21. Tidur Bareng

865 118 11
                                    

Cup!

Senja mencium bibir Langit untuk menutup mulut pria itu. "Berisik," ucapnya setelah itu.

♥ ♥ ♥

Begitu Ibu Asrama keluar dari kamar, Senja langsung menyibak selimut dan melotot pada Langit. "Lo bener-bener manfaatin keadaan," desisnya kesal. Dia duduk dan mengancingkan piyama tidurnya yang sempat terbuka gara-gara tangan nakal Langit.

Langit terkekeh pelan.

"Sekarang Lo pulang," usir Senja.

"Nggak mau. Gue mau tidur di sini," tolak Langit.

"Lang...."

Langit menarik tangan Senja agar berbaring kembali. Dia memiringkan tubuhnya, memeluk pinggang Senja. Lalu memejamkan mata. "Gue kangen tidur sama lo kayak gini. Jangan nolak, gue janji nggak lebih dari ini."

Senja tidak menjawab apa-apa, dia diam karena merasakan nyaman juga dipeluk seperti itu. "Kenapa akhirnya lo nyerah?" tanya Senja, dari hati ke hati.

Langit membuka matanya. "Gue nggak bisa lihat Lo sama Bumi, sakit rasanya."

"Tapi gue udah sama dia sekarang."

"Putusin."

"Nggak segampang itu, Lang. Gue nggak punya alasan buat mutusin dia dan Bumi terlalu baik untuk disakiti."

"Terus gimana dengan kita?"

"Gimana dengan Zinnia?" tanya balik Senja.

"Kalau gue lawan, apa lo akan tetep di samping gue?" Langit menatap Senja dengan serius.

"Bukan cuma gue, Lang. Lo juga butuh orang tua lo. Ngomong sama mereka," suruh Senja.

Langit seketika duduk. Apa Senja tidak mengerti justru itu yang paling dia hindari?

Senja ikut duduk, mengusap pundak Langit. "Gue temenin,"ujarnya dengan lembut.

Langit menatap Senja tidak yakin.

"I promise, gue temenin lo ngomong sama mereka. Gue nggak akan kemana-mana. Gue akan di samping lo, belain lo."

"Sungguh?"

Senja mengangguk.

"Setelah itu lo akan putusin Bumi?" minta Langit sebagai jaminan.

Senja tidak langsung menjawab. Ada ragu dalam tatapannya. "Lang...."

"Janji sama gue," paksa Langit. Dia memegang kedua pundak Senja.

Senja akhirnya mengangguk, meski entah kenapa hatinya berat bila harus melakukan itu. Demi Langit, semuanya selalu demi Langit.

Langit mencium kembali bibir Senja, kini lebih meresapinya. Tidak ada nafsu di dalam ciuman itu. Kecupan demi kecupannya menunjukkan cinta.

✰✰✰

Pagi menjelang, suara lonceng Asrama berbunyi menandakan semua penghuninya harus bangun dan bersiap untuk sarapan bersama.

Langit masih di dalam sana, tidur pulas sambil memeluk Senja.

Senja sendiri sudah bangun sejak tadi,  namun sedang menatap Langit. Dia mengagumi ketampanan yang kini berada dekat dengannya. Sosok yang dia dambakan, yang akhirnya kembali ke pelukannya.

Ya, dia Langit, tempat di mana Senja seharusnya.

"Good morning."

Sapaan serak itu membuat Senja kaget. Dia terlalu fokus menatap Langit sampai tidak menyadari kalau yang ditatap sudah bangun. Saat Senja berniat duduk untuk mengalihkan rasa malunya, Langit malah memeluknya semakin erat. "Lepasss. Ini udah pagi, entah gimana caranya Lo keluar dari sini."

Senja di Langit (Spin-Off RAJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang