Prolog

6.9K 513 52
                                    

Mungkin banyak yang belum tahu Shantymilan punya cerita ini, anak dari Raja dan Kim. Namanya, Langit.

Mau baca sampai tamat di wattpad gak?

***

"Mulai sekarang kamu akan tinggal bersama Om dan Tante, serta Langit."

Senja menatap ke sekeliling ruangan di dalam rumah mewah itu. Pilar-pilar besar berwarna keemasan menjulang tinggi hingga ke langit-langit lantai dua. Ada dua tangga yang melengkung sejajar, menambah kesan megah di dalam sana. Serta yang paling mengagumkan adalah lampu hias yang berpusat di tengah-tengah ruangan, tepat di atas kepalanya.

"Ini bener-bener kayak istana," puji Senja tanpa bisa menutupi ekspresi wajahnya yang begitu mengagumi.

Raja dan Kim saling lirik, kemudian tersenyum geli. Mereka merasa lucu akan kepolosan Senja ini.

"Om ada telepon sebentar," pamit Raja yang langsung melangkah menjauh dari mereka semua.

Lalu terdengar suara langkah seseorang menuruni tangga, dialah yang sejak tadi menjadi perbincangan Raja dan Kim saat menjemput Senja dari Terminal Bis.

"Langit, ini loh yang namanya Senja," beritahu Kim ketika sang Putra telah berdiri di antara mereka semua.

Langit menoleh pada Senja, wanita berkacamata yang terlihat biasa saja. Dandanan serta penampilannya jauh dari kata "modern".

Ditatap seperti itu membuat Senja menunduk malu dan hanya tersenyum tipis.

Hanya sekilas, menandakan dia tidak tertarik. "Langit buru-buru Mi, mau jemput Zinnia," ucapnya.

"Memangnya pacar kamu itu nggak bisa pergi sendiri?" sindir Kim.

"Mi, jangan mulai lagi deh." Langit memutar bola matanya. Lalu pergi begitu saja.

"Maafin Langit ya, Senja. Om sama Tante salah mendidik," ujar Kim sambil terkekeh.

"Hehehe, nggak papa Tante." Senja pun biasa saja, baginya wajar bila seseorang itu cuek di pertemuan pertama.

"Ya udah yuk Tante anter ke kamar. Kamu pasti capek banget mau istirahat," ajak Kim sambil merangkul Senja.

Senja mengambil tas berisi pakaian yang tergeletak di dekat kaki. Dia mengikuti langkah Kim menaiki anak tangga satu persatu.

"Rumah Om dan Tante bagus banget. Di desa mana ada yang kayak gini," puji Senja.

"Hahaha, bisa aja kamu. Ini rumah peninggalan orang tua Tante," beritahu Kim.

Begitu dibawa masuk ke sebuah kamar berukuran besar, dengan tempat tidur yang memiliki sandaran seperti mahkota, Senja kembali terkagum-kagum. Belum lagi nuansa serba putih di dalam kamar itu, nampak serasi dengan wallpaper yang membungkus setiap dindingnya.

"Nah ini kamar kamu," beritahu Kim.

"Kamar Senja, Tante? Sebagus ini? Duh, Senja kan cuma numpang di sini Tante, harusnya dikasih yang biasa aja." Senja sungguh merasa tidak enak pada Kim.

"Senja, kamu itu sudah Tante anggap seperti anak sendiri. Jadi wajar dong kalau Tante memperlakukan seorang anak secara istimewa?"

Senja benar-benar spechleess.

"Sewaktu mendengar kalau kamu akan ke Jakarta, Tante itu seneng banget. Makanya Tante persiapkan segalanya sebaik mungkin. Karena Tante ingin kamu betah di sini, kalau perlu jangan pulang lagi."

Senja tertawa kecil mendengarnya. Dia memeluk Kim, terasa seperti Ibu sendiri. "Senja udah lupa gimana rasanya memeluk seorang Ibu, sejak Mama meninggal. Tapi setelah memeluk Tante, rasanya Tante ini seperti Mama."

Sontak air mata Kim menetes. Dia jadi teringat pada Aisyah, yang telah tiada. Aisyah yang memiliki hati seperti Bidadari, sangat lembut dan baik. Sayang, takdir merenggutnya terlalu cepat dalam sebuah kecelakaan mobil. Sehingga Rey pun memutuskan untuk kembali ke desa, karena di sanalah dia bisa mengenang istrinya.

"Mama kamu pasti bahagia di atas sana, karena Putrinya yang cantik ini benar-benar mewarisi sifat Bidadari."

Senja menangis tersedu-sedu, dia selalu sedih setiap kali mengingat Mamanya. Di usianya yang masih belia, Senja sudah menjadi seorang Piatu. Dia hanya dibesarkan oleh sang Papa yang memutuskan untuk tidak menikah lagi.

✰✰✰

Coba mana komentarnya, kalau rame kita beneran lanjutkan ini sampai tamat di wattpad.

Senja di Langit (Spin-Off RAJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang