Part 16

1.2K 24 6
                                    

❤❤❤

Aku merasa bersalah karena telah menyakiti Mas Ezza. Betapa kasar dan teganya diri ini terhadap suami yang selalu perhatian dan peduli kedpadaku. Namun, semua itu terjadi karena ketidaksengajaan. Aku masih belum terbiasa harus tidur seranjang dengan laki-laki itu. Ini merupakan pengalaman pertama yang masih sangat sulit dipercaya.

“Aku benar-benar minta maaf, Mas. Aku lupa kalau kita tidur bareng dari semalam.” Aku memegang tangan Mas Ezza.

“Udah, nggak apa-apa. Namanya juga nggak sengaja. Sekarang kita salat berjamaah, yuk! Biasanya kamu paling kesal kalau aku bangunin untuk salat.” Mas Ezza mengingatkan sikapku yang selalu berusaha untuk menyakitinya.

“Jangan ingatin aku tentang kesalahan itu, Mas. Saat itu aku kadang membencimu, sering merasa kesal kalau ingat karena harus menikah di usia dini. Tapi aku janji, mulai sekarang akan berusaha untuk lebih baik lagi.”

“Ternyata istriku bisa bersikap dewasa juga.” Dia mengusap kepalaku sambil menunjukkan senyum manisnya.

“Apaan, sih, Mas? Aku hanya ingin berusaha menjadi istri yang dapat membuat suami bahagia.”

Aku dan Mas Ezza segera melangkah ke kamar mandi untuk mengambil wudu, lalu melaksanakan salat Subuh. Hati dan pikiran ini merasa tenang dan damai setelah melakukan kewajiban dan bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Sang Pencipta.

“Kamu nggak tidur lagi, Dek?” tanya Mas Ezza setelah kami kembali duduk di tempat tidur.

“Nggak, Mas.”

“Biasanya tidur lagi sampai pagi sebelum siap-siap ke kampus.” Mas Ezza menaikkan alisnya.

“Aku mau belajar berubah, Mas.”

“Alhamdulillah, ternyata istriku benar-benar niat banget untuk bersikap dewasa.” Ia mendekatkan wajahnya kepadaku.

“Kamu mau ngapain, Mas?” tanyaku heran.

“Rasa cinta ini semakin besar untukmu, Dek.” Dia mengusap pipiku, lalu kemudian mendaratkan sentuhan di dahiku.

“Aku bisa merasakan cintamu sekarang, Mas.”

“Semoga kamu juga dapat membalas cintaku.”

“Iya, Mas. Aku sayang sama kamu. Aku janji akan segera menyerahkan jiwa dan raga ini untukmu.”

Betapa bahagia dan bersyukurnya diriku diberikan jodoh terbaik dan pengertian. Seandainya waktu dapat diputar kembali, aku tidak akan pernah membenci bahkan menyakiti Mas Ezza. Ia adalah yang terindah dan merupakan lelaki idaman. Aku sekarang merasa menjadi wanita paling bahagia karena telah dipersunting oleh dirinya.

“Semoga rasa sayang itu segera mendalam menjadi cinta. Setelah itu aku ingin meminta sesuatu padamu.” Aku tidak mengerti apa maksud dari ucapan Mas Ezza.

===============

DOSEN ITU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang