49 Ketakutan Baru

1K 63 4
                                    

Perlahan, mulai ku sadari bahwa dia sedang melepaskan pelukanku dari hatinya.

~

Debaran jantungnya semakin membuat Kholif tidak nyaman saat berada di ruang operasi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Debaran jantungnya semakin membuat Kholif tidak nyaman saat berada di ruang operasi. Ini kali kedua setelah pertama kali menjadi dokter co-ass. Namun, suasananya berbeda. Ia memasuki ruang operasi untuk menemani istri tercintanya yang terlihat terpaksa menuruti keinginannya sejak awal.

Tak henti Kholif mengecup kening Ayesha untuk memberikan penyemangat yang entah itu berhasil atau tidak. Bahkan Ayesha terlihat menangis sejak awal dimulai operasi entah karena apa yang membuat Kholif bingung.

"Sha, maafkan saya," lirih Kholif. "Maafkan pria yang udah buat kamu kayak gini."

Ayesha menggeleng lemah. Ia tidak ingin lagi mendengar kata maaf itu. Perasaannya semakin dibuat tidak karuan karena setelah melahirkan anaknya, ia akan berpisah. Itu yang saat ini membuatnya gelisah. Sedih rasanya. Kecewa, sudah pasti.

Lagi-lagi, Ayesha merasa ingin marah pada takdir dan rasa yang Tuhan titipkan dihatinya. Kenapa ia harus jatuh cinta pada pelaku yang menghancurkan masadepannya dan merusak mentalnya dengan parah? Kenapa ia harus hadir dengan dalih ingin bertanggung jawab yang sudah basi sejak lama?

"Kalau aku gak ada, mungkin rasa sakit aku tiap liat kamu juga udah hilang, Mas." Tiba-tiba, Ayesha berkata seperti itu. Ia berusaha menanamkan rasa benci dan kecewa pada Kholif supaya bisa mengalahkan rasa cintanya, supaya ia tidak akan kesulitan jika ia pergi.

Kholif menggeleng keras dan rahangnya pun ikut mengeras. "Gak! Kamu gak boleh kemana-mana. Kamu harus tetap ada. Biar saya aja yang gak ada."

"Biar saya aja yang menghilang. Jangan kamu."

"Saya gak bisa hidup dengan siksaan rasa bersalah ini lebih lama, Sha."

"Saya gak bisa hidup dengan rasa cinta yang sudah tidak bisa saya bendung lagi."

"Jadi saya mohon... kamu harus tetap disini. Saya yang akan pergi."

Isakan Ayesha semakin bertambah. Sungguh, ia sangat takut dengan pilihan-pilihan yang akan Kholif ambil demi menghilangkan rasa bersalahnya.

"Mas, udah aku lahiran, aku mau kamu gak ngelakuin apa yang pernah kamu ucapkan. Aku gak mau apa yang kamu lakuin dan kesalahan kita dimasalalu berdampak sama anak kita. Aku mohon," pinta Ayesha dengan nada berbisik.

Wajah Kholif terlihat berat untuk mewujudkan apa yang diingikan istrinya. Bagaimana ia akan membalas perbuatannya dimasalalu jika ia tidak mempertanggung jawabkannya dibalik jeruji besi?

GoodBye, Memories! [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang