Halo...
Assalamu'alaikum semuanya❤Masih ada yang nunggu ceritanya kan?? Maaf banget ya aku baru sempat update. Dikarenakan aku susah cari waktu buat revisinya. Dan mood aku bener2 ilang buat ngetik hehe
Semoga tetap suka sama ceritanya ya🥰
So...
Happy reading and enjoy it❤
•
•
Sebulan terasa lama bagiku. Padahal ini baru seminggu dari kepergian Mas Nazar. Namun rasanya seperti bertahun-tahun. Masih ada tiga minggu yang harus kulewati untuk bertemu Mas Nazar, atau bahkan lebih?Sejauh ini Mas Nazar selalu mengabariku. Walau pun ia menghubungi ketika aku tak kuasa menahan kantuk. Ya, ia akan menelpon atau video call ketika jam sudah menunjukkan hampir tengah malam. Ia bilang pekerjaannya sangat menumpuk. Aku memakluminya.
Seperti saat ini, aku tengah menatap ponselku yang menampilkan sebuah pesan singkat dari Mas Nazar.
Mas Nazar
Sorry baru ngabarin kamu. Aku sibuk banget, jadi nggak sempat buat pegang hp. Tadi aku telepon kamu berkali-kali, tapi nggak kamu angkat. Kamu sudah tidur, ya? Maaf sudah buat kamu menunggu. Kalau begitu selamat tidur dan selamat malam, Sayang. Have a nice dream❤
Begitulah isi pesan yang Mas Nazar kirim semalam. Ya, semalam aku ketiduran. Biasanya Mas Nazar akan meneleponku jam sepuluh malam, tapi sudah lewat jam sebelas pun Mas Nazar belum juga meneleponku. Jadi aku memutuskan untuk tidur saja.
Hari ini aku sudah rapih dengan pakaianku. Aku berniat akan berbelanja bulanan. Karena kulkas sudah kosong. Sayuran pun sudah tandas.
"Mbak Sarah, ya?" tanya seorang lelaki yang duduk di atas motornya. Dengan mengenakan pakaian dominan hijau membuatku tahu jika ia adalah tukang ojol yang aku pesan.
Aku mengangguk, lantas duduk di jok belakang setelah menerima helm yang ojol itu berikan. Ia pun langsung menjalankan motornya ke tempat yang aku tuju sesuai aplikasi.
Perjalanan begitu singkat. Setelah membayar ongkos sesuai tarif di aplikasi, aku langsung masuk saja ke dalam supermarket.
Memang jarak rumah Mas Nazar dengan supermarket itu cukup jauh. Butuh waktu sekitar 10 menitan jika kita menggunakan motor.
"Selamat pagi, selamat berbelanja." Seorang karyawan yang memakai seragam itu menyambutku ketika aku sudah masuk ke dalam supermarket.
Ketika aku sedang sibuk memilih sayuran, seseorang menepuk pundakku pelan.
"Mbak Rani?" ucapku spontan tatkala melihat orang yang tadi menyentuh pundakku.
Ia menampilkan senyuman manisnya. "Sendiri saja, Sar?"
Aku mengangguk. "Nazar ke mana?" tanyanya lagi.
"Mas Nazar lagi ada pekerjaan di kantor yang di Singapura, Mbak. Seminggu yang lalu dia pergi." Dia mengangguk-anggukkan kepalanya seolah mengerti atas apa yang aku bicarakan.
"Pak Sam nya nggak ikut, Mbak?" tanyaku yang sebenarnya hanya basa-basi.
"Kerja. Niat gue ke sini sebenarnya mau beli perlengkapan buat makan siang."
"Saya duluan, Mbak. Mau lanjut nyari bahan-bahan untuk stok bulanan."
Setelah itu aku langsung mencari apa lagi yang di butuhkan. Syukur semua bahan-bahan yang aku butuhkan tersedia tanpa terkecuali.
Namun ketika sedang memilih snack, aku bertemu kembali dengan seseorang. Kali ini aku bertemu dengan Ibu yang sekarang menatapku.
Aku mencoba menyalaminya, namun beliau langsung menepisnya. Menghela napas adalah satu-satunya yang bisa aku lakukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MLS [4] : Different [SUDAH TERBIT]
Romance[Marriage Life Series #4] ||Spin-Off About Sara|| • • Apakah kalian pernah membayangkan menikah dengan lelaki yang seharusnya menjadi kakak ipar kalian? Sama, aku pun tak pernah membayangkannya. Namun Tuhan memberiku takdir seperti itu. Menikah deng...