"Ceritakan pada kakekmu ini apa yang terjadi selama kau menghilang?" Aku sudah duduk di dekat Alex dengan tatapan jatuh padanya.
"Tidak banyak yang bisa dikatakan kakek."
"Enam tahun Aprli. Kakek meminta semua orang mencarimu di Granada tapi tidak ada hasil sama sekali. Mereka terus mengatakan padaku kalau kau sudah mati tapi aku tidak mau mempercayainya. Sekarang kau di sini, aku bisa menyombongkan cucu perempuanku pada mereka."
Aku tersenyum dengan tulus. Alex selalu bisa membuat aku berharga. Apalagi dengan segala yang menimpaku dan dia tetap menyayangiku. Seolah aku adalah anggota keluarganya yang sah.
"Aku memiliki pekerjaan yang menopang hiduku sekarang kakek."
Mata Alex berbinar. "Benarkah?" Dia terlihat antiusias. "Apa itu? Apa kau berhasil menjadi seorang pramugari? Kau mencitakannya sejak dulu, karena kau ingin berkeliling dunia. Apa itu terkabul?"
Aku merasakan pahit di lidahku. Sayangnya itu jauh dari ekpektasi. "Bukan pramugari."
"Oh ya? Lalu apa?"
"Hmm. Masih bisa membisa membuat aku berkeliling dunia. Tapi bukan pramugari. Sejenisnya. Lupakan tentangku, bagaimana dengan kabar kakek dan yang lain?"
Alex terlihat tidak siap meningglkan pembicaraan tentangku tapi dia mulai antusias lagi saat akan bercerita tentang dirinya. Alex memang suka bercerita.
"Semuanya baik-baik saja. Tantemu masih cerewet seperti biasa. Bahkan dia sekarang bertambah membuat pria tua ini pusing. Lalu Tristan.."
Alex terdiam membuat aku menatap dengan tidak mengerti.
"Dia aneh April."
"Aneh?"
Tristan meliputi segala hal dalan hidupnya. Tapi aneh bukan salah satunya? Aku juga pernah bertemu dengannya beberapa hari yang lalu dan tidak ada yang aneh dengannya. Selain kalau dia lebih berbahaya dari terakhir kami bertemu. Di penjara tentu saja.
"Dia sekarang berhubungan dengan adik Maurin. Dia bilang mereka tidak berpacaran tapi hampir setiap hari dia menghilang dari rumah dan kadang dia tidak tidur di kamarnya."
"Adik Maurin? Adik kembarnya? Renata Green?"
Alex mengangguk.
Aku mendesah. Sepertinya Alex tidak bisa lepas dari para Green. Atau cucunya yang tidak bisa lepas. Aku sendiri tidak terlalu ambil pusing tapi sepertinya Brady akan senang dengan informasi baru yang aku dapatkan.
Jika Renata memang berhubungan dengan Green berarti tujuanku kemari seperti melempar dua burung dengan satu batu.
"Dia sudah dewasa Alex. Tidak seharusnya kau berpikir terlalu banyak tentangnya."
"Dia sering tidur di kamarmu yang dulu kau tempati."
Aku terkejut untuk yang satu ini. Kenapa dia melakukan hal seperti itu?
"Dia mungkin merindukan teman masa kecilnya." Alex seolah menjawab tanya yang bergaung di kepalaku.
Aku ingin berdecih mendnegar kalimat Alex. Tapi aku menahannya. Tidak ingatkah Alex siapa yang memasukkan aku ke penjara dan siapa juga orang yang paling membenci aku di dunia ini? tentu jawabannya adalah cucunya.
"Lupakan tentang Tristan. Terus apa yang kau lakukan di Granada? Apa kau akan menetap lagi di sini?"
"Tidak kakek. Tapi aku membutuhkan bantuan."
"Bantuan? Katakan pada kakek. Kakek pasti akan membantumu."
"Aku dan temanku membutuhkan tempat tinggal, kami sulit menemukannya."
Aku menginginkan sebuah tempat berlindung dan tempat berlindung adalah yang paling berbahaya. Jika aku berhasil dekat dengan Andrew melalui Tristan maka itu akan lebih baik. Tristan bisa menjadi batu loncatan untukku.
"Tempat tinggal? Tentu saja, rumah itu masih terbuka lebar untukmu."
Aku tersenyum lebar.
"Soal temanmu, apa dia perempuan?"
"Seorang pria. Maaf kakek, ponselku berdering. Akan aku angkat dulu."
Setelah melihat persetujuan Alexander, aku beranjak dari tempatku. Sebelum aku menyapa penelponku yang adalah Brady, suara pria itu sudah lebih dulu memenuhi telingaku dengan kesinisan.
"Apa kau mau reuni juga dengan Tristan di sana? Karena sekarang dia sudah masuk gedung itu."
"Aku akan segera ke sana." Ujarku dengan nada yang lebih besar dengan sengaja.
Aku langsung menutup panggilanku. Berbalik dan menemukan Alex sudah berdiri memperhatikan aku.
"Aku harus pergi kakek."
"Secepat ini? Tristan sebentar lagi sampai kemari. Kau tidak mau menunggunya?"
Gelengan kuberikan pada Alex. Kuambil wigku dan mulai memakainya lagi setelah merapikan rambutku. "Mungkin lain kali. Jangan katakan aku ke sini, aku ingin memberikan kejutan padanya."
Alex tersenyum dan terlihat sumringah. "Baiklah. Aku yakin dia akan senang."
"Besok-besok kalau kamu mau bertemu dengan kakekmu ini, tidak perlu memakai semua itu segala."
Aku tersenyum lebar. "Baik kakek."
Aku berjalan pada Alex setelah berhasil merapikan diriku dan kucium pipinya sebagai bentuk perpisahan.
"Kakek akan mempersiapkan kamarmu. Hubungi kapanpun kau siap untuk datang sayang. Kakek akan menunggumu."
"Ya kakek. Sampai jumpa."
Aku berjalan dengan cepat keluar dari ruangannya. Memakai kembali kacamata putihku. Setelah keluar dari ruangan, kupercepat langkah. Aku tidak akan memakai lift. Aku akan memakai tangga biasa saja? Tapi lantainya berada di angka 20. Aku akan gila lebih dulu.
"Mrs. Nandini?" Aku terkejut melihat sekretaris Alex yang sudah menghampiriku. "Lewat sini." Dia memberitahu aku jalan dan itu sudah pasti lift. Sepertinya tidak ada jalan kabur dari sini.
Aku berjalan bersama dengan sekretaris Alex dan menunggu lift. Telah ada lift yang naik membuat asam lambungku juga ikut naik melihat lift itu.
Ini sudah enam tahun dan Tristan tidak mungkin mengenaliku. Ya, itu adalah cara menghibur diri. Dulu aku hanyalah gadis 19 tahun yang lemah. Berbeda dengan sekarang jadi aku harus menghadapinya atau aku hanya akan menjadi pecundang di mata pria itu.
Dentingan lift terdengar dan beberapa saat kemudian pintu lift terbuka. Aku berpamitan dengan sekretaris itu Alex dan berjalan masuk. Tepat saat itu Tristan juga berjalan keluar. Kami berpapasan tapi pria itu sibuk dengan ponselnya hingga tidak memandangku. Hingga aku berada di dalam dan saat itu juga Tristan berbalik memandangku.
Pria itu menatap aku cukup lama dan aku juga membalas tatapannya dengan datar saja. Matanya tiba-tiba saja melotot dan rangkaian namaku terucap di bibirnya. Tapi sebelum dia bergerak, pintu lift sudah tertutup. Membuat aku hanya bisa melihat pantulan diriku.
Suara pukulan di lift terdengar kuat.
Aku menatap bayangan diriku dan mengatakan pada diriku sendiri, dia masih mengenalku dengan cukup baik.
**
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Keparat - Tamat
حركة (أكشن)=> Tamat Watty, versi lengkap ada di playstore cari dengan kata kunci Enniyy atau langsung tulis judulnya saja. 6 tahun yang lalu April Stefani Declas harus meninggalkan Granada demi insiden pembunuhan yang menyebabkan dirinya sebagai tersangka. Sa...