*Maaf typo mulu
Diffa langsung tertidur, hingga bermimpi pergi bersama sama ayah dan ibunya . Mereka sekeluarga pergi ke sebuah toko sepatu dan saat itu Diffa masih SD ,
***
Suara alarm yang ia pasang membangunkan Diffa dari mimpi yang berisikan traumanya. Membuat ia terduduk di samping adiknya. Ia pelan pelan turun dari kasurnya dan menuju kamar mandi. Jam masih menunjukkan pukul 03.10, ia hanya tidur sekitar tiga jam lebih. Ia sebenarnya masih mengantuk namun masih ada tugas yang belum ia kerjakan yaitu menggoreng kue donat yang ia buat tadi malam. Ia mengambil kue donat yang disimpan di kulkas,ia simpan di kulkas supaya tidak terlalu besar mengembangnya.
Adzan subuh sudah berkumandang, tepat dengan selesainya Diffa menggoreng kue donat nya dan juga menghiasnya. Ia mengambil air wudhu, sebelum ia mengambil air wudhu ia membangunkan kedua adiknya untuk salat. Mereka bangun walau masih ada kantuk menyelimuti wajah keduanya. Namun mereka berdua tetap melaksanakan salat bersama sama walau mereka belum tau bacaan apa saja yang di ucapkan saat salat.
Dirumah Dirga
Pukul 04.30Dirga masih tertidur pulang dengan selimut bercorak hitam putih seperti zebra masih melekat di tubuhnya. Memang pagi ini dingin, namun suara ketukan pintu kamarnya, membangunkan dirinya ditengah mimpi indahnya. Lalu pintu tersebut terbuka secara pelan pelan
Kriet...kriet
Lalu bersahutan dengn suara seorang wanita, yang tak lain adalah mama Dirga.
"Dirga bagun, udah jam setengah tujuh nanti telat."
begitu kira kira mama nya Dirga membangunkannya.Dirga menendang selimutnya, lalu memandangi jam arloji yang terpampang di nakas sebelah tempat tidurnya . Tanpa ba bi bu Dirga beranjak kekamar mandi walau ibunya tersebut membangunkannya masih pagi sekali, dan melakukan ritual mandi paginya.
Dirumah Sikembar
Kedua pengeran kecil sudah siap dengan seragam sekolah mereka. Mereka sedang menunggu sarapan yang sedang dibuatkan oleh kakaknya. Diffa juga tak kalah, ia juga sudah mengenakan seragam sekolahnya. Pagi ini Diffa sedang membuat sayur sop dan tempe goreng. Karena sayur sopnya sudah matang, saat ini ia sedang menggoreng tempe yang sudah direndam air dicampur dengan royko.
Nyoss... nyoss... nyoss...
(Begitu kira kira suara tempe yang dimasukkan ke minyak panas)"Kak, tempenya udah matang belum," tanya Daffa kepada kakaknya
"Belum dek, ini lagi dimasukin," jawab Diffa, sambil membalik tempe yang sudah di masukkan ke penggorengan lalu ia tinggal sebentar untuk menyiapkan nasi agar saat ia tinggal nasi yang akan di makan sudah agak dingin. Lalu ia kembali kedepan kompor dan meniriskan tempe goreng yang sudah matang. Lalu meletakkan nya di atas piring yang Ad di meja makan."Dek itu tempenya udah matang, hati hati masih pan-," kata kata Diffa terpotong mendengar suara teriakkan adiknya.
"ADUH PANAS, fuuh fuuh.." teriak Daffie sambil meniupi jari telunjuknya. Dengan tergesa gesa Diffa mengambil kotak p3k lalu mengoleskan salep ke jaro telunjuk adiknya.
"Tuh kan baru aja mau dibilangin, tapi udah terlanjur kan," seru Diffa kepada adiknya.Daffa tertawa ria sambil mengunyah tempe yang ada ditangannya. Karena saking ria nya ketawa ia tersedak.
"Uhuk.. uhukk..."
Diffa langsung berbalik badan dan mengambilkan segelas air putih, lalu meminumkan kepada adiknya yang satu lagi.
"Kamu itu ya udah dibilangin kalo makan jangan sambil ketawa nanti kesedak." Seru Diffa secara halus. Dan omongan Diffa menghentikan tawa diseberang meja.
***
Setelah mengantarkan donat ke warung dekat rumahnya, Diffa kembali pulang untuk mengambil ranselnya, dan mengantar dua pangeran kecilnya untuk pergi kesekolah. Mereka sudah menunggu di kursi teras depan rumah. Namun tidak seperti biasa, saat ditinggal kakaknya pergi mengantarkan kue donat mereka pasti sedang bergurau ria hingga terdengar sampai rumah tetangga karena suara ketawa mereka yang menggelegar seperti petir, berbeda dengan hari ini mereka hanya diam tak ada suara menyedekapkan tangan mereka dan duduk saling membelakangi dengan muka yang saling memajukan bibir mereka beberapa senti. Setelah melihat sang kakak berjalan di trotoar depan rumah Daffie langsung tersenyum sambil menggendong tas miliknya dan membawakan tas milik kakak nya, dan menghampiri sang kakak. Disusul dengan Daffa yang ikut lari menuju kakaknya.
"Kak, ayo belangkat nanti adek telat gimana." Daffie merenggek ingin cepat cepat berangkat dengan suara yang amat menggemaskan hingga Diffa ingin sekali mentoel pipi nya saking lucunya.
"Ayo berangkat," Diffa menjawab dengan senyum yang amat lebar, membuat ke dua pengeran kecilnya pun ikut tersenyum dengan lucunya.Saat mereka sedang menunggu di halte bus, ada seorang laki laki yang menghampiri mereka tak lain adalah Dirga, dengan mengenakan seragam sama persis dengan yang di kenakan Diffa. Dirga ini baru pindah rumah dari kota A dan pindah ke sini. Jadi ia harus mendaftar sekolah baru, dan ternyata sekolah Tempat Dirga mendaftar juga tempat sekolahnya Diffa.
"Hallo Dif, hallo adek kecil." Dengan senyum dan tanpa ragu ia menyapa Diffa dan kedua adeknya.
"Hai juga," Diffa juga menjawab dengan senyuman pula
Disitulah kedua adeknya merasa bingung dan bertanya tanya.
"Kak cini," menyuruh Diffa untuk berjongkok sedikit menyamakan tingginya dengn adek adek nya.
"Ya ada apa?" Jawa Diffa dengn lembut dan tak lupa senyumnya
''Kak itu ciapa? '' bisik Daffa yang sedang merasakan kebingungan yang menghantuinya.
Diffa langsung berdiri dan menyuruh dirga untuk memperkenalkan dirinya
"Kalian berdua belum kenal kakak ya, hehe. Nama kakak Dirga kakak ini temen nya kakak kalian saat kecil dulu jadi kami saling kenal, walau udah ngak ketemu lama sih terakhir ketemu itu pas SD kelas 5 lalu aku pindah ke kota A dan pindah ke sini lagi dan ngak nyangka ternyata tetanggaan ama kalian," curhat Dirga kepada kedua adek nya Diffa. Walau Dirga udah ngejelasin panjang lebar tapi mereka belum mudeng, mereka baru tau kalau namanya doang, wajar maseh kechil.***
Mereka sudah sampai di depan gerbang TK Permata. Dengan senyum dan lambaian tangan mereka beranjank pergi masuk kedalam sekolah.
Diffa and Dirga pov
Dirga akhirnya ikut mengantarkan si kembar, karena ia kefo dimana mereka sekolah. Lalu mereka melanjutkan perjalanan menggunakan busbyang tadi, karena lurus kira kira 20 m sudah sampai di sekolahnya yaitu SMA SERIBU KARYA.
Mereka sudah turun dari bus yang mereka tumpangi, Diffa turun terlebih dahulu lalu disusul dengan Dirga. Diffa ini cantik ya wajar jika ia sudah memasuki gerbang sekolah banyak sekali yang menyapanya. Sedangkan Dirga ia tampan juga tinggi gagah, tapi karena belum kenal sama sekali dengan siswa lain jadi ia hanya diam berjalan disampingku. Pagi ini aku tak langsung pergi kekelas melainkan mengantar Dirga pergi keruang kepsek untuk melengkapi data data yang belum ia kumpulkan.
Diffa pov
Setelah mengantarnya aku langsung bergegas menuju kelas. Saat berada di koridor depan kelas ia mendengar suara seperti ada yang memanggilnya.
"Adzra...."
***
Semoga aja ada yang suka, dengan hasil amatiran saya ini.
Maaf kalo kata katanya masih ngak beraturan
Karena author masih belajar wkwk,Terimakasih atas waktu kalian
See you next time

KAMU SEDANG MEMBACA
Happy Twins
General FictionBerharap semua yang sudah dihapus dapat dikembalikan seperti dulu lagi. Bahkan kebahagiaan yang dulu adalah hal yang wajar kini menjadi hal yang sangat langka. Semua meninggalkan ku kecuali dua jagoan kecil ayah bunda, yang sekarang tengah masuk mas...