03; arguing

2.7K 494 9
                                    


Di hari Sabtu ini, Dongpyo menunggu Subin yang belum pulang dari kampusnya untuk menagih apa yang abangnya janjikan dua minggu lalu. Padahal ia sudah meminta ayahnya menagih pada Subin, tapi hasilnya nihil.

"Huft, udah gak sekolah, di rumah sendirian bosen banget," keluh Dongpyo sambil memakan keripik tortillanya di depan televisi.

Hari-hari biasa malah ada Seungwoo, tapi ketika akhir pekan ayahnya malah ada pekerjaan. Dongpyo maklum akan hal tersebut karena itu memang bentuk dedikasi ayahnya atas pekerjaan yang dibangun dari nol.

"Biasanya dulu kalo akhir pekan gini suka masak bareng ibu atau jalan-jalan. Sekarang? Ya ngegabut hiyaa."

Putra bungsu Seungwoo itu memang terlihat kuat di luar, tapi rapuh di dalam. Dongpyo hanya tidak ingin menyesali apa yang terjadi kala itu dengan ibunya sehingga ia tidak lagi merasakan kehangatan seorang ibu.

Bahkan di depan abang dan ayahnya sewaktu ibunya pergi, ia tidak mau terlihat terpukul walau sebenarnya untuk bernapas saja sangat sesak. Dongpyo hanya tidak ingin Subin dan Seungwoo mengkhawatirkannya.

"Huft, kan udah ketemu ibu waktu itu. Kapan-kapan lagi ya, bu aku nengokin ibu," ujarnya sambil tersenyum lalu mematikan televisi.

Detik berikutnya, ponsel Dongpyo berbunyi menandakan ada panggilan masuk dari Subin.

"Abang!! Beliin adek tas heyyy! Abang udah janjiii," seru Dongpyo.

"Iya iya.."

"Iya iya mulu ih. Sekarang ya, bang?"

"Yaudah ayo. Abang abis dapet rezeki nih."

"YEEEESS! Abang jemput adeeek."

"Iyaa, bawel. Udah mandi belom?"

"Belom hehe ini mau mandi."

"Hadeh, yaudah tar abang jemput kalo adek udah selesai."

"Okei!"

👨👦👦


30 menit kemudian, Dongpyo dan Subin telah berada di tempat yang sama. Akhirnya permintaan Dongpyo terkabulkan juga.

"Tas adek kayaknya baru ayah beliin--"

"Nggaaa, bang. Itu udah lamaaa. Ayah beliin tas adek kalo kenaikan kelas doang kok!"

Subin paham betul arah pembicaraan adik kecilnya yang sudah beranjak remaja ini. Ia hanya tertawa kecil mengingat ingatannya tidak salah kalau Seungwoo baru membelikan Dongpyo sepatu dan tas kala itu sebagai hadiah. Tapi entah hadiah atas pencapaian apa. Seingat Subin, Dongpyo tidak seberprestasi itu dalam bidang apapun.

"Ayo ke toko langganan abang aja di sana," ucap Subin dengan menggandeng tangan Dongpyo.

Benda yang sedang Dongpyo inginkan tertata rapi di etalase dan itu banyak sekali. Dongpyo sampai bingung harus memilih warna yang seperti apa.

"Nih bagus."

Subin memberikan tas yang ia pilih ketika keliling barusan. Tas ransel berwarna krem polos tanpa motif itu Dongpyo coba pakai. Tapi sepertinya tidak cocok. Terlalu feminim.

"Adek muter lagi deh, bang," ucap Dongpyo.

"Yaudah ayok bareng abang."

Mereka berdua memutuskan untuk berkeliling lagi dan memilih bersama.

"Kamu mau warna yang kaya gimana?"

"Gatau, adek bingung."

Helaan napas panjang Subin embuskan. Sudah hampir satu jam berkeliling tapi masih belum menemukan yang pas juga.

"Kenapa gak nyoba nyari di toko lain aja sih?" keluh Subin.

"Abang yang ngajak adeeek ke siniii."

"Tapi kan--"

"Terserah deh."

Subin jadi bingung dengan adik satu-satunya ini. Padahal ia yang meminta untuk dibelikan tas, ia hanya menyarankan untuk pergi ke toko langganannya tapi tidak menutup kemungkinan kalau ia ingin pergi ke toko lain juga.

"Ayo cari ke tempat lain, kalo gak ada yang cocok."

Baru saja Subin mau menyeret paksa Dongpyo, tapi ia bersuara lebih dulu.

"E-eh banyak yang adek suka, tapi bingung..." ujar Dongpyo melirih.

"Adek mau beli semua setoko? Iya?"

"Gak gitu jugaaa."

"Telepon ayah aja deh, abang pusing."

👨👦👦

Beruntungnya acara yang Seungwoo pegang ada di daerah sekitar mall tersebut. Subin harus mendinginkan pikiran dan badannya dulu atas kelakuan Dongpyo yang masih sulit mengambil keputusan.

"Ayah, abang mah gitu malah ngambek sama adek. Padahal abang udah iya mau beliin," ucap Dongpyo mengadu.

"Siapa yang ngambek? Adek itu mah bukan abang," sela Subin tak ingin kalah.

"Ih abang kali, adek gak ngambekan.".

"Apaan sih, anak kecil."

"Abang bacot banget deh."

Seungwoo hanya tertawa mendengar mereka saling adu mulut. Bukannya tidak ingin menengahi, hanya saja mereka terlalu lucu ketika seperti ini.

"Yaudah, makannya abisin dulu. Abis itu kita cari lagi tasnya. Ayah gak bisa lama, acaranya belom selesai," final Seungwoo.



























Instagram

♥220 likes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

220 likes

ssubin.han gak ngerti lagi sama kehidupan ini. gue ditinggal, jalan sendiri di belakang mereka. dan harusnya gue yang ngambek bukan si adek😬 #bro

view all comments. . .

dongppyong HA HA HA HA
seungwoo.official semangat abang.





THE HAN

ㅡㅡ

sorry gak update beberapa hari ini huhu but im so happy yet so sad:( seungwoo rank nya naik, tp dongpyo turun huhuhuhu dan midan keelim...

semoga masih ada yg baca dan kalian suka! tap ikon bintang di pojok kiri bawah yukzzz biar akunya makin rajin update

thank uuuu♥

[4] Ayah: Parallel ㅡ han seungwoo [✅]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang