Welcome guys
Selamat membaca....Setelah baca, jangan lupa
vote komennya.Maaf kalau typo bertebaran
di sini ^^
Klinik khusus kulit dan kecantikan, pukul tiga sore.
Tak terlalu banyak orang di sana. Tempat yang bernuansa pink bercampur putih, hanya beberapa yeoja sosialita yang duduk-duduk di ruang tunggu sambil mengobrol, sesekali terdengar tawa dari mereka sambil saling memperlihatkan sesuatu di dalam ponsel pintar mereka. Dua bibik penjaga kasir yang mengenakan kemeja berwarna silver bosan, yang berambut panjang sedang asyik menulis di tempatnya sementara yang satunya lagi terus menguap berulang kali.Drrrt....
"Ck, siapa lagi ini?" dengus Krystal.
Krystal, yeoja cantik dengan rambut panjang menggerai, sedang duduk di kursi ruang tunggu bersama para yeoja sosialita, tapi bukan salah satu dari mereka. Ia hanya siswi SMA biasa yang terpaksa berada di tempat yang di sebut sebagai klinik kecantikan yang terlihat membosankan baginya, karena ada sesuatu yang mengharuskan ia juga ikut berada di tempat ini.
Saat Krystal membuka ponselnya yang bergetar karena ada pesan yang masuk, namja berusia empat puluhan yang duduk disebrangnya berdiri.
"Bagaimana? Jisoo tidak kenapa-kenapa, kan?" tanya namja itu dengan nada terdengar gusar.
"Bukan Jisoo, kok."
"SMS-lah dia! Kau itu jadi Eonnie kok, tidak ada pedulinya sama sekali sama adik!" Suara gusar itu berubah menjadi sedikit bentakan. Krystal bergeming.
"Dia tidak apa-apa. Memangnya Appa takut dia kenapa? Di culik orang? Tak akan ada yang menculik si anak manja itu"
"Jangan sembarangan bicara kau, Krystal!"
"Kalau saja kau tak melakukan itu, kita tidak perlu meninggalkan Jisoo di rumah sendirian!"
Namja yang di sebutnya Appa itu terlihat sangat gusar bercampur marah. Krystal sendiri tak begitu peduli jika Appa marah padanya. Ia lebih peduli pada kekhawatiran berlebih namja itu pada Jisoo, adik tirinya yang manja dan menyebalkan yang tengah menunggu di rumah. Setelah semua yang terjadi belakangan ini, Krystal merasa jika kelakuan adik tirinya itu semakin menjadi.
Sudah cukup Jisoo merenggut kebebasannya di dalam rumah sebagai anak tunggal, tapi jangan sampai merenggut perhatian Appa seluruhnya. Sebenarnya Krystal tak masalah berbagi kasih, tapi entahlah... Jisoo sangat menyebalkan. Belum lagi Eomma tirinya, yeoja yang sekarang tengah berkonsultasi dengan dokter kulit langganannya itu, sangat mengganggu. Yeoja itu berusaha ingin menggeser posisi Eomma, terlalu memaksa, dan itu membuat Krystal semakin muak.
"Apa masalahmu, Krystal?"
"Maksud Appa?" Krystal mendongak, menatap Appa yang berdiri tepat di hadapannya.
Namja itu meletakkan tangan kanannya di pinggang, sementara tangan yang lain digunakan untuk mengurut pelipisnya, merasa pening barangkali. Dengan mata yang tetap menatap sang Appa, Krystal perlahan memasukkan ponselnya ke dalam saku celana. Ia tetap menunggu kalimat apa yang selanjutnya akan di lontarkan appanya kepadanya.
"Sejak Appa menikah dengan Eomma Jisoo, kau berubah jadi kasar. Jadi bengal!"
"Apa?"
"Appa masih bisa bersabar dengan kenakalanmu, wajar. Tapi jika sudah menjurus ke tindakan kriminal seperti ini...."
"Tindak kriminal? Yang mana? Ahjuma tidak sengaja menabrakku dan terkena air yang mendidih, itu yang namanya tindak kriminal?" sela Krystal, tegang. Gerahamnya mengeras sambil menatap kesal sang appa.
"Panggil dia 'Eomma', bukan 'Ahjuma'!" hardik appanya.
"Dia bukan Eomma! Dia Eomma tiri! Selamanya eomma tiri tetap orang asing, benalu di keluarga kita, Appa!"
"Krystal!" tangan kiri appanya terangkat ingin menamparnya, hanya sedikit bisikan setan saja dapat dipastikan bahwa pukulan tangan besar sang appa mendarat di pipi anak perempuannya. Tetapi, rasa kasih sayang dalam batin terhadap anaknya ini berhasil mencegah kelakuan kejam itu terjadi. Sebagai gantinya, ia merasa sangat menyesal telah menunjukkan perilaku kasar pada Krystal. Anak manis yang selama ini di gendongnya di atas bahu, anak yeoja cantik yang menjadi malaikat kecilnya selama bertahun-tahun. Sungguh tak pantas jika ia melihat sang appa yang hampir tak dapat mengotrol emosinya yang baru saja terjadi.
Krystal menatap telapak tangan appanya yang telah diturunkan dengan pandangan mata yang mulai buram, dengan mata itu pula ia melihat para yeoja sosialita di ujung lain kursi ruang tunggu memperhatikannya dengan serius. Perkelahian publik memang selalu menarik. Kedua resepsionis yang mengantuk tadi juga sekarang tampak semangat.
"Appa bahkan sekarang bisa memukulku."
"Appa tidak memukulmu, Krystal!"
"Belum. Tapi nanti suatu saat, pasti!"
"Krystal, jangan kekanakan begini! Hentikanlah! Lihat sekarang kulit Eommamu melepuh, gara-gara sifat konyol kekanakanmu itu!"
"Dia bukan Eommaku, Appa! Aku tidak menyukainya! Aku juga tidak menyukai Jisoo si anak manja itu! Aku lebih menginginkan mereka tiada saja dari dunia ini!!"
"Krystal!"
PLAK!
Tamparan itu akhirnya mendarat di pipi Krystal, meninggalkan jejak merah padam di pipi kanannya. Krystal meringis, matanya mulai berkaca dan pipinya terasa sangat pedih. Celakanya lagi, telinganya sekarang berdengung-dengung, seakan ada sekoloni lebah di dalam kepalanya membuat ia tak bisa mendengar dengan jelas.Krystal tak bisa mendengar dengan jelas karena hatinya yang memerintahkan seperti itu. Untaian kata yang meluncur dari bibir sang Appa membuat hatinya yang beku kini menjadi hancur karena itu. Cukup sakit tamparan yang diberikan appanya itu, tapi kalimat demi kalimat kenyataan yang membuka tabir masa lalunya itulah yang lebih menyakitkan. Krystal tak tahan.
Air mata yang membanjiri pelupuk mata membuat ia tak mampu melihat jelas. Ia ingin pergi saja dari tempat ini. Bukan hanya karena malu, tapi juga karena kecewa dan entahlah... ia sangat terkejut dengan kenyataan yang baru ia ketahui.
Seandainya Eomma tak meninggal, mungkin semua ini tak perlu ia ketahui. Semua kenyataan yang menyakitkan hati ini tak akan mencederai kepercayaan juga kebanggaannya pada sang appa. Namja berwibawa yang selalu membuatnya bangga menyandang nama Jung.
Jung Krystal.
Seandainya Tuhan tak terlalu cepat memanggil Eomma kembali... seandainya...
Gimana? Maaf kalau masih belum sempurna, maaf juga kalau cerita ini menurut kalian sama dengan cerita lain, aku hanya mencoba untuk mengeksplore apa yang jadi kemampuan aku saja. Lanjut? Atau STOP?
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinderella's Stepsister (Secret), Krystal.
Fiksi Remaja"Mungkin benar kata orang, Eommamu adalah simpanan lelaki hidung belang!" -Krystal. "Eomma tidak seperti itu!" -Jisoo. Seorang Yeoja bernama Jung Krystal, yang sangat membenci kehadiran keluarga baru dalam hidupnya. terlebih lagi kepada kehadiran sa...