6. Pilihan

185 62 7
                                    

*Sulit itu, ketika terjebak dalam dua pilihan yang saling menguntungkan*

°Alanzo Aglefaro°
.
.
.

***

Setiap akhir pekan, Althea tidak ada jadwal ke mana pun. Gadis itu hanya melakukan rutinitas pagi. Seperti merawat diri, bersih-bersih rumah, berkelana di dapur dan terakhir quality time. Sekedar empat kegiatan tersebut. Bilamana tak ada sahabat yang mengajak keluar, dirinya terdiam dalam kamar.

Matcha latte instan itu diseduhnya hangat beserta kue cokelat yang dia buat sendiri cukup untuk menjadi teman pagi ini. Gadis tersebut menuju sofa ruang tamu lalu beralih membuka tabloid. Baginya, YouTube lebih menarik daripada televisi.

Althea suka hawa dingin hingga menyalakan AC di tingkat hampir paling rendah. Menurutnya, segala beban pikiran dapat hilang sejenak ketika menghirup aroma pengharum juga sejuk pendingin ruangan.

Dipilihnya video konser boy band Korea yang dia minati sejak beberapa hari lalu. Katakan Althea ketinggalan sebab selama ini belum tertarik sama sekali. Berawal dari melirik iklan kemudian penasaran. Lagu pertama saja, sudah membuat dia jatuh cinta pada semua membernya.

Gadis itu hendak berganti pada playlist lain, tetapi seseorang tiba-tiba membuka pintu. Tidak beranjak menyambut sebab sudah pasti dialah sepupu Althea yang sering berkunjung ke mari. Pemilik tempat masih sibuk menatap layar tanpa berniat memandang si baru saja datang.

"Dari gue, bukan mama," ujarnya seraya melempar es krim cone.

Diterimanya makanan itu dengan balasan senyum. "Makasih, Cantik."

Grezella Arana-gadis berumur satu tahun di bawah Althea-duduk kemudian mengambil remote. Sibuk memilih saluran televisi setelahnya. Mungkin, dia sedang dalam keadaan tidak baik karena retina itu terlihat sayu. Althea putuskan menghentikan aktivitas tadi.

"Lo kenapa gak pindah aja, sih?" Pertanyaan itu membuat Althea yang bergeser akan memeluk Grezella, tidak jadi. "Kak, gue butuh temen."

Sudut bibir Althea tertarik ke atas. "Ada Graziel, Antero, mama tiri lo. Butuh berapa orang lagi?"

"Antero lebih selalu di luar, mama gak bisa dicurhat tentang cowok dan Graziel? Bahkan, sampai sekarang bisa hitung banyaknya gue ngomong sama dia," jelas Grezella kemudian tertawa miris.

Althea menghela napas. "Gue gak mungkin pergi dari sini. Meskipun nanti ada mepetnya."

"Terbukti sepi gak ada kerjaan 'kan, kalo hari libur gini. Ayolah, diajak enak juga," bujuk Grezella lalu memakan krim dingin tadi.

"Kalo lo yang ke sini, gimana? Tinggal bareng sama gue," usul Althea setelah berpikir singkat. "Lo bisa pindah dari Perwira ke Jagakarsa biar deket."

Grezella geleng kepala seraya melempar bungkus tadi ke meja. "Gak, gak bisa. Gue gak semudah itu nyaman sama tempat orang."

"Nah, itu tau."

"Duit lo, lama-lama juga bakal habis karena cuman ngandelin sepetak kafe doang. Walaupun banyak warisan lain, lo belum bisa urus kecuali satu area itu, 'kan? Hidup lo bakal ditanggung sama papa setelah ini," tekannya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

AlanzoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang