Repub tanpa edit 22/7/20
21/11/20
13/1/21Aku buat Playlist Beaten Track di spotify, bisa baca cerita ini sambil dengerin lagu di sana ya :)
linknya bisa cek di IGku akudadodado, linknya ada di IGS :)https://open.spotify.com/playlist/2FcqqsYn13asygSlRnxnBD?si=OkGctJwGSje7CCVtqoXMpg
Pernah merasakan sepi meskipun berada di keramaian?
Seperti hingar bingar yang terdengar tidak mampu menampik kenyataan bahwa kamu tetap saja seorang diri. Tapi entah kenapa rasanya itu lebih menyedihkan dibanding sepi ketika sendirian.
Mungkin itu yang kini dirasakan oleh Geeta setelah Tia menggeretnya paksa memasuki semua klub malam. "Have some fun, Eta. Sudah tiga bulan berlalu dari pertunangan sialan itu." Ucap Tia saat dia memasuki apartemen Geeta. Tia yang sudah hapal tabiat Geeta yang enggan keluar jika sudah memasuki sarangnya mengeluarkan banyak cara termasuk mengancam akan mendiamkan wanita itu jika masih saja tidak mau keluar.
Geeta mau tidak mau menuruti Tia. Tia terpekik girang ketika mendapat anggukan langsung mengeluarkan baju, sepatu serta makeup yang sudah dia bawa untuk Geeta.
Jadi di sini lah dia sekarang, sebuah klub malam yang ramai lengkap dengan pakaian yang minim serta killer heels yang membuatnya hampir terjatuh beberapa kali. Berharap keramaian dapat membunuh sepi tetapi suara musik yang berdentum tidak serta merta membuat rasa sepinya menghilang.
"Ta, turun yuk." Ajak Tia sambil menggoyangkan badannya mengikuti musik.
"Lo aja, rame banget."
"Kalau sepi namanya kuburan, Geeta." Decak Tia, "yaudah, tunggu sini. Jangan minum apapun dari siapapun!"
Geeta hanya menganggukkan kepalanya, terlalu malas menanggapi ucapan Tia yang masih saja menganggapnya anak kecil padahal dia sudah sering mengikuti sepupunya itu ke klub malam. Geeta dapat melihat Tia yang sudah bergabung dengan kerumunan di lantai dansa, wanita itu tampak menggerakkan tubuhnya dan membiarkan seorang pria berada sangat dekat dengannya. Geeta mendengus, kalau Refa ada di sini bisa digeret pulang dia. Refa memang sedikit protektif pada Tia dan juga Geeta, mungkin karena anak satu-satunya dan dia juga yang tertua sehingga Refa menjaga mereka seperti menjaga adiknya sendiri.
Geeta cukup lama terdiam di tempatnya, hanya memandangi sekitar sambil mengacuhkan beberapa pria yang mencoba mendekatinya. Bertemu pria di klub malam tidak pernah masuk dalam agendanya dan dia tidak berniat membiarkan salah satu dari mereka menggerayanginya saat dia turun ke lantai dansa.
"Sendiri?" Ini entah sudah pertanyaan keberapa yang dia terima malam ini. Geeta terlelu malas melirik ke arah suara itu
"Tidak, dengan sepupu." Geet menunjuk Tia yang masih meliukkan badannya diantara kerumunan orang.
"Boleh aku duduk di sini sampai sepupu kamu balik ke sini?"
Geeta kembali menganggukkan kepalanya, entah untuk yang keberapa kalinya malam ini.
"Gue Arya, lo siapa?"
"Eta. Sendiri?"
"Gak, lagi jagain saudara." Tangan Arya yang memegang botol bir menunjuk pada satu meja yang berisikan beberapa perempuan yang tengah sibuk minum dan juga merekam aktivitas mereka, tampaknya untuk diunggah ke media sosial.
"Kenapa gak gabung?"
"Gak lah, lagi bachelorette party atau apa gitu. Lihat aja, di mejanya ada kue bentuk penis. Kalau gue di sana, salah-salah penis gue yang dipotong." Kelakar pria itu membuat Geeta melirik sekali lagi kearah meja dan pria itu benar, kekehan keluar dsri mulit Geeta. Dia menemukan kue berbentuk penis dan juga seorang wanita dengan mahkota. Mungkin itu yang akan menikah, pikirnya.
"Gue pipis dulu ya." Ujar wanita itu lalu berjalan menuju toilet. Selesai melakukan urusannya dia langsung keluar bilik untuk mencuci tangan.
"Geeta?"
Panggilan itu membuat Geeta melirik dari cermin.
"Intan?"
"Ya ampun, kamu aku hubungin buat ajak bachelorette party gak di bales eh kita malah ketemu di sini!" Seru wanita itu sambil berjalan kearah Geeta untuk memeluknya dengan singkat.
"Sorry, lagi sibuk banget di kantor."
"Yaudah, ketemu di sini juga. Yuk ikut ke meja!"
Belum sempat Geeta menolak, Intan sudah menariknya keluar dari toilet. Geeta hanya bisa menghela napas kesal, dia harus memikirksn cara supaya tidak berlama-lama di meja itu nantinya.
###
Geeta dapat merasakan pening ketika dia membuka matanya sehingga dia memejamkannya lagi. Menunggu beberapa saat untuk membukanya kembali, tetapi yang dia dapati hanyalah ruangan yang berputar. Dia akhirnya mencoba memaksakan membuka matanya, hanya untuk melihat di mana dia berada karena ingatan terakhirnya hanyalah dia yang meminum dua gelas tequila. Geeta tidak pernah terbiasa minum dan daya tahannya terhadap alkohol sangat rendah sehingga dia enggan menyentuhnya. Terakhir kali dia minum saat kuliah dulu, pagi harinya dia bersumpah tidak akan menyentuh minuman berakohol lagi karena mual dan pening yang datang di pagi harinya sangat tidak sepadan dengan rasa penasarannya.
Semalam dia terpaksa setelah Intan menjanjikan akan membiarkannya pergi setelah meminum du gelas, jadi Geeta meminumnya dengan buru-buru lalu pergi dari meja itu. Terakhir yang dia ingat hanyalah dia yang mencoba berjalan tetapi oleh dan seseorang menolongnya. Setelah itu semuanya gelap.
Geeta membuka selimut yang menutupi dirinya lalu mengembuskan napas lega.
Pakaiannya masih utuh, menempel di badannya seperti saat dia memakainya tadi malam. Pening menyergapnya kembali sehingga dia menutup mata sambil memegangi kepalanya.
Tunggu, ini kamar siapa?
Suara pintu yang terbuka membuat Geeta mencoba membuka matanya lagi dan kali ini yang dia dapati adalah pria itu dengan handuk yang menggantung di pinggulnya dengan rendah.
"Kamu sudah bangun?" Tanyanya seraya berjalan mendekati ranjang lalu menempatkan bokongnya di sisi ranjang, "sudah bisa bercerita mengenai bekas operasi di bagian bawah perutmu? Terakhir kali aku ingat, kamu tidak memilikinya."
Next update rabu 13/11/19 atau kalau bintang n komen totalnya 1K dan jangan lupa follow ig @akudadodado
Revisi 4/3/20
KAMU SEDANG MEMBACA
Beaten Track [FIN]
General FictionSudah cetak selfpub Perjalanan ini mungkin, ralat, pasti akan menjadi perjalanan yang panjang dan sulit tapi bertahan merupakan pilihannya. Dulu. Namun ketika pilu menyisakan ragu dan rindu yang menggebu, bagaimana dia tidak meragu? ______________...