Cup.
Rasa manis seketika melekat di bibir ku.
'Kyaaa!!! Gantian! Gantiaaann!!! Keluar sana!!'
Tubuhku terasa ditendang oleh seseorang dan ditarik dari tempat ini. Sebuah benda kenyal yang mendarat di bibir ku segera menjauh.
Aku tidak bisa berkata apa-apa dan hanya mampu menatap mata kuning merah milik Rengoku yang ada di hadapanku.
"He? (Y/n)!! Kau mimisan!?" Tanjirou berteriak ketika melihat cairan merah kental mengalir dari kedua lubang hidungku.
Tes... Tes...
"Huaa... First kiss ku dicuri Aniki!"
Darah keluar dari hidungku dan membuat panik Tanjirou dan Rengoku. Rengoku membuka haorinya dan memasang kan haori itu padaku karena tanganku yang sudah menghilang karena melebur.
Tanjirou juga ikut melindungi ku menggunakan haori kotak-kotaknya. Dan mengelap darah yang keluar dari hidungku. Aku menatap tanganku yang melebur dan berpikir bisakah tanganku sembuh lagi.
Aku kembali menatap manik kuning merah di hadapanku dengan tatapan datar.
"Rengoku-san," panggilku yang dijawab iya oleh Rengoku.
"Apa kau pedofil?"
Rengoku tersentak saat mendengar pertanyaan ku dan mengalihkan pandangan karena wajahnya yang memerah.
Aku menatapnya dengan tatapan 'kau serius?!'
.
.
.Beberapa orang kakushi datang dan mulai membersihkan sisa pertarungan tadi. Aku kini berada di gendongan salah satu kakushi. Aku bisa mencium aroma darah Rengoku dan Tanjirou karena darah mereka yang tersisa dihaori yang kini menutupi kepala dan kakiku yang terbuka.
"Dimana jubahmu, (y/n)?" Tanya Tanjirou padaku.
"Hilang."
Dia sedikit terkejut dengan jawabanku yang terbilang bertele-tele.
"Grrr~~"
"Apa kau lapar?"
"Sangat."
Kakushi yang mendengar jawabanku seketika merinding. Mungkin dia takut berpikir aku akan menggigitnya.
"Sebentar lagi kita sampai dikediamanan kupu-kupu, nanti akan kuberi kau makan, (y/n)." ucap Tanjirou.
Aku jadi sedikit bingung, kenapa dia sekarang memanggilku tanpa embel-embel kakak? Padahal dulu dia selalu memanggilku nee-chan dengan dengan wajah manis. Yah, biarlah. Toh sekarang usia kami sama.
Aku mengangguk dan memilih tidur digendongan kakushi ini.
.
.
.
Aku menatap keselilingku. Atap kayu yang terlihat asing menyambutku. Satu pertanyaan bersarang diotakku, ini dimana?
Aku berdiri dan melihat pakaianku yang kini sudah berubah menjadi pakaian berwarna putih.
Ini dimana?
Predikisiku aku seharusnya dibawa kekediaman Shinobu karena luka pada tubuhku.
Aku berjalan kearah pintu yang terlihat tertutup, lalu keluar dari ruangan itu. Aku berjalan diarea lorong dengan lambat karena kakiku masih sedikit sulit untuk dibawa berjalan.
Suasana hening membuatku mengernyitkan dahi. Kemana semua orang? Kenapa bisa sehening ini?
Aku melangkahkan kakiku ke teras kediaman ini, rasa asing dan familiar langsung memasuki hatiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Kimetsu No Yaiba - After All
FanfictionKimetsu No Yaiba Series #1 Tangan pucat sialan! Tanggung jawab dong! Udah ditarik begitu saja eh, malah ditinggal! Kamu yang dulunya berusia 25 tahun tiba-tiba ditarik ke zaman dulu dimana iblis pemakan manusia masih hidup dan berkeliaran memakan ba...