Hanny & Ji Wook (2)

1.5K 43 26
                                    

BLLUSSH....

Wajah Hanny bertambah merah... Hanny langsung mendorong sekuat tenaga badan Ji Wook agar menjauh darinya. Namun apa daya, tubuh Ji Wook lebih besar darinya & itupun sangat sia-sia bagi Hanny.

Semakin Hanny mendorong tubuh Ji Wook maka Ji Wook semakin dekat & ini benar-benar membuat Hanny semakin gila.

Bukan hanya gila tapi sangat malu... sudah seberapa merah wajahnya sekarang~

Ji Wook langsung melepas tangannya dari pinggang Hanny. Dia merasa sudah cukup bermain.

Choi Ji Wook
Wajahnya sangat merah.

"Ada apa? Kenapa sekarang jadi membeku? Dimana sifat apimu itu?"
"AKU INGIN KELUAR DARI SINI"
"Keluar? Kau yakin?" Ucapku.
"Ya, lebih baik aku keluar daripada dijadikan peliharaan olehmu."
"Ayahku sudah memberikan perintah agar kau menjadi sekretaris disini. Jika kau ingin keluar, silahkan. Tapi, kau akan di kejar oleh Pak Tua itu. Hidupmu tidak akan tenang."
"APAA?! Aku bekerja disini saja sudah tidak tenang hidupku karna mempunyai atasan seperti balok es. Lalu, tadi kau sudah berniat menjadikanku sebagai kelincimu & sekarang Ayahmu juga ikut turun tangan juga? Cih yang benar saja!"
"Kau takut?"Tanyaku

Aku ingin memancingnya. Gadis seusianya masih sangat labil & tidak bisa mengontrol emosinya.

"Tidak sama sekali. Apa yang perlu aku takutkan??!"
"Lalu?"
"YA AKU TIDAK TAKUT?" dia berteriak padaku. Sepertinya memang benar hobby nya berteriak.
"Takut dijadikan kelinci?"
"TIDAK. Enak aja... tidak ada yang perlu aku takutkan."
"Kau takut makanya kau ingin leluar dari perusahaan ini."
"AKU INGIN KELUAR KARNA AKU SUDAH MUAK DENGANMU."
"Benarkah? Kalau orang-orang liat sikapmu yang seperti ini. Aku yakin semua orang berpikir kalau kau lebih memuakkan dari pada aku."

Perkataanku sepertinya tepat sasaran. Si aneh ini sepertinya harus di didik dengan keras. Dari awal-sekarang aku sudah sangat menentangnya untuk menjadikannya sebagai sekretaris pengganti karna aku pikir dia tidak bisa seperti Hana.

Ditambah lagi umurnya yang masih sangat muda, belum berpengalaman & dia masih tidak bisa mengontrol emosinya.

"Bimbinglah dia seperti Hana membimbingmu. Ajarkan semua yang berhubungan dengan perusahaan ini."

Kata-kata itu terus terngiang di kepalaku. Perkataan Pak Tua itu saat dia memutuskan untuk menjadikan si aneh itu menjadi sekretaris baru. Walaupun aku tidak suka, tapi aku harus menjalaninya dan mendidiknya.

Memang benar ucapan ayahku. Dulu aku dibimbing Hana sampai aku bisa & sekarang gantian, akulah yang harus mendidik si aneh yang keras kepala itu.

Toktoktok....

"Maaf mengganggu waktu kalian berdua. Aku hanya ingin mengingatkan 10 menit lagi kita akan datang ke pesta perayaan ulang tahun Ahn Company." Ucap Pak Li.
"Terima kasih, Pak Li. Nanti aku akan berangkat."
"Aah, jangan lupa ajak Hanny."
"Untuk apa?"
"Kau ingin datang sendiri?" Tanya Pak Li.
"Ya."

Pak Li
Aissh anak ini benar-benar keras kepala sekali. Dia sama sekali tidak mau mengajak Hanny.

"Kau harus mengajaknya & memperkenalkan dia."
"Tidak." Jawabnya dingin.
"Hhhmm Pak Li, Ahn Company itu apakah punya Pak Ahn?" Ucap Hanny yang tiba-tiba nyeletuk.
"Iya Hanny. Waah ternyata kau masih ingat ahahaha... baguslah. Aku senang kau mengingatnya." Ucapku.
"Aah ternyata benar. Soalnya aku pernah datang ke pesta pertunangan anaknya & saat itu aku datang bersama Jun Ah & aku melihatnya sedang ciu... uhhmm... hahaha sudahlah Pak Li. Lupakan saja."

Aku curiga. Apa yang kau lihat Hanny sebenarnya? Ciu? Ciu apa?-_- haahh... sudahlah... itu tidak penting untukku.

"Ji Wook. Ajaklah Hanny & nanti biar aku yang memilihkan baju untuknya. Lagipula, sepertinya Pak Ahn sudah tau tentang Hanny." Ucapku yang berusaha membujuknya.
"Hhhhaahh (Ji Wook menghela nafas) aku mengabulkan permintaanmu, Pak Li & sepertinya kita akan telat datang ke sana. Tolong hubungi Pak Ahn, kalau aku akan datang telat."

Office Girl Vs CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang