"Ganteng tapi jutek."
______.
Menyusuri koridor yang sudah sepi tak menjadi hal yang aneh bagi seorang Aresh. Bel yang sedari tadi sudah berbunyi pun tak pernah ia pedulikan. Sesekali ia melirik ke arah kanan dan kirinya yang menampakan jejeran kelas dua belas yang di dalamnya seluruh muridnya tengah belajar. Sesekali juga ia mendengar cibiran guru-guru yang melihatnya melintas. Aresh hanya menulikan telinga dari cibiran-cibiran mengenai dirinya. Lagipun mereka hanya bisa mencibir dan menilai orang tanpa tahu yang sebenarnya apa yang sedang orang itu lakukan dan rasakan.Baru saja ia mau berbelok ke tikungan yang menuju kelasnya.
Dukk
Aresh menabrak seorang cewek yang ternyata Aleta.
"Aduh." Aleta meringis sambil mengusap jidatnya yang bertabrakan dengan dagu Aresh. Si cowok juga melakukan hal yang sama mengusap dagunya sambil meringis pelan. Rasanya lumayan bung.
"Kalo jalan liat-liat napa." gerutu Aleta tanpa melihat siapa yang menabraknya. Dan...
"Eh--kamu kan?" cewek itu berhenti menggerutu saat melihat wajah Aresh.
"Kamu kan yang kemarin." sambung Aleta sambil menunjuk wajah Aresh. Aresh hanya acuh dan kembali melanjutkan langkahnya menuju kelas.
"Eh---eh tunggu." cewek itu menyusulnya.
"Iya kan? Kamu yang kemarin? aku gak salah liat kan?" Aleta masih terus bertanya. Aresh menghentikan langkahnya dan menatap cewek itu.
"Kalo gue emang yang kemarin. Mau lo apa? Jangan ngikutin gue." ujar cowok itu risih sambil berjalan kembali.
"Ihhhh... Aku mau minta tolong." Aleta tak pantang menyerah, cewek itu kembali mengejar Aresh.
"Gak." jawab Aresh acuh.
"Gak baik tau nolak permintaan tolong dari cecan." ucap Aleta yang sumpah PD abis.
"Gue. Gak. Peduli." Aresh mempercepat langkahnya.
Ntah ada keberanian dari mana, Aleta langsung menarik lengan baju Aresh. Membuat cowok itu menghentikan langkahnya kembali. Aresh langsung menghadiahi Aleta dengan tatapan tajamnya.
"How dare you?!" cowok itu geram dengan kelakuan Aleta. Aleta langsung terdiam mendapat pelototan dari Aresh. Aresh langsung menghentakan tangan cewek itu dengan kasar lantas pergi dengan langkah yang cepat.
Aleta terdiam beberapa saat saat dirinya baru pertama kali di bentak oleh seorang cowok. Tapi tak ada rasa kapok di hatinya. Cewek itu malah tersenyum penuh makna melihat punggung cowok itu.
'Ganteng tapi jutek.' batin cewek itu.
Tak ambil pusing Aleta melanjutkan langkahnya mencari kelasnya yang sudah di beritahukan oleh petugas TU tadi. XII ipa 4.
Aresh memasuki kelasnya yang ternyata sudah ada guru yang mengajar. Sebut saja bu Ria, guru bahasa indonesia yang terkenal baik. Dirinya langsung saja menjadi fokus perhatian seluruh murid yang sedang mencatat di sana.
"Aresh." panggil bu Ria yang melihat Aresh lempeng melenggang menuju bangkunya membuat langkahnya terhenti.
"Kenapa bu?" sahut Aresh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Loving Can Hurt
Teen FictionApa artinya cinta? Apa artinya dicintai? Yang ia tau hanyalah membenci. Sebelum akhirnya seseorang membuat hidupnya merasa dicintai. Seperti sebuah padang yang tandus yang sirami oleh air hujan. Hatinya yang dulu sudah lama beku, menjadi mencair ber...