Teka-teki part 2

29 3 0
                                    

Aku pingsan tapi aku menikmatinya, seolah aku hanya tertidur dan bermimpi indah.

Aku tidak peduli lagi dengan kenyataan dan aku merasa menjadi diriku sendiri ketika aku sedang bermimpi.

Dalam mimpi itu, aku bersamanya yang selalu menyebutkan bahwa dia adalah milikku. Entah kenapa aku tidak ingin bangun dari mimpi ini. Kenapa aku bisa senyaman ini hanya karena sebuah bayangan mimpi. Aku merasa dia adalah tujuan pencarian ku. Tapi apa dan kenapa aku masih tidak tahu.

In a dream . . .

"Neira, jika aku mati untukmu apa yang akan kamu lakukan?", Tanya Gerald padaku.
"Aku akan memelukmu, sampai tubuhku ikut menjadi debu sepertimu", ucapku.
"Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi Neira", ucapnya sambil memelukku.

Dia terlihat sangat takut kehilanganku. Aku hanya mempererat pelukannya itu seolah suatu hal akan terjadi dan itu tidak aku inginkan. Perpisahanku dengan dia,,,

"Neira, haruskah aku mengubahmu, untuk menjadi milikku selamanya", ucapnya.

Aku melihat kearahnya dan langsung memeluknya dan mendekatkan leherku ke dekat mulut bertaring itu.

"Lakukan!!", Ucapku tegas dengan deraian air mata yang tak hentinya keluar.
"Jika aku melakukannya, berarti aku membunuhmu",
"Dan aku menjadi sepertimu,"ucapku memotong pembicaraan nya, sambil terus menatap matanya untuk meyakinkan nya bahwa jalan inilah yang terbaik.

Dia menggigit leherku,.
__________

Aku terbangun ,,,,

Di sebuah istana megah namun terlihat sangat klasik ini lagi, aku mengenalinya. Ini tempat dimana aku bertemu dengan vampir itu dalam mimpiku.

"Apa nona tidak apa-apa?", Tanya seorang gadis kecil didepanku yang entah sejak kapan berada disana.
"Aku, tidak apa-apa", ucapku lirih.
"Paman Gerald membawa nona kesini, padahal tempat ini tidak aman bagi nona. Jadi, aku disini untuk menjaga nona", jelasnya.

Aku tidak tahu gadis kecil itu siapa, dan kenapa bisa berada disini. Apakah vampir juga memiliki anak-anak kecil seperti manusia?,entahlah.

Aku melihat kanan kiri mencari sosok Vampir yang aku ingin tanyakan banyak hal.

"Nona, paman Gerald sedang berada di castle utama. Jadi, dia belum bisa menemuimu", ucapnya.
"Siapa kamu ini", tanyaku.
"Perkenalkan namaku Vieni", ucapnya sembari membungkukan badannya kepadaku.

Aku terdiam sejenak, dan menghela nafasku panjang-panjang untuk memulihkan semua kesadaranku dan pergi dari tempat menyeramkan ini.

Aku melihat gadis kecil itu hanya duduk diam didepanku, disebuah kursi coklat tua itu tanpa berkata apapun.

Sedikit aku merasa takut melihatnya, tapi aku singkirkan perasaan takutku itu dengan bersenandung", (nanananaa nanana nnaannaa)

"Baiklah aku pergi, silahkan nona makan makanan ini. Aku sudah memasaknya dengan matang tidak usah khawatir", ucapnya langsung pergi dari kamar ini.

"Apa dia tahu aku sedang ketakutan?, Entahlah biarkan saja.

Aku santap makanan itu dengan lahap. Dan tanpa ku sadari sudah ada seseorang yang aku tunggu didepanku dengan jarak 5cm saja dari wajahku yang sedang mengunyah makananku ini.

"Aaaaahhh, kamu ngagetin aja", ucapku sambil menjauhkan diri dari vampir itu dengan sigap.
"Neira, kamu terlihat sangat lapar sekali", ucapnya sedikit meledekku.
"Banyak hal yang aku pikirkan, jadi mungkin perutku kelaparan karena itu", ucapku sambil terus menyantap makananku itu.

Dia hanya menatapku dengan tatapan dingin khasnya itu.

Dan aku tidak memperdulikan hal itu dan terus makan.

"Apa yang terjadi padamu, Neira?", Tanyanya terlihat serius.
"Terjadi apanya?", Tanyaku kembali.

Dia menatapku dengan tatapan insten dan aku merasa bingung, entah apa yang dipikirkan vampir ini.

"Ceritakan padaku, apapun yang terjadi padamu", ucapnya tegas.

Aku hanya menatapnya kaget dengan semua prilakunya itu.

"Aku akan menghabiskan ini, dan setelahnya aku akan pulang", ucapku mengalihkan pembicaraan.
"Menginap saja disini, Neira. Kamu harus beristirahat disini. Lagipula luka ditangan mu itu juga belum membaik",ucapnya.

Aku melihat luka ditangan ku dan terlihat aneh, secepat itu lukaku kering dan hal ini membuatku merasa aneh.

"Tanganmu terbakar karena aku, aku sudah mengobatinya dengan darahku. Tenang saja",ucapnya mencoba meyakinkanku.
"Apaaa? Ku kira seorang makhluk mati tidak akan punya darah", ucapku heran.
"Spesiesku ini adalah spesies Murni, jadi tentu saja mempunyai darah. Lagipula aku ini tidak mati, aku hanya terlahir seperti ini", ucapnya penjangkauan lebar.

Aku tidak mengerti dengan perkataan itu, setahuku vampir itu makhluk mati yang berubah menjadi vampir.
Entahlah.

"Aku ingin bertanya sesuatu, apa boleh?", Tanyaku dengan hati-hati.

Dia hanya menoleh ke arahku dan memperhatikan ku.

"Apa kamu pernah bertemu dengan seseorang yang mirip denganku?", Tanyaku.

Dia kemudian terlihat sangat sedih dan menundukkan kepalanya.

"Tidak, kurasa tidak", ucapnya singkat.

"Apa?", Kataku sambil sedikit berteriak.

Dia mengenaliku sejak pertama kali bertemu denganku, tapi dia bilang dia tidak pernah bertemu denganku bahkan dengan orang yang mirip denganku.

"Sebenarnya apa arti mimpiku tadi?", Ucapku pada diriku sendiri dalam hatiku.

Jika semua bayangan itu adalah nyata, dan semua mimpi itu adalah petunjuk kenapa aku masih belum menemukan apapun. Ini semua memuakan.

Aku menatap mata yang sedang menatapku itu, mata warna coklat keemasan itu. Aku merasa dia adalah satu-satunya tempat aman untukku, tapi kadang pula aku sangat merasa takut bersamanya.

Dan semua mimpi tentang nya, apakah itu hanya mimpi. Tapi aku benar-benar bertemu dengan laki-laki ini. Orang ini yang selalu muncul dalam mimpiku dan sekarang aku berada didepannya, dihadapannya, dalam matanya itu aku melihat bayanganku. Dan aku disini, tapi aku masih tidak tahu apa aku harus mempercayai makhluk ini.

Bersambung ....

The Romance Of A Secret Magic And VampireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang