"Adiiii.... Bangun !!!" Seorang wanita paruh baya berteriak sembari memaksa masuk kedalam sebuah kamar super berantakan.
"Aduh ini kenapa bajunya diberantakin semua sih, Dek! Kan kemaren udah mama rapih-rapihin!" omel wanita itu sambil memungut baju-baju yang berserakan di lantai.
"Ayo cepet bangun! Nanti Mas Jerard ketinggalan pesawat..." menepuk pantat si empunya kamar, wanita ini berujar lagi dengan nada tinggi.
"Mmmm Maa, aku masih ngantuk." Si empunya kamar hanya menggeliat, menarik selimutnya lagi untuk menutupi badannya yang tidak tertutup atasan.
"Kamu udah janji ya mau nganterin Mas Jerard ke bandara, ayo sekarang bangun. Mama nggak mau tau kamu bangun sekarang, siap-siap nganterin Mas Jerard atau mama bakar semua sepatu kamu!" Wanita itu menarik selimutnya sampai jatuh ke lantai, menyisakan seorang laki-laki meringkuk dengan hanya mengenakan boxer di atas ranjang.
"Iya iya aku bangun..." akhirnya laki-laki ini duduk, namun masih dengan mata terpejam.
"Adek udah bangun, Ma?" tanya Jerard yang duduk di meja makan sambil sesekali bermain dengan dengan anaknya yang sedang disuapi istrinya.
"Tadi sih udah duduk, nggak tau deh sekarang." Tidak lama, laki-laki itu keluar kamar, dandanannya masih sama.
Dia adalah Bobby Aditama Wangsadinata, anak kedua alias anak paling muda di keluarga kecil ini. Anak kesayangan lebih tepatnya, Bobby mungkin bisa menjadi Bobby yang keren, rebel, dan swag di luar, apalagi saat di panggung. Namun Bobby hanyalah Bobby si manja dan anak mama ketika di rumah. Dan seluruh rumah ini akan memanggilnya Adi, dari nama tengahnya. Panggilan sayang kalau kata papa. Namun ketika di luar rumah dia akan memperkenalkan dirinya sebagai Bobby, bukan Adi.
Begitu keluar dari kamar, hal pertama yang dilakukan Bobby adalah mencomot lauk pauk yang ada di meja makan lalu bermain dengan Roger, anak Mas Jerard, dengan gemasnya. Bobby sangat sayang dengan Roger, bahkan dari sebelum Roger lahir Bobby sudah membelikan banyak hadiah untuknya. Padahal Roger tinggal di Virginia, Amerika saat itu karena Mas Jerard bekerja di sana. Hari ini merupakan hari yang berat bagi Bobby karena harus mengantarkan Jerard dan keluarga kecilnya untuk kembali ke Amerika. Mereka sudah berlibur di Indonesia selama satu bulan.
"Flight jam berapa sih?" tanya Bobby kepada Jerard.
"Jam 10."
"Yauda gausa mandi lah."
"Jorok banget sih!"
"Gak ada yang tau ini, bodoamat." Sekarang Bobby sudah memegang piring berisi nasi.
"Dek, nanti mampir anterin ini ke Jordane ya. Kasian dia sendirian di rumah." Mamanya memberikan sebuah bungkusan kepada Bobby.
"Kan dia punya Mbak, Maa.. Lagian pasti hari gini dia di kampus sih."
"Ya nggak apa-apa kan bisa dimakan malem. Mama udah wasaf Jordane ya, kamu harus anterin!"
"Iya iya.. "
Pukul setengah sembilan Bobby mengeluarkan mobil dari garasi, Jerard yang menunggu di halaman mulai memasukkan koper-kopernya ke bagasi mobil. Setelah berpamitan dengan mamanya, kini Jerard beserta keluarga kecilnya memasuki mobil papa. Iya mobil papa, karena Bobby tidak suka naik mobil, dia lebih suka mengendarai motor. Bobby mempunyai beberapa motor mulai dari skuter, sampai berbagai macam motor cowok berkopling. Pernah suatu ketika Bobby menjual mobil yang dihadiahkan oleh Mas Jerard kepadanya untuk dibelikan motor impiannya.
Setelah semuanya siap di dalam mobil, Bobby segera menjalankannya. Terlihat Jerard menggerak-gerakkan tangan mungil Roger bermaksud untuk melambai ke neneknya. Mereka berlalu meninggalkan pekarangan rumah.

KAMU SEDANG MEMBACA
THE WANGSADINATAS (WINKON - Alternative Universe)
FanfictionKisah tentang keseharian kesebelasan sepersepupuan yang nggak ada cacatnya. Demi apapun mungkin waktu Tuhan membagikan jatah kegantengan, kepintaran, keberuntungan, dan ketenaran kakek nenek mereka dulu nggak pernah absen. Tapi kalau soal kewarasan...