Seharusnya Jisoo tidak marah, biasanya ia tidak pernah begitu sangat marah. Tapi apa yang Jennie lakukan kali ini sungguh mengundang amarah yang tidak pernah Jisoo rasakan sebelumnya.
Jennie yang selama ini begitu intim dengan Lisa saja sudah cukup menguji kesabarannya, kini bertambah Chahee yang untuk berapa kali pun Jennie menjelaskan mengapa ia bersikap intim dengan wanita itu karena ia adalah 'teman baiknya', Jisoo masih sulit menerimanya.
Pertengkaran itu terjadi. Sekarang. Meski begitu, Jisoo tetaplah Jisoo. Tingkatan marahnya yang tertinggi adalah diam, bukan meninggikan suaranya.
"Eonni, kenapa kau mengabaikanku. Aku sedang bertanya padamu."
Ya, Jennie memang sedang berbicara dengannya. Tapi Jisoo masih tidak mengindahkan keberadaan Jennie, dan kemudian hanya melemparkan ponselnya ke kasur yang memperlihatkan sebuah foto yang menjadi sumber dari segala perasaan tidak baiknya siang ini.
Sementara itu ia tetap bekerja dengan laptopnya.
Jennie mengambil ponsel Jisoo dan melihat apa yang sedang Jisoo tunjukkan.
Fotonya dengan Chahee, ketika Jennie mencium ujung bibir wanita itu dari samping."Aku tidak mengerti dirimu, eonni. Ada apa denganmu?" Jennie terlihat kesal.
"Itu tidak lagi dalam batas wajar, Jennie ah. Tolong mengerti."
"Kau marah padaku karena aku sering menghabiskan waktu dengan Chacha? Kau tahu dia itu.."
"Temanmu yang paling dekat. Aku tahu." Jisoo menyela pembelaan Jennie.
Jennie menyandarkan tubuhnya di kusen jendela. Jisoo sadar Jennie sedang memperhatikannya.
"Eonni... aku hanya menyukaimu, kenapa kau cemburu pada Chahee?", ujarnya.
"Apa kau cemburu jika aku mencium orang lain, Kim Jennie?"
Jisoo menghentikan pekerjaannya dan menatap Jennie yang masih melihatnya dengan frustasi.
Seperti ada yang ingin meledak dari Jennie, Jisoo tahu Jennie mungkin juga cukup putus asa untuk membela dirinya. Jisoo bangun dari kursinya dan mendekati kekasihnya itu. Ia sangat marah sampai buku-buku jarinya terasa hangat. Namun satu hal, ia tidak akan begitu meledak pada Jennie betapapun kuatnya perasaan Jisoo untuk menghancurkan sesuatu demi melegakan amarahnya.
Berjarak selangkah, Jisoo berhenti dihadapan Jennie dan menatap lurus pada wanita bermata kucing itu. Sepasang mata yang kini tengah memerah karena menahan tangis.
"Bagaimana jika aku yang mencium orang lain, Jennie ah? Apa yang kau lakukan?"
"Jangan katakan itu!!" ujar Jennie setengah berteriak.
"Ingat betapa kau sangat ingin memukulku ketika pipiku dicium Cho Miyeon, Jennie ssi? Bagaimana jika aku yang mencium Miyeon waktu itu? Kau akan membunuhku?", ujar Jisoo dingin.
Dengan satu gerakan cepat yang tidak Jisoo prediksi, Jennie menciumnya. Ciuman bibir yang terasa bernafsu, penuh amarah dan tergesa-gesa.
Jisoo sadar itu bukan ciuman yang benar, selain itu ia juga tidak sedang menginginkannya. Dilepasnya ciuman itu dengan sedikit mendorong Jennie agar tautan mereka terlepas.
"Geuman..", Jisoo masih dengan sikap dinginnya.
Jennie cukup terkejut ketika ciuman itu terlepas.
"Aku begitu frustasi menghadapi kenyataan bahwa kau begitu mudah didekati, Jennie ah.
Lalu kita hanya bertengkar karena perasaan takutku dan kau bersikeras membela diri. Kita hanya saling mencintai lalu melukai satu sama lain.
Benar-benar melelahkan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Playlist
FanficI wrote all this story based on my playlist in my phone, and I put jensoo feels into it to make it better. Enjoy this playlist! Nov 9th, 2019. -Bear