12; unexpectedly

987 130 22
                                    


"Woo, gimana sama Eunbi? Lancar?"

Kim Wooseok, sahabat terbaik Seungwoo itu menanyakan hal yang sama setiap harinya. Sampai telinga Seungwoo berdengung mendengarnya.

"Berisik. Nanya yang lain kek apa gimana. Lo kan tau gimana gue sama Eunbi tiap hari," balasnya sambil menuangkan teh hijau dari teko ke gelasnya.

Wooseok hanya tertawa kecil. Rasanya belum sempurna harinya jika belum menanyakan kabar dua sejoli itu. Seperti apa yang dikatakan Seungwoo, Wooseok memang setiap hari tahu betul kegiatan mereka berdua dan perkembangannya.

"Gak mau dipercepat apa?" tanya Wooseok.

"Gak usah rese deh, Seok. Gue gak mau nih jadi EO acara lo kalo gini caranya."

"Hahaha anjir, baperan banget sih bapak-bapak."

"Lo juga bapak-bapak bego."

Entahlah, mungkin Seungwoo sudah ada di puncak keresahan akan pertanyaan Wooseok. Dirinya menjadi sensitif terhadap lelaki mungil itu.

"Lima menit lagi gue cabut. Ada meeting sama klien," ujar Wooseok seraya melihat jam tangan Rolex nya.

"Bodo amat. Gak peduli. Pergi aja lo sana."

"Ih Wooseok gak like ya Seungwoo yang garang kaya gini."

"Sinting."

Tawa Wooseok pecah juga melihat raut wajah Seungwoo yang masam tetapi masih tetap memakan smooke beef yang memenuhi mulutnya itu. Gemas.

"Jangan galak-galak dong, Pak. Gue paham lo galau soal Eunbi. Bicarain dulu lah sama anak-anak, ke Joohyun juga jangan lupa. Udah ya, gue cabut sekarang aja. Bye."

Hanya anggukan yang Seungwoo berikan karena fokusnya masih pada makanan di depannya.

👨👦👦

Kata Dongpyo, Subin tidak akan pulang sampai besok. Seungwoo tidak tahu menahu soal hal tersebut karena Subin yang tidak memberitahu sebelumnya. Juga Dongpyo yang hanya memberitahu sampai di situ. Ia berinisiatif untuk menelepon Subin setelah membersihkan dirinya nanti.

"Adek belajar aja sana. Ayah masak air sendiri," kata Seungwoo sambil melepas dasinya di sofa.

Dongpyo mengangguk patuh. Tak lupa membawa beberapa camilan dari lemari dapur untuk dibawa ke kamarnya.

"Tiga bungkus aja cikinya. Sisanya buat stok, dek."

"Iyaaa, ini cuma bawa dua sama susu satu kok."

Setelahnya Dongpyo berlari kecil menuju kamarnya dengan camilan yang ia dekap agar tidak jatuh.

Melihat momen itu, pikiran Seungwoo melayang pada beberapa tahun kebelakang dimana keluarganya masih sama. Ada Joohyun, dirinya, Subin dan Dongpyo. Sekarangpun sama, hanya posisi Joohyun hampir tergantikan oleh Eunbi. Ah,

"Ngga deh, ngga. Duh, kenapa gue yang galau sendiri sih. Ck."

Waktu menunjukkan pukul 9 malam ketika Seungwoo selesai membersihkan diri dan makan malam. Rasanya sepi sekali tanpa ada Subin dan Dongpyo yang menemaninya makan malam. Nyatanya Dongpyo sedang melaksakan program diet jadi ia tidak ikut makan malam dan memilih untuk tidur.

Setelah tegukkan terakhir, Seungwoo melangkahkan kakinya menuju kamar Dongpyo. Dilihatnya putra bungsunya tengah tertidur pulas sampai selimut yang ia kenakan sudah tidak berbentuk dan posisi Dongpyo yang sulut dijelaskan.

"Mirip banget sama ibu sih, dek. Ayah jadi inget, waktu malem pertama dulu kaki ibu Joohyun nindih muka ayah duh. Kok bisa ya kalian kalo tidur sebar-bar ini. Haha. Lucu banget."

Lenguhan kecil terdengar setelah Seungwoo membetulkan posisi Dongpyo dan selimutnya. Seungwoo berjongkok dan netranya menatap dalam anak lelaki mungil dihadapannya itu. Tidak terasa, cairan kristal bening mengalir dari matanya. Ia merasa emosional melihat Dongpyo sekarang dan  beberapa momen belakangan.

"Disatu sisi, ayah mau kalian ada yang ngurusin dan ayah juga sayang sama Eunbi. Di sisi lain, ayah gak bisa gantiin posisi ibu ke orang lain. Ayah harus gimana?" ucapnya seraya mengelus pelan surai Dongpyo.

Kegiatannya itu terhenti tatkala ponsel di saku celana piyamanya bergetar. Bertuliskan nomor tak dikenal di sana.

Dengan tanpa ragu, Seungwoo mengangkat panggilan tersebut yang entah dari siapa.

"Halo?"

👨👦👦

Seungwoo tidak bisa menggambarkan perasaannya saat ini juga. Kedua tangannya ia tautkan sambil merapalkan doa untuk yang tercinta. Ia tidak paham bagaimana ini bisa terjadi. Air matanya terus mengalir tanpa henti sampai napasnya tercekat. Bagaimana ia bisa sebodoh ini. Ah, tiba-tiba Seungwoo ingat satu hal yang dilupakannnya tadi setelah membersihkan diri.

Seharusnya.













THE HAN

ㅡㅡ


hello! ketemu lagi kitaa~

ada yg bisa nebak gak ayah seungwoo kenapa? dan ada apa dibalik tangisnya si ayah :'))

ohiyaa, mau tes ombak donggg. kalo aku bikin buku seungyoun, prefer ke cerita yg mana nih? Yang opsi (a) itu genrenya family/keluarga, kalo yg opsi (b) itu rated (ada 18+ nya). boleh dong divote hehe:

a. seungyoun x seulgi (family)
b. seungyoun x oc (rated, drama)

thank youu for reading. sampai ketemu di part selanjutnyaaaa~!

 sampai ketemu di part selanjutnyaaaa~!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[4] Ayah: Parallel ㅡ han seungwoo [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang