menunggu untuk dibukakan pintu dengan berdiri selama 10menit dan suhu dibawah 7˚C bukanlah hal yang menyenangkan bagi siapapun. Menghentak-hentakan kaki pada marmer hitam dengan tangan yang tak berhenti menghubungi sang pemilik rumah—yang bisa saja sedang tidur cantik dikamarnya. Sungguh ya, batin Sohyun berniat untuk mencolok mata Yoora saat pintu dibuka nanti.Sedetik kemudian, "Ah Nyonya, maaf ya. Tadi bibi lagi angetin sup di dapur." Ucap sosok paruh baya dengan celmek kotak-kotaknya.
"Kok bibi yang buka pintu, Yoora mana?"
"Tadi sih lagi tidur," ucapnya "Ayo masuk, diluar dingin lho. Nanti bibi bikinin teh deh," ajaknya dengan kelewat lembut dan matanya yang sayu.
Bibi Kwan adalah asisten di keluarganya bahkan sejak Yoora belum lahir kedunia. Kedua orang tua Yoora memang jarang ada dirumah, mereka harus bulak balik kenegara orang untuk mengurus perusahaannya disana. Bibi Kwan lah yang merawat Yoora dan sang kakak dengan baik hingga sekarang. Ia adalah penasihat terbaik bagi Yoora, bahkan terkadang pelukan yang selalu Yoongi butuhkan ketika sedang merasa lemah.
Oh maaf, apa aku sudah menjelaskan bahwa Yoongi dan Yoora itu adik kakak? Iya, umur mereka hanya selisih 3tahun, sebelumnya mereka hidup di atap yang sama, tapi akhirnya Yoongi memutuskan untuk membeli rumah mewah dikawasan elit kota Seoul sejak 2tahun kebelakang. Meskipun sekarang Yoongi sudah berbeda rumah, tak jarang Yoongi selalu pulang paling sedikit seminggu sekali untuk memastikan bahwa Yoora makan dengan baik. Karna memang begitu adanya, disini Yoongi harus memerankan dua sosok secara bersamaan. Menjadi Oppa sekaligus Appa sebisa mungkin.
"Nyonya Kim," bibi Kwan mengetuk pelan, "Ini teh nya udah jadi." Tanpa menunggu apapun lagi, Sohyun yang sibuk mengeringkan rambut, berlari kecil menuju pintu.
"Bi, sebel banget deh kalo udah manggil nyonya," imbuhnya dengan nada bercanda, lantas Sohyun mengambil alih cangkir. "Aku belum cukup tua, lho." Ia menyeruput teh nya pelan.
"Terlalu lancang kalo gitu."
Sohyun menggeleng tidak setuju, menolaknya dengan senyum, "Aku gak keberatan kok."Di sisi lain, ada yang merasa tidurnya terusik karna suara lain selain detik jarum jam, maka Yoora yang sedang mengumpulkan nyawanya, terbangun dengan suara serak bangun tidur.
"Oh udah dateng?" ucapnya ditengah hening, Sohyun jelas menghentikan aktifitas minum teh nya. Menghampiri dengan mata yang membola sempurna seperti ingin membunuh secara brutal.
"Diluar gue udah kaya mau mati karna kedinginan, lo enak banget malah molor gini, dasar setan." Omelan Sohyun jelas sangat tidak enak didengar oleh orang yang baru terbangun dari mimpi nya.
Tidak ingin terlalu mendengarkan celotehan, lantas Yoora membuka nakas coklat yang ada dipinggir kasur guna mencari ikat rambutnya, "Ketiduran, lupa kalo lo mau kesini." Wanita dengan piama bermotif shooky itu membuka almari nya, memilih dan menyodorkan baju kearah Sohyun yang masih duduk kesal di depan meja rias, "Ganti nih, miris banget look lo kaya kucing kesiram air got."
KAMU SEDANG MEMBACA
Winter Sun [MYG•JHS]
FanfictionApa yang harus diharapkan pada pria yang jelas masih mencintai masalalunya? Kesetiaan? Diprioritaskan? Jangan berhayal, bahkan untuk pedulipun dia enggan. Warning🔞: beberapa part mengandung kata kasar dan dewasa. Be wise!