5. Metamorfosis (3)

155 16 6
                                    

Hi guys....
Maaf baru di up....

Seperti biasa nih
setelah baca jangan lupa
vote dan komennya ^^

Happy reading 🎊🎊🎊
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.




“Tapi, apa kau benar-benar tidak mau menerima mereka, Tal? Kalau aku jadi kau, tentu aku akan menerima mereka karena sudah menjadi keluargaku.”

“Tentu saja tidak, aku tidak ingin mereka sampai menguasai semuanya dariku!”

“Lalu apa rencanamu? Apa yang akan kau lakukan sekarang?” Lisa mulai penasaran.

Tidak ada yang bersuara memberikan jawaban terhadap pertanyaan itu, Krystal melirik Jennie bermaksud menanyakan padanya, namun anak perempuan itu hanya menunjukkan ekspresi wajah dengan senyum sudut yang sedikit menyeringai, tandanya tak ada satu ide pun yang terbesit dipikirannya.

“Nah, jadi bingung kan sekarang?”

“Iya juga, membingungkan memang.”

“Bagaimana kalau kau berubah menjadi Cinderella revolusioner saja Krystal.” Ide itu langsung terbesit dipikiran Jennie.

“Cinderella revolusioner?”

“Maksudmu bagaimana?”

“Pada umumnya kan dalam cerita dongeng, Cinderella selalu di siksa oleh ibu dan saudara tirinya, tapi sekarang kau buat seperti ibu dan saudara tiri yang di siksa oleh Cinderella, tapi dengan cara halus.” Jelas Jennie memasang wajah seriusnya.

“Maksudmu Krystal harus berbuat jahat pada mereka?” tanya Rose, ia sedikit terkejut.

“Iya.... begitulah.”

“Gila kau! Mana mungkin aku bisa tega berbuat jahat pada orang lain?!” Tolak Krystal segera, walau ia tidak menyukai keluarga barunya itu, tapi dia sama sekali tak berniat menyakiti siapapun.

Mendengar penolakan yang diterima itu, membuat Jennie menggaruk kepalanya yang sebenarnya tak terasa gatal sama sekali, ia segera mengenyahkan punggungnya di sandaran kursi, dan ia juga merapikan rambutnya yang sudah sedikit berantakan akhibat menggaruk tadi, dan kemudian ia melirik sebentar ke arah Krystal.

“Aku hanya mengingatkanmu saja.”

“Kenapa kau membuat aku terus berpikiran buruk mengenai ibu tiriku?”

“Lalu? Kau ingin bagaimana lagi?”

“Ya terserah....”

“Kau juga ingin aku mendukungmu untuk menerima ibu tiri dan adik tirimu itu? Tentu tidak kan?” tanya Jennie panjang lebar.

Krystal hanya menganggukkan kepalanya pasrah, bibirnya ia kerucutkan seperti mulut bebek. Menurutnya, yang dikatakan Jennie memang ada benarnya, karena ia memang tak suka dipaksa untuk menerima kehadiran ibu tiri dan juga saudara tirinya yang manja itu. Tapi, untuk menyakiti mereka juga bukan suatu hal yang benar. Satu-satunya hal yang ingin dilakukannya adalah dengan mengusir mereka dari rumahnya.

“Ya sudah, kalau begitu kau jalani saja dulu semua ini, semoga baik-baik saja dan mereka tidak jahat padamu, Tal.”

“.... dan semoga juga adik tirimu itu tak mengganggumu lagi,” Itu ucapan Rose dan di sambung oleh Lisa, mereka berdua sedari tadi masih asyik dengan pandangan yang tertuju kepada buku majalah yang dibaca.

Mendengar ucapan kedua sahabatnya itu, membuat Krystal menghela nafas, rasa dalam dadanya tetap mengeluarkan sensasi sesak dan sempit, berupaya menerima keberadaan dua orang yang baru dalam keluarganya itu sambil terus berdoa, harapan ia panjatkan semoga dua orang itu tidak membuat harinya kacau balau lagi.















“Hey, Tal. Ada namja club basket, dia menitip salam padamu!”

“Hmmm.”

“Dia sangat tampan, kira-kira tinggi badannya sekitar 180 cm.”

“Hmmm, hmm.”

“Hey! Kau tidak mendengarku?”

“Aw!” pekik Krystal tertahan, ia memegangi puncak kepalanya yang berdenyut karena hasil jitakan yang di buat oleh Jennie.

“Sakit!”

“Iya, habisnya kau tidak mendengarku, padahal aku ingin memperkenalkan kau dengan namja itu, kalau kau tidak mau ya, tidak apa-apa, bukan aku yang rugi.”

“Eh ne, tentu mau! Siapa? Krystal akhirnya luluh dan segera membalikkan tubuhnya menghadap Jennie.

Namun sekarang, giliran Jennie yang bungkam, ia sengaja pura-pura tak mau bicara, namun dengan segala upaya, akhirnya Jennie bicara juga.

Setelah lama mereka berbincang mengenai sosok yang di maksud Jennie, akhirnya dia malah berdiri dan beranjak dari tempat duduknya, lalu berjalan menuju luar ruangan karena minat Krystal hilang akan sosok yang tak ia kenal itu. Kedua teman Krystal yang lain pun entah kemana perginya.

“Annyeong, namamu Krystal, kan?”

Tiba-tiba suara bas yang terdengar enak pun menyapa dirinya.









Sampai sini dulu guys, maaf jelek, cerita pendek, atau cerita ini mirip dengan yang sudah ada, cuma mengeksplor apa yang aku tau aja, stay tune dan gomawo sudah mau baca ini ^^

Cinderella's Stepsister (Secret), Krystal.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang