10. Ciuman di Mobil

923 136 12
                                    

Langit menatap Senja begitu dalam. Gelapnya cahaya tak membuat pandangannya terhalang dari cantiknya wajah wanita itu. "Lo udah lakuin apa sih ke gue?" tanyanya sambil mengusap bibir yang kian gemetar itu.

♥ ♥ ♥

Pulang Sekolah, Langit dan Senja pun berada di satu mobil. Mereka tetap bungkam dan hanya saling lirik. Hingga akhirnya Langit jengah dengan kebisuan mereka dan menggelitik Senja.

Senja tertawa geli sambil berusaha menghindari gelitikan Langit. "Langit, geli!"

"Habisnya lo diem mulu," sahut Langit terkekeh.

"Lo sendiri diem," balas Senja.

Keduanya pun tertawa menyadari kalau mereka sama-sama menunggu ada yang mengajak bicara duluan. Hingga tawa itu kembali berubah jadi diam dan saling tatap-tatapan.

"Gimana kalau kita nggak usah pulang?" tanya Langit.

"Hah?" Senja terlihat begitu kaget.

"Maksud gue, jangan langsung pulang. Kita jalan-jalan dulu, makan atau apa kek."

"Oh..." Senja meniup nafas dari mulutnya.

"Ngomong sama lo tuh bener-bener harus mendetil ya. Kalau nggak lo akan salah mengartikan," ledek Langit.

"Lagian lo terlalu irit ngomong, makanya ambigu."

Langit tertawa dan mengusap puncak kepala Senja. Dia lantas menjalankan mobil yang membawa mereka pergi dari lingkungan sekolah.

"Lo nggak bawa salinan ya?" tanya Langit begitu mereka sampai di parkiran sebuah Mal.

Senja menggeleng.

"Mau pakek baju Zinni, nggak? Ada di bagasi belakang."

Senja buru-buru menggeleng. Dia tidak mau memakai milik orang lain, apalagi di saat orangnya tidak ada.

"Terus gimana? Kita nggak akan bisa masuk kalau lo masih pakek seragam."

Sementara Langit sendiri selalu punya salinan, karena memang dia jarang langsung pulang ke rumah saat jam sekolah bubar.

"Gue pakek tengtop aja," kata Senja akhirnya. Dia membuka kancing atas seragamnya sampai habis. Lalu melepasnya. Meski agak risih, tapi Senja mencoba membiasakan dirinya memakai yang sedikit terbuka seperti itu. Toh sepertinya bukan hal yang aneh bila hanya memakai tengtop ke Mal, orang-orang akan menganggapnya biasa saja.

Langit tersenyum melihat Senja sesiap itu. Tadinya dia pikir mereka akan pulang karena tidak ada persiapan.

Karena seragam sekolah mereka berbeda, bukan putih abu-abu, maka rok yang dipakai Senja tidak akan kentara. Namun ada yang harus dia lakukan agar menyempurnakan penampilannya.

"Lo bisa keluar dulu nggak?" minta Senja.

"Kenapa?"

"Masih ada yang harus gue lakuin, sedikit."

"Oh ya udah, gue tunggu di luar." Langit pun turun dari dalam mobil dan menunggu dengan bersandar di kap depan.

Cukup lama Langit menunggu hingga akhirnya Senja turun dari mobil. "Lo udah..." suara Langit tiba-tiba lenyap dengan mulut tetap terbuka. Dia menatap Senja dari atas ke bawah, jatuh sejatuh-jatuhnya.

Senja berdiri dengan penampilan barunya. Dia telah memotong bagian bawah roknya menjadi sangat pendek. Juga bagian ujung tengtopnya sehingga sebagian perutnya terlihat. Dan melepas kacamata adalah sentuhan terakhir yang sempurna.

"Gue nggak malu-maluin kan untuk diajak jalan?" tanya Senja dengan senyum lebar dan percaya diri.

"Lo... Motongnya pakek apa?" tanya Langit penasaran.

Senja di Langit (Spin-Off RAJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang