Part 3

739 37 1
                                    

_____________Happy Reading__________

Setelah pernikahan itu, kini marga ku pun berubah menjadi "Kim" mengikuti marga dari suamiku. Dan Taehyung mengajak ku untuk pindah ke rumah yang sudah Taehyung beli sebelum menikah denganku.

"Apa kau suka dengan rumahnya?" tanya Taehyung ketika kami sampai di depan rumah mewah milik Taehyung.

Aku hanya mengangguk tanpa menjawab yang menandakan aku juga menyukai rumah itu. Aku dan Taehyung pun masuk ke dalam rumah sambil menenteng koper yang berisikan baju ku dan baju Taehyung.

"Ji Yi, apakah kau mau sekamar denganku?" tanya Taehyung dengan muka santainya.

"Kenapa kau bertanya seperti itu?" jawabku menatapnya bingung.

"Tidak, aku rasa kau belum terlalu nyaman dengan situasinya, jadi kau mau pisah kamar atau sekamar denganku?" jelas Taehyung.

"Lebih baik kita sekamar saja, aku harus membiasakan diri bukan?" jawabku meyakinkan Taehyung.

"Ah, baiklah" jawab Taehyung yang langsung beranjak ke kamar.

Aku pun sibuk memasukan pakaian ku dan pakaian Taehyung ke dalam lemari, sesaat ku rasakan ada tangan yang melingkar sempurna di pinggangku, siapa lagi kalau bukan Taehyung.

"K-kenapa kau memelukku Tae?" tanyaku dengan gugup.

"Kenapa memangnya? Aku hanya memeluk istriku, apa salah?" jawab Taehyung tanpa melepaskan pelukannya padaku.

"Hmm t-tidak kok, ya sudah lepaskan dulu, aku mau memasak untuk makan malam kita" elakku mencoba mengalihkan perhatian Taehyung.

"Jangan, kita makan di luar saja malam ini, anggap saja ini dinner untuk merayakan hari pernikahan kita" ucap Taehyung yang perlahan melepaskan pelukannya.

***

18.00 WKS

Aku masih berada di dalam kamar bersiap diri, sedangkan Taehyung sudah berada di bawah menungguku.

"Kim Ji Yi" teriak Taehyung dari bawah.

"Iya sebentar" jawabku juga teriak dari kamar.

Lalu akupun turun dan menemui Taehyung.

"Maaf aku lama" ucapku saat sampai di depan Taehyung.

"Yasudah ayo" jawab Taehyung sambil menarik tanganku untuk segera pergi.

***

"Ji Yi, aku mau ke toilet sebentar kau pesan lah dulu, samakan saja pesanan kita" titah Taehyung sebelum dia beranjak ke toilet.

Akupun memesan nasi goreng kimchi dan Cappuccino latte masing masing 2 porsi. Sesaat pandanganku tertuju pada seorang namja yang tidak asing bagiku tengah bersama wanita lain, lebih tepatnya berciuman mesra, di meja yang tak jauh dari mejaku.

Ada rasa sedih seketika di hatiku melihat pemandangan ini. Bagaimana tidak, namja itu adalah Namjoon, bagaimana mungkin Namjoon dengan cepat melupakanku, padahal aku disini masih menyimpan rasa itu untuknya.

"Apakah rasamu sudah hilang Namjoon?, jika iya, aku akan melakukan hal yang sama, semoga kau bahagia dengannya" gumamku pelan dan terasa ada sesuatu yang mengalir dari pelupuk mataku, air mata.

Dan tanpaku sadari, Taehyung sudah kembali dari toilet dan menatapku dengan heran karna aku meneteskan air mata, dan kini manik mata Taehyung pun tertuju pada Namjoon, namja yang baru saja di tangisi oleh istrinya.

"Kenapa kau menangis?" tanya Taehyung yang membuyarkan pandanganku dan sukses membuatku kaget.

"Tidak, kenapa kau lama sekali?" jawabku mengalihkan pembicaraan, berharap Taehyung tak mendengar gumaman pelanku tadi.

"Apa ada yang membuatmu tidak nyaman disini?" Taehyung kembali bertanya memastikan keadaanku.

"Tidak Tae, ayo makan nanti keburu dingin" ajaku supaya Taehyung tidak curiga.

Selesai makan kami pun beranjak untuk segera pulang, karna besok Taehyung akan memulai pekerjaan di kantor papanya.

Tapi saat aku ingin berdiri tiba tiba saja ada seorang yeoja yang menabrak ku hingga aku hampir terjatuh, namun dengan sigap Taehyung menahan tubuhku agar tidak terjatuh.

"Maafkan aku nona" ucap yeoja itu dengan sedikit membungkukan badannya.

"Tidak masalah" jawabku singkat.

"Ada apa sayang?" tanya seorang namja yang tiba tiba muncul dari belakang ke arah gadis itu, dan betapa terkejutnya namja itu ketika melihatku dan Taehyung.

Manik mata kami bertemu, Namjoon kaget melihat tangan Taehyung yang berada di pundakku, dan sepertinya Taehyung sengaja bukannya di lepas malah kini merangkul pinggangku.

"Apa dia suamimu Lee Ji Yi?" ucap Namjoon membuka suara masih dengan ekspresi kagetnya.

"I-iya, kenalkan namanya Kim Taehyung" jawabku gugup.

"Kenapa harus adikku Ji Yi?" ucap Namjoon dengan suara lirihnya.

"Maksudmu adik?" tanyaku penasaran.

"Iya dia adikku, apakah kau ingat aku pernah bilang bahwa aku mempunyai adik?, inilah adikku Ji Yi, Kim Taehyung yang sekarang menjadi suamimu" seru Namjoon yang berhasil membuatku sekali lagi merasa sesak.

Sesak dan sedih, itu yang kurasakan sekarang. Bagaimana mungkin ini semua terjadi, apa benar ini sebuah kebetulan? atau ini memang sudah di rencanakan sebelumnya.

Tak tahan dengan kenyataan ini, akupun berlari menjauh dari tempat itu meninggalkan Namjoon dan Taehyung disana yang masih setia membeku.

Kulihat Taehyung berlari mengejar ke arahku, dan dengan cepat akupun kembali berlari menghindari kejaran Taehyung. Aku berlari sampai ku rasa cukup jauh, dan tanpa kusadari aku sedang berada di tepian sungai han, perlahan ku dudukan badanku dengan sisa tenaga yang kupunya karna habis berlari.

Masih dengan fikiran yang sama, semuanya masih bermain main di kepalaku.

"Takdir macam apa ini Tuhan? Kenapa takdir mempermainkanku, Ibu peluk aku, aku merindukanmu" ucapku dengan isak tangis.

Bersambung..

Forced Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang