Jisoo terbangun lebih dulu ketika bayang-bayang sinar mentari belum melintasi tirai jendela. Melawan lelah tubuhnya dan rasa kantuk yang masih memberat, ia beranjak keluar kamar. Dengan pelan dan hati-hati Jisoo menutup pintu kamar agar bayi pandanya yang masih bergelung dalam selimut tak terbangun.Mengambil mug putih bergambar beruang miliknya, Jisoo membuat sendiri kopi paginya. Selagi menunggu kopinya menghangat, ia berusaha mengingat mimpinya semalam.
Di mimpinya Jisoo melihat dirinya sendiri yang tengah berdiri berhadapan dengan buku-buku yang berbaris rapi. Ruangan itu tidak seperti bagian dari rumah, namun Jisoo sangat menikmati suasananya yang menyegarkan.
Lalu Jennie memeluknya dari belakang, menyatukan kedua telapak tangannya di perut Jisoo dan menjatuhkan dagunya di bahu tegap Jisoo.Jisoo memutar tubuhnya menghadap Jennie, dengan serta merta wajah berpipi gempal itu jatuh dalam pelukannya. Jennie sangatlah cantik, bahkan dalam mimpi Jisoo sangat terpesona. Ada sepersekian detik Jisoo mendengar alunan musik entah dari mana sebelum Jisoo akhirnya terbangun.
"Itu mimpi yang indah," Jisoo menggumam sendiri.
Selesai menuang kopi ke gelasnya, Jisoo kembali ke dalam kamar. Bayi pandanya masih terlelap, sepertinya ia bermimpi panjang.
Jisoo membawa kopi paginya ke tepian jendela. Dibukanya daun jendela itu hingga udara segar nan dingin langsung menyesap ke kulitnya.
Berdiri di depan jendela, disesapinya kopi yang telah berkurang panasnya. Yang sedang Jisoo lakukan adalah menikmati paginya, lalu bersyukur karena sampai detik ini segalanya berjalan baik-baik saja dan sempurna.
Ya sempurna, karena Kim Jennie memutuskan untuk menghabiskan sisa umur bersamanya.
Sedang menutup mata menikmati paginya, Jisoo merasakan pelukan yang datang dari belakang tubuhnya.
"Morning love..", suara serak Jennie menggelitik tengkuk Jisoo.
Jisoo mengambil telapak tangan Jennie yang tengah mengusap perutnya, diciuminya telapak tangan Jennie dengan sayang.
"Morning baby.."
"Mmhh.."
Jisoo membalikkan tubuhnya, berbalik mendekap Jennie dalam pelukan paginya yang maha hangat.
Diluar dugaan, Jennie mengambil gelas kopi Jisoo yang masih digenggamnya lalu meletakkannya di sisi jendela.
"Pagimu candu kopi, Jisoo ya? Ganti aku saja bagaimana?"
Jisoo tersenyum sebelum akhirnya menangkup pipi Jennie untuk mencium bibir gempalnya.
"Aku candu padamu setiap saat, apa itu masih kurang?"
"Kau mencium tepian gelas itu lebih dulu sebelum menciumku. Aku cemburu pada tepian gelas kopimu."
Kali ini Jisoo tidak bisa menahan diri untuk mencium Jennie lebih lama lagi.
"Mmhh Soo.."
Ketika ciuman pagi itu Jisoo akhiri, Jisoo mencium ibu jari kanannya lalu mengusapkannya di bibir Jennie.
"Mmh, kau memperlakukanku seperti bayi.." Jennie merajuk dengan wajah bangun tidurnya yang lucu.
Jisoo tersenyum lebih manis lagi.
"Jennie ah.."
"Mm?"
"Saranghanda."
Jennie berjingkat untuk berbisik di telinga Jisoo.
"Nado saranghae, Kim Jisoo pabo."
Setelah mengatakan itu, Jennie mengecup daun telinga Jisoo. Lagi-lagi Jisoo hanya tersenyum melihat tingkah laku bayi pandanya di pagi hari. Sangat liar.
Jisoo memeluk Jennie erat. Rasa hangat memenuhi dadanya, rasa yang mendorongnya untuk bersyukur lebih banyak pagi ini. Segalanya sempurna ketika Jennie bersamanya. Hal yang akan selalu ia syukuri sepanjang hidup karena keberadaan Jennie di hidupnya memberi arti, hidup Jisoo punya makna sejak Jennie bersamanya.
"Terimakasih Jennie ah, terimakasih sudah datang ke hidupku."
Jennie mengangguk dalam pelukan.
Yang kemudian Jisoo tidak sadari adalah ia mulai bersenandung lirih sebuah lagu yang terdengar mirip dengan yang ia dengar di mimpi semalam.
~
Baby my love, geunare uri
Apeun kiok geudae egen geureoke
Barae jigo barae jineun
Tto dareun ibyeore heunjeok igetjyo
Namgyeojin uri, apeun sangcheo
Nae sesangen neomudo
Sojunghago sojunghaetdeon
Dan hanappunin geudaeui heunjeok~
My Love - Urban Zakapa
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Playlist
FanfictionI wrote all this story based on my playlist in my phone, and I put jensoo feels into it to make it better. Enjoy this playlist! Nov 9th, 2019. -Bear