Wangsadinata : Chandra

913 106 39
                                    

Beberapa bulan setelah kejadian Hanung di Bandung (Read: When We Met - Spinoff Hanung)

Chandra melangkahkan kakinya pagi ini di Bandara Internasional Djuanda. Liburan semester yang kedua kalinya ini dia pakai untuk pulang ke Surabaya, mengingat libur semester lalu dia tidak bisa pulang karena urusan club film-nya. Dia tidak sendiri, dia membawa kakak sepupunya, Jordane untuk berlibur selama beberapa minggu di Surabaya. Dan mungkin akan berlibur ke tempat lain juga nantinya, entahlah.

"Kopermu udah Mas?" Chandra memastikan semua barang bawaannya dan Jordane tidak ada satupun yang terlewat.

"Udah nih. Yok!"

"Wes pamitan May to?" goda Chandra.

"Amaan.. Dia mau liburan ke keluarganya yang di Semarang juga"

Menunggu di depan terminal kedatangan domestik, Chandra celingukan mencari seseorang, atau sebuah mobil yang harusnya familiar dia kenal. Hingga akhirnya mobil tersebut datang dengan seorang perempuan di balik kemudi.

Gadis berambut lurus dengan panjang sebahu itu buru-buru turun dari balik kemudinya dan membukakan pintu belakang mobilnya guna menyimpan barang-barang Jordane dan Chandra. Seraya dia sibuk dengan pintu yang harus dibuka ke atas cukup tinggi, Chandra yang datang dari belakangnya mengambil alih pintu tersebut ketika melihat gadis itu berjinjit setengah mati untuk membiarkan bagasi belakang terbuka total. Gadis itu menoleh, mendapati seseorang dengan tinggi menjulang di belakangnya tersenyum sumringah di antara lengannya. Jordane di sisi lain, tidak ada waktu untuk menikmati pemandangan itu langsung bergegas memasukkan semua barang ke dalam bagasi mobil. Setelah semuanya siap, mereka bertiga masuk mobil dan siap menuju tempat tujuan.

"Kok Ko Jordane ikut? Ko Yoga mana?" Gadis itu bernama Jessica. Atau jika dia sedang bersama dengan orang-orang terdekatnya, maka dia akan dipanggil Jeje. Jika nama ini terdengar oleh orang yang tidak mengenalnya, maka sudah dipastikan mereka akan mengira Jeje ini adalah seorang laki-laki.

"Iya Je, mau liburan di sini gue. Mas Yoga sibuk mau KKN sama ngurusin cafenya dia," Jordane menjawab seraya dirinya membuka pintu tengah yang diperuntukkan bagi penumpang. Dia langsung membuka jaket parkanya begitu nyaman duduk di dalam mobil.

"Sini wes aku aja yang nyetir!" Chandra dengan logat jawanya yang khas, langsung merebut tempat kemudi dan gadis itu buru-buru berjalan ke arah yang berlawanan untuk masuk dari pintu penumpang depan.

"Terakhir kali gue kesini kayaknya lo belom bisa bawa mobil deh, Je?" Mobil telah meninggalkan area parkir bandara, masuk ke sebuah jalan layang untuk menuju pintu tol. 

"Iya Ko, aku disuruh kursus sama Bunda,"

"Yo soale wes nggak bisa nebeng aku kan?" celetuk Chandra menginterupsi obrolan Jordane dan Jeje. Celetukan itu lalu membuahkan sebuah pukulan pada lengannya, tentu saja dari Jeje. Disusul dengan teriakan palsu Chandra berpura-pura kesakitan, padahal aslinya Jeje tidak sebertenaga itu. Sementara Jordane hanya tersenyum simpul dari belakang melihat kedua saudaranya bertengkar karena hal sepele. Dia maklum, sudah satu setengah tahun sejak mereka terakhir kali bertemu karena Chandra yang harus pindah ke Jakarta untuk berkuliah.

"Lo rencana mau kuliah di mana Je?" 

"Pengennya ke Jakarta tapi nggak tau dibolehin apa enggak sama Bunda,"

"Kalo dibolehin enak tuh, kan bisa deketan ya Ndra? Eh tapi ada Mas Yo sih," goda Jordane.

"Opo seh Mas.."

Jauh dibalik nada ketus Chandra, Jeje yang salah tingkah di kursinya, dan senyum Jordane masing-masing dari mereka tahu apa yang sedang terjadi, namun masing-masing dari mereka di saat yang bersamaan juga tidak tahu apa yang harus dikatakan. Bahkan, apa yang harus dilakukan. Keheningan seketika menyelimuti atmosfer di dalam mobil putih yang kini tengah melaju di jalanan Surabaya, berhasil meloloskan dirinya dari jalan tol yang lenggang dan tengah terjebak dalam kemacetan siang hari Surabaya. Sebenarnya ini masih pukul 10, belum terlalu siang, namun tidak juga dapat disebut pagi mengingat ini adalah jam produktif dan ditambah panasnya udara Surabaya yang akan membuat siapapun lupa apakah ini pagi atau siang. Di antara heningnya, Chandra dan Jeje tak lagi bersuara, begitu pula Jordane yang tertidur di jok belakang. Flight pagi telah menguras tenaga dan kesadarannya. 

THE WANGSADINATAS (WINKON - Alternative Universe)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang