Tolong dikasih tau kalau ada typo ya readers-chan ^^
Jangan lupa vote sama komennya, semakin banyak vote, semakin cepat up.
.
.
.
Readers POV.
Aku dan para pilar duduk menghadap kearah Oyakata-sama
"Seperti yang kalian laporkan," ucap Oyakata-sama sebagai permulaan. "Korban yang disebabkan oleh iblis bertambah sangat banyak. Itu artinya ancaman terhadap manusia meningkat sangat tajam. Kita harus menambah jumlah Pembunuh Iblis, tapi bagaimana menurut kalian?" tanya Oyakata-sama pada kami.
"Karena insiden di gunung Natagumo, semuanya jadi jelas. Kecakapan para Pemburu Iblis menurun sangat drastis. Kebanyakan dari mereka tidak berguna. Guru-guru mereka pasti matanya buta." ucap Sanemi tajam. "Padahal seharusnya mereka bisa menilai apakah muridnya itu berguna atau tidak."
"Tapi bocah yang tadi siang lumayan berguna," sanggah Uzui. "Dia bisa mendaratkan sundulan padamu Shinazugawa. Dia punya bakat."
"Semakin banyak manusia yang bertambah, semakin sulit pula untuk mengendalikan dan menyatukan mereka." kata Shinobu. "Sekarangpun zaman berubah dengan cepat."
Himejima pun ikut berbicara, "Selain mereka yang bergabung dengan Pemburu iblis karena orang yang di cintainya dibunuh dengan keji, atau keturunan terhormat yang sudah memburu iblis selama beberapa generasi, meminta mereka untuk bekerja keras, atau malah meminta mereka untuk bertekad kuat dan memberikan hasil yang luar biasa itu sudah termasuk kejam."
"Meski baru bergabung dengan Pasukan Pemburu Iblis, anak itu langsung berhadapan dengan 12 iblis bulan." kata Rengoku. "Aku merasa dia memiliki kekuatan yang bisa menarik mereka! Aku iri sekali karena kita pun sangat jarang bisa bertemu dengan 12 iblis bulan."
"Benar," jawab Oyakata-sama. "Tapi, karena 5 iblis bulan bawah bergerak sangat agresif, itu artinya Muzan tak berada di Gunung Natagumo. Di Asakusa pun juga begitu, saat ingin menyembunyikan sesuatu Muzan, dia pasti membuat keributan besar untuk mengalihkan perhatian kita."
Oyakata-sama menghela nafas. "Itu sangat membuat frustasi." Oyakata-sama menatap kami secara bergiliran. "Tapi para iblis saat ini terus memakan manusia, terus meningkatkan kekuatan dan bertahan hidup. Demi menghormati mereka yang sudah tiada, yang bisa kita lakukan hanya satu. Aku yakin para pilar yang hadir disini hari ini adalah pendekar terbaik yang ada sejak Era Pendekar Pernafasan Pertama pada zaman Feodal."
"Pernafasan pertama, pemiliknya adalah saudara dari buyut Muichirou yaitu Yoriichi si pengguna pernafasan matahari, pernafasan yang mampu membuat Muzan terpojok." batinku berusaha mengingat kembali alur dari cerita.
"Uzui Tengen." ucap Oyakata-sama. "Rengoku Kyojuro, Kochou Shinobu, Kanroji Mitsuri, Kuroyuki (y/n), Tokitou Muichirou, Himejima Gyomei, Shinazugawa Sanemi, Iguro Obanai, Tomioka Giyuu. Anak-anakku sekalian, ku nanti kan pencapaian kalian. Lalu, mengenai patroli (y/n) di Asakusa, ada sesuatu yang cukup membuatku terkejut."
Para pilar menatapku, aku mengeluarkan selembar kertas dari jurus darah iblisku yang sudah ku kembangkan. Ruangan tanpa batas, berbeda dari wanita biwa milik Muzan, kekkijutsu ku ini hanya bisa menampung benda mati saja karena didalamnya kedap udara.
"Selama berpatroli, saya menemukan beberapa bukti keberadaan Kibutsuji. Saya pernah mengintip dari salah satu rumah penduduk yang dimakan oleh iblis. Ada jejak panjang yang seolah muncul dengan sendirinya. Setelah saya teliti lebih lanjut dan terus mengikuti jejak Kibutsuji, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri. Kibutsuji memasuki sebuah pintu yang datangnya entah dari mana lalu menghilang bersamaan dengam pintu itu. Saya memunculkan berbagai macam spekulasi di otak saya yang memberatkan bahwa itu bisa saja menjadi tempat Kibutsuji dan para iblis bulan lainnya ada dengan kata lain, tempat diseberang pintu itulah yang kita cari selama ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kimetsu No Yaiba - After All
FanficKimetsu No Yaiba Series #1 Tangan pucat sialan! Tanggung jawab dong! Udah ditarik begitu saja eh, malah ditinggal! Kamu yang dulunya berusia 25 tahun tiba-tiba ditarik ke zaman dulu dimana iblis pemakan manusia masih hidup dan berkeliaran memakan ba...