Tiga

6.2K 268 3
                                    


"Kay, besok nginep rumah aku, ya. Sejak terakhir, udah lama banget, kan?"

"Nanti diliat ya, Mai. Soalnya aku mau nemenin Mama dulu. Katanya sore ini mau kondangan. Papa lagi ke luar daerah, Kak Kania lembur." Kaytra menjawab suara yang bersemangat di ujung telepon.

"Kan kondangan bentar doang. Yang anak Om Adi bukan, sih? Yang di The Culture Club?"

"Kok kamu tau?"

"Kan Mama juga dapat undangan. Tadinya aku suruh nganter, tapi males. Masih ada tugas yang belom selese. Ini aku masih di luar."

"Laaah, terus ngajakin nginep gimana ceritanya?"

"Jam sembilanan aku balik. Kujemput, ya!"

"Ntar aku kabarin, ya. Mau izin Mama dulu."

"Gimana kalo Mamaku aja yang telpon Tante Yasmin?"

"Nggak usah, aku aja."

"Oke. Jam sembilanan aku jemput, ya!"

"Seraaaaah!"

Kaytra meletakkan ponsel ke meja, lalu kembali berkutat dengan layar di hadapannya.

Sementara tangannya sibuk dengan keyboard dan mouse, seorang office boy datang menghampiri.

"Mbak, ada kue," kata lelaki itu.

"Buat saya, Pak Mir?"

"Iya, Mbak." Lelaki itu menyerahkan aneka kue yang dikemas dalam kotak berwarna ungu, berlogo salah satu toko kue di kota Makassar.

"Waaah ... terima kasih, Pak Mir." Kaytra mengambil sebuah, lalu menjejalkan ke mulutnya.

"Ada acara, Pak? Tumben kasih saya banyak sekali?" Kaytra mengambil kue kedua.

"Bukan dari saya, Mbak."

"Lha terus, dari siapa, Pak?"

"Dari Pak ...." Belum selesai ucapan Pak Mir, ketika dari arah luar seseorang melintas.

"Dari aku. Jangan GR. Sekantor dapet semua bukan kamu doang," sahut Bara.

Lelaki itu muncul, berlalu begitu saja menuju ruangannya, bahkan tanpa berbalik atau menghentikan langkah. Sikap acuh yang lagi-lagi membuat Kaytra menggelangkan kepala, dan menatap sebal sosok yang menghilang di balik pintu itu.

"Ceh!" Kaytra meletakkan kembali kue yang hendak dimakannya.

"Pak Mir. Ini buat Bapak saja, deh. Saya kenyang." Gadis itu bersungut-sungut, memajukan bibirnya.

"Kalo saya ambil, saya bisa dipecat, Mbak."

"Astaga! Ya udah. Siniin kuenya kalo gitu, Pak. "

"Ini. Saya permisi ya, Mbak."

"Terima kasih, Pak Mir," Kaytra menghentikan ucapannya. "Pak, siang ini tolong belikan saya gado-gado, ya. Lagi males keluar."

"Siap, Mbak Kay!" Lelaki itu mengangkat tangan tanda mengerti, lalu meninggalkan Kaytra.

"Ish! Seenaknya aja bilang jangan GR, ya GR, lah! Urusan sama orang kek gitu!" gerutu Kaytra, seolah mengeluh pada kotak kue yang dipegangnya.

***

"Kay, sudah?" Seorang wanita cantik muncul dari balik pintu.

"Dikit lagi, Ma," jawab Kaytra, sembari mematut diri di depan cermin.

Mengenakan kebaya lengan pendek berwarna hitam, dipadu rok batik selutut, yang membingkai tubuh bagian bawah. Sementara rambut hitam yang ia biarkan tergerai, membuat gadis itu tampak menawan. Seperti biasanya.

Om I Love You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang