Wattpad Original
Ada 3 bab gratis lagi

Bab 3

234K 8.8K 165
                                    

Kamar dengan penerangan remang-remang dipenuhi aroma tembakau. Sinar matahari menyelusup masuk di antara celah gorden yang sedikit tersingkap. Pada jendela yang sengaja dibuka untuk mengeluarkan asap rokok, seorang laki-laki bersandar pada jendela yang tertutup. Memandang sendu pada tubuh yang tergolek di atas ranjang. Pikirannya berkecamuk tentang banyak hal. Terutama tentang perempuan yang kini sedang tertidur pulas.

"Aku sudah mendapatkan istri untukmu, Sayang. Seorang ibu yang akan mengandung anak kita." Suatu hari, istrinya mengatakan dengan menggebu-gebu perihal perempuan pilihannya. "Nara perempuan yang baik, aku yakin itu."

Hari itu, dia menolak keinginan istrinya. Namun, bujukan, rayuan dan permohonan Alana meluruhkannya. Dengan berat hati ia menikahi seorang gadis yang masih teramat muda. Terpaut usia 12 tahun dengannya.

Pernikahan siri dilakukan hanya demi mendapatkan buah hati. Tadinya, ia berencana bahwa percintaan dengan gadis itu hanya sentuhan fisik semata. Ternyata, tatapan mata gadis itu membuatnya lupa diri. Tidak hanya sekali, ia mencumbui Nara berkali-kali, seakan tak pernah puas merasakannya.

Aaron berbalik menghadap kebun, tangannya menyingkap gorden lebih lebar. Ia mengisap rokok kuat-kuat, untuk membantunya tetap berpikir tenang. Sebenarnya ia bukan orang yang gemar merokok, tapi pikirannya yang kalut seakan menuntut pelampiasan. Ia mengutuk dirinya sendiri, yang pasrah pada nafsu. Harusnya, demi Alana ia bisa menahan diri. Toh selama ini ia bisa hidup tanpa sentuhan perempuan. Entah kenapa hati kecilnya berbisik yang sebaliknya saat tadi malam ia bersama Nara. Mereka bercinta dan bercumbu beberapa kali tadi malam, tubuhnya serasa tak pernah puas menyentuh tubuh perempuan itu.

Aku melakukan semua hal gila, termasuk menikahi perempuan yang berumur jauh di bawahku demi kebahagiaan istri. Dia menginginkan anak dan aku sedang berusaha memberikannya.

Sekejap, pikiran itu terlintas, ia merasa sebagai laki-laki dan suami tak tahu diri. Terlalu menggampangkan apa itu rasa cinta. Ditambah dengan dirinya yang tak pernah tidur dengan perempuan selama hampir tiga tahun lamanya, tidak juga dengan Alana karena kondisi istrinya itu. Bersentuhan dengan kulit lembut Nara, membuatnya mabuk kepayang dan lupa diri.

Terlalu tenggelam dalam lamunan, ia tidak menyadari gerakan dari atas ranjang. Sebuah teguran mengagetkannya.

"Tuan, sudah pagi rupanya. Maaf, saya kesiangan." Perempuan yang berada di ranjang, berucap malu-malu. Rambut tergerai di pundak dan mata menatap sayu.

Aaron menoleh, masih dengan rokok di tangan. Menatap dalam diam.

"Apa perlu saya memasak sarapan?" Suara perempuan itu terdengar serak.

Aaron menggeleng, mengamati perempuan yang terlihat malu menutupi tubuh dengan selimut. Gundukan dada yang menyembul dengan belahannya yang menggoda, membuatnya tertegun. Kulit putih dengan wajah merona membuat gairahnya kembali bangkit. Mendesah resah, ia mematikan rokok dan melangkah mendekati ranjang. Melepas pakaian yang ia kenakan dan meraih dagu Nara. Lalu berucap pelan. "Aku masih membutuhkanmu."

Untuk sesaat, Nara menegang sampai akhirnya selimut terlepas dari tubuh dan membiarkan sang tuan menindihnya dengan posesif.

Sekali lagi, hasrat tak terbendung tercipta di antara keremangan pagi. Aaron kembali membelai dan mencumbu tubuh muda yang kini menjadi istrinya. Mengesampingkan pikiran bersalah, ia mengisi tubuhnya dengan gairah dan kehangatan Nara.

***

"Selamat siang, Nyonya."

Alana yang sedang asyik makan buah di ruang tengah, tidak menyadari suara langkah kaki mendekat. Ia menoleh dan melihat Nara berdiri canggung di dekat pintu. Ia tersenyum, diam-diam mengamati penampilan perempuan 23 tahun itu. Dengan gaun terusan sederhana warna cokelat, rambut basah yang terurai ke bahu, dan sepasang sandal jepit di kaki. Nara terlihat lebih muda dari umurnya.

ISTRI RAHASIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang