30. Zinnia Hamil

470 81 8
                                    

"Lo mau menjebak Langit untuk bertanggung jawab atas bayi laki-laki lain?" tebak Senja dengan ekspresi marah.

♥ ♡ ♥

Ting.

Dari 0812678xxx
Senja, bisa ketemu sebentar?
Ada hal penting yang harus gue omongin.
Zinnia.

Senja terpaku menatap layar ponselnya. Dia mendapatkan pesan dari pengirim yang mengaku sebagai Zinni. Merasa penasaran, Senja pun menelponnya.

"Hallo, Senja ...."

Senja mengenali suaranya, itu memang Zinnia. Wanita itu sepertinya sedang menangis.

"Ada apa, Zin?" tanya Senja penasaran.

"Bisa ketemu nggak? Gue butuh banget ngomong sama lo, please ...."

"Zin, Sorry ... Gue nggak bisa keluar hari ini." Karena besok adalah hari pernikahannya dengan Langit, Senja dilarang kemana-mana.

"Please Senja, sebentar aja. Gue ada di deket hotel lo. Kita nggak kemana-mana, kita ngomong di mobil aja."

"Kok lo tau gue nginep di hotel?" tanya Senja cukup kaget. Karena dia sendiri tidak bilang siapa-siapa kalau sedang menginap di hotel bersama Papanya.

"Gue ... Gue ...." Zinnia semakin terdengar menangis.

Senja merasa bingung harus bagaimana. Papanya sedang tidak ada karena pergi ke rumah Langit untuk membantu persiapan pernikahan besok. Sementara dirinya dilarang keluar untuk mengikuti tradisi lama, yaitu dipingit.

"Senja ... Gue hamil."

Terasa ada petir yang menyambar, Senja kaget mendengar pernyataan itu. "Di mana lo sekarang?" tanyanya dengan nada yang dingin.

"Gue parkir di depan fast food sebelah hotel lo."

"Tunggu, gue ke sana."

Senja ... Gue hamil.

Kalimat itu terngiang-ngiang di telinga Senja. Dia tidak ingin mempercayainya, tetapi harus membuktikannya. Zinnia adalah masalah terakhir yang harus dia selesaikan, atau seumur hidup dia dan Langit akan terus dihantui oleh wanita itu.

Senja meninggalkan ponselnya, lupa membawanya. Dia buru-buru keluar dari kamar hotel dengan pakaian seadanya. Toh, mereka hanya akan bicara di mobil, tidak kemana-mana.

Mobil Zinnia terlihat di tempat yang telah diberitahukan. Senja langsung membuka pintu depan sebelah kiri, masuk ke dalamnya tanpa permisi.

"Senja ...." Zinnia memeluk Senja dan menangis semakin keras.

Senja berusaha menenangkan dirinya sendiri dengan tetap berpikir positif bahwa tidak mungkin terjadi apa-apa pada pernikahannya.

"Gue butuh bukti kalau lo emang hamil," ujar Senja datar.

Zinnia melepaskan pelukan, dia masih saja terisak. Penampilannya memang sedang kacau, terutama rambutnya yang kusut seperti sarang burung. Dia membuka tasnya, lalu mengeluarkan sebuah amplop putih persegi panjang.

Senja menerima amplop itu, sepertinya asli dari rumah sakit. Tapi bisa saja Zinnia berbuat curang, dia tidak ingin langsung percaya. Tangan Senja gemetar saat membaca setiap kata yang tertulis di kertas selembar itu.

"Gue nggak tau harus gimana, Senja. Langit nggak bisa gue hubungi dan dia menolak ketemu sama gue." Zinnia terus saja menangis, dengan menyebut nama Langit itu berarti dia ingin bilang kalau bayi yang dikandungnya adalah anak Langit.

Senja di Langit (Spin-Off RAJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang