PART 11

7.8K 121 5
                                    

❤❤❤

Mas Ezza berusaha mencoba untuk membujukku, dia mengetuk pintu kamar yang telah aku kunci dari dalam.

"Buka pintunya, Dek. Aku mau ngomong." Terdengar suara Mas Ezza dari balik pintu.

Aku sama sekali tidak menghiraukan suara itu, karena terlanjur benci mengingat kebohongannya. Aku segera mengemasi pakaian, kemudian memasukkan ke dalam koper, dan berniat untuk pulang ke rumah orang tua besok pagi. Hatiku belum dapat menerima semua ini, rasanya ingin secepatnya meminta penjelasan kepada orang tua.

Kenapa orang tuaku tega membohongi anak kandung sendiri? Mengapa mereka berusaha untuk menghancurkan masa-masa indah bersama sahabat-sahabatku? Mengapa mereka sanggup mengorbankan masa mudaku?

Orang tuaku juga orang tua Mas Ezza melakukan semua ini hanya karena semata-mata untuk memenuhi keinginan dan keegoisan mereka. Tidak pernahkah mereka memikirkan akibat dari keegoisan itu?

Ada seorang anak yang hatinya sangat terluka dan merasa ditipu. Aku adalah anak yang berhasil mereka bohongi dan dimanfaatkanbhanya untuk memenuhi kesenangan batin semata.

Keesokan paginya, aku segera bersiap-siap, dan sengaja tidak masuk kuliah hingga seminggu ke depan. Aku ingin menenangkan diri, karena belum mampu menerima perlakuan mereka terhadap diriku.

"Kamu mau ke mana, Dek?" tanya Mas Ezza melihatku membawa koper pagi ini.

"Aku mau pulang!" jawabku ketus.

"Pulang ke mana, Dek? Rumah kamu, yah, di sini. Kenapa kamu bawa koper?"

"Mau pulang ke rumah orang tua. Ini bukan rumahku, tapi rumahmu," jawabku kesal.

"Ini rumah hadiah pernikahan kita dari orang tuaku, Dek. Ini rumah kita."

"Pernikahan yang telah di-setting?"

"Kok, kamu ngomongnya gitu, Dek?"

"Jadi aku harus ngomong apa, Mas? Bukannya kalian sudah merencanakan semua ini?"

"Orang tua melakukan semuanya demi kebaikan anak-anaknya, Dek."

"Itu menurut kamu, tapi nggak bagiku."

"Dek, aku mohon jangan pergi." Mas Ezza berusaha melarangku.

"Aku tetap dengan keputusanku, aku mau pulang."

"Deeek ...." Mas Ezza menggenggam tanganku.

"Lepasin! Jangan sentuh aku!" Aku menepiskan tangannya.

"Jangan lakukan ini, Dek. Ini nggak baik, bagaimana mungkin kamu pergi ke rumah orang tuamu dalam keadaan marah seperti ini? Ingat, Dek ... kamu itu tanggung jawabku karena aku suamimu."

"Suami apa? Suami yang bersekongkol dengan orang tua untuk menikahi seorang gadis yang tidak mencintainya? Mereka bekerja sama supaya sang gadis luluh dengan rencana mereka? Dan bahagia di atas penderitaan si gadis? Itukah suami yang kamu maksud, Mas?"

"Aku melakukan semuanya karena rasa cintaku padamu. Salahkah bila diriku mencintaimu?"

"Cara kamu yang salah, Mas."

"Maafin aku, Dek, aku mohon."

"Udah, Mas. Aku nggak mau lagi mendengar alasanmu, aku mau pergi." Aku segera keluar dari rumah dan memesan taksi online.

Setelah taksinya datang, aku segera masuk, lalu kendaraan roda empat itu pun meluncur menuju alamat rumah orang tuaku.

❤❤❤

Setelah tiba di rumah orang tua, Mama tampak terkejut melihat kedatanganku.

"Ezza mana, Sayang? Kenapa kamu datang sendiri." Mama langsung melontarkan pertanyaan itu.

DOSEN ITU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang