selamat melanjutkan bacaan yang membuat hati kalian jadi nano-nano😋

Note: Baca sambil dengerin lagu Sekali Ini Saja - Glenn Fredly🎶

~

Perdebatan terjadi di lorong rumah sakit beberapa jam sebelum operasi persalinan Ayesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Perdebatan terjadi di lorong rumah sakit beberapa jam sebelum operasi persalinan Ayesha. Pertemuan Kholif dan Zidan membuat suasana mencekam. Zidan seperti melemparkan tatapan bencinya pada adik iparnya sendiri.

"Lo tau satu-satunya hal yang paling gue sesali adalah saat Ayah meninggal, gue gak ada disana. Gue gak bisa cegah pernikahan lo sama adek gue. Meskipun gue sendiri udah tau dihari itu juga kalau lo pelakunya."

Kholif sedikit terkejut saat mengetahui bahwa kakak iparnya tau semua tentang kejadian beberapa lalu. Namun, kenapa ia tidak memberitahu keluarganya?

"Gue sengaja nutupin kesalahan lo demi kebahagiaan adek gue. Karna gue liat dia bahagia sama lo," ujar Zidan sembari menunjuk dada bidang Kholif dengan kuat.

Apa yang dikatakan Zidan menjawab seluruh pertanyaan yang ada dipikiran Kholif. Salah satu alasan Zidan yang senantiasa memasang wajah datar padanya karena ia mengetahui apa yang tidak keluarganya ketahui.

"Tapi gue salah, Lif. Justru kehadiran lo dan bahagia yang dirasakan Echa itu cuma sementara. Cuma pemanis sebelum Echa mencicip pahitnya kenyataan kalo suaminya sendiri yang dulunya si pelaku pemerkosa yang hancurin hidupnya."

"Laki brengsek yang lari dari tanggung jawab."

"Kalo lo gak bisa tanggung jawab dengan pernikahan saat itu, minimal lo masuk penjara."

"Disaat adek gue berusaha meregang nyawanya karna hampir gila, ternyata pelakunya berkeliaran diluar sana dengan hidup yang luar biasa tanpa beban dan menjadi dokter sukses. Bahkan menjadi alim dibalik masalalunya yang belum lo selesaikan."

Perdebatan itu mendadak terlintas dipikiran Kholif saat berada dimushollah. Dalam hatinya, ia bahkan berharap saat itu Zidan benar-benar datang dan mencegah pernikahan itu terjadi. Seandainya Zidan datang, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Tidak akan terjadi saling mencintai sedalam ini hingga sulit untuk melepaskan. Namun, manusia hanya tempatnya berandai-andai. Semua yang terjadi diluar dari ketentuan dan kehendaknya.

Bang Zidan
Iya, Bang. Lo bener. Mungkin kalo lo berhasil gagalkan pernikahan gue dengan adek lo, kita gak akan kayak gini.

Setelah mengambil air wudhu, ia sholat sunah dua raka'at. Saat sujud hingga salam pun, air matanya kembali menetes. Bahunya bergetar hebat. Ia mengangkat kedua tangannya dan berdoa dengan khusyuk.

GoodBye, Memories! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang