28

51 3 0
                                    

Bukan untuk di hancurkan, ditempa untuk di bentuk.

Hari mukai hari berjalan, waktu berlalu masa depan akan datang semua berubah seiring berjalannya waktu.

Kenangan tinggal kenangan dan mulai harus melupakan. Lara kini sudah melupakan semuanya tentang Andri, lara tidak mau berlalut dalam kesedihan terus menerus lara hanya focus kuliah.

"Hai ra" lara menengok kearah suara tersebut

"Hey ka"

Ray menghampiri lara

"Baru dateng?"

"Iya ni baru dateng gue, lo ga masuk kelas?"

"Ini gue mau masuk kelas ra, btw lo keluar kelas jamberapa? "

"Jam 10 gue keluar kok gue cuma 1 matkul"

"Sama gue juga cuma satu matkul. Oh iya ini gue ada sesuatu buat lo"

Tiba tiba ray memberi cokelat kepada lara

"Eh ka buat gue serius?"

"Serius buat lo ra" sambil senyum

"Yaampun tambah gendut ni gue makan cokelat"

"Gapapa lucu gue suka" ucap ray dengan senyum dan nyubit pipi lara

Ada apa ini ray, kenapa dia bersikap tidak biasanya. Batin lara

"Eh eh main nyubit aja nanti makin gede tau pipi gue"

"Gapapa makin gemes gue heheh"

"Eh eh udah udah ah ka gue mau masuk kelas" mengalihkan agar ray tidak menyubit pipi nya

"Yaudah sana gih nanti gue tunggu di parkiran balik bareng gue ya. Inget tanpa ada penolakan"

Lara terkejut dengan kata kata ray

"Eh"

"Yaudah sana belajar yang bener ya sayang. Byee" ucap ray sambil menyubit lalu pergi melewati lara

Berjalan di lorong Sambil memegang coklat yang di beri oleh ray yang terdapat pesan di cokelat tersebut

"Kamu hebat kamu cantik kamu kuat aku yakin kamu bisa ngelewatin semuanya, jangan diingat terus buruk nya ya kan ada aku selalu disamping kamu hahaha🖤"-Ray ganteng

Lara tertawa kecil melihat tulisan ray yang teramat sangat percaya diri.

Dasar ray, lo baik banget ray gue takut nyakitin lo doang. Gue harap tidak ada yang tersakiti diantara kita berdua. Batin lara

Kisah luka LaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang