Part 23

381 19 0
                                    

Malam telah berganti menjadi pagi, namun suasana hati Jimin masih tetap gelisah, memikirkan jika kemungkinan nanti Ji Yi akan bertemu dengan Taehyung di rumah sakit. Jimin bukannya tidak percaya, hanya saja dirinya terlalu takut jika harus kehilangan Ji Yi lagi. Sudah cukup sekian lama ia menanti, dan ia tidak mau penantian itu nantinya akan sia sia.

Jam sudah menunjukkan pukul 07.30 pagi, Jimin sudah bersiap dengan pakaian kantornya. Sedangkan Ji Yi masih berada di kamar si kembar untuk melihat keadaab Hyeon, dan syukur demam Hyeon sudah turun dan keadaanya mulai membaik. Jimin menghampiri Ji Yi yang hendak keluar dari kamar si kembar, Ji Yi kaget melihat Jimin yang sudah berada di depan pintu.

Melihat Ji Yi keluar, dan tanpa permisi Jimin langsung memeluk Ji Yi dengan erat. Tentu hal itu membuat Ji Yi sedikit kaget, tak seperti biasanya Jimin bersikap manja seperti ini. Jimin benar benar takut kehilangan Ji Yi, sungguh. Di akuinya kini ia mulai bersikap egois untuk masalah hati.

"Kamu kenapa? Hmm" Ji Yi mencoba melepaskan pelukan Jimin, sambil mengelus pipi kekasihnya itu.

"Aku mencintaimu" dua kata yang selalu di ucapkan Jimin Setup hari, tapi kali ini terdengar lirih.

"Aku juga" dan tak seperti biasanya juga, kini Ji Yi membalas ucapan Jimin. Biasanya Ji Yi hanya tersenyum mendengar Jimin mengutarakan kata cinta.

"Pergilah, nanti kamu terlambat ke kantor" Ji Yi mencium bibir Jimin sekilas, dan mengusap sayang pipi gembul Jimin.

Jimin hanya tersenyum, Dia juga mencium kening Ji Yi, bahkan seluruh wajah Ji Yi di berikannya kecupan pagi itu. Kening, pipi, dan bibir Ji Yi di hujani kecupan dalam oleh Jimin. Seakan akan ia tidak akan bertemu lagi dengan Ji Yi, hatinya berat untuk melangkah menuju kantor. Pikirannya melayang entah kemana, pikirannya hanya tertuju jika nanti Taehyung dan Ji Yi bertemu dan akan kembali, padahal itu belum terjadi sama sekali tapi Dia sudah berasumsi seperti itu.

***

Jimin menyetir dengan kecepatan sedang, dengan berat hati ia menuju kantor karna harus menghadiri meeting penting. Sepanjang perjalanan, Jimin tidak fokus bahkan tak jarang ada mobil yang menglaksoni mobilnya, karna terlalu lama berada di lampu merah saat lampunya sudah berubah warna.

Karna terlalu tidak fokus, entah bagaimana posisi nya kini mobil Jimin menabrak trotoar hingga bagian depan mobil rusak parah. Jimin langsung di larikan ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan intensiv. Wajah putih mulusnya kini berlumuran darah, bahkan saat di temukan warga dirinya sudah tidak sadarkan diri di dalam mobil.

Semua keluarga panik bukan main, apa lagi Ji Yi, Dia sangat shock ketika mendapat telpon dari pihak kepolisian, yang mengabarinya tentang kecelakaan yang di alami Jimin. Sakit,  sungguh sakit hati Ji Yi mendengar berita ini. Baru saja ia akan memulai kehidupan baru, bersama sahabat yang perlahan mulai menguasai hatinya itu.

Sudah 1 jam setelah Jimin masuk ke dalam ruangan UGD, bahkan dokter sama sekali belum keluar untuk memberikan penjelasan terkait krassen Jimin. Hati Ji Yi semakin gelisah, ketika teringat perlakuan manja Jimin tadi pagi padanya. Perasaan Ji Yi semakin takut dan semakin merasa bersalah, bersalah karna ia sudah terlalu lama mengulur waktu untuk Jimin.

Sesaat kemudian dokter pun keluar dengan wajah sendunya, dokter menceritakan kondisi Jimin saat ini dengan detail. Dari penjelasan dokter tak banyak harapan untuk Jimin bertahan, sontak kabar itu membuat Ji Yi merasa terpuruk. Jujur, saat ini benih cinta sudah mulai tumbuh di hati Ji Yi walau belum sepenuhnya, karna dirinya masih mencintai Taehyung.

"Apa disini ada yang bernama Ji Yi" tanya dokter.

"Saya dok" jawab mu cepat.

"Pasien mengigau nama anda, bisakah anda menemuinya. Mungkin dengan begitu pasien akan siuman" suruh dokter.

Tanpa ba bi bu lagi, Ji Yi langsung masuk ke dalam ruangan Jimin. Hatinya hancur melihat kekasihnya itu, di penuhi dengan selang dan alat medis lainnya yang melekat di bagian tubuhnya. Ji Yi mendekati Jimin, di genggamnya jemari itu dengan kuat, berharap yang punya badan akan segera bangun dan kembali sehat.

Ji Yi menyapu wajah pucat Jimin yang terasa dingin, dan dengan sebuah ke ajaiban Jimin membuka matanya perlahan. Ji Yi mengukir senyum saat Jimin membuka matanya, dan menampakkan senyum itu lagi.

"Sayang kamu akhirnya sadar, apa yang sakit? Hmm" pertanyaan bertubi tubi di lontarkan Ji Yi saking senangnya Jimin telah sadar.

"Sayang" panggil Jimin dengan nada lirihnya.

"Iya sayang" saut Ji Yi lembut sambil mencium punggung tangan Jimin.

"Aku boleh minta sesuatu?" tanya Jimin.

"Apa?" tanya Ji Yi balik.

"Jika aku tidak bisa bertahan, tolong berikan ginjalku pada Taehyung, dan kembalilah bersamanya untuk menjaga kedua jagoanku" pernyataan yang membuat Ji Yi sangat kaget dan dengan cepat menggelengkan kepalanya.

"Apa yang kau katakan? Ginjal apa maksudmu? Kau akan bertahan kau tau! Mereka anak mu, kau lah yang harus menjaga mereka bukan Taehyung ataupun orang lain" tegas Ji Yi kesal.

"Sayang, waktuku sudah tidak banyak. Berjanjilah untukku, berikan ginjalku pada Taehyung nanti, dan jaga jagoanku dengan baik. Katakan padanya Daddynya sangat menyayangi mereka, dan buat kamu jangan lupakan aku. Aku mencintaimu Lee Ji Yi, kekasihku sekaligus sahabatku" tutur Jimin dengan nada yang semakin melemah.

"Kenapa harus berikan ginjalmu untuknya? Bahkan Dia di Korea Jim. Aku pasti akan menjaganya dengan baik, mereka juga menyayangimu, jadi sembuhlah untuk mereka. Aku? Mana mungkin aku melupakanmu, hei kita akan segera menikah. Cepat sembuh, aku mencintaimu Park Jimin" balas Ji Yi sambil mengecup bibir Jimin lama.

"Taehyung ada disini, Dia sedang menderita gagal ginjal. Bahkan kemarin aku dan Haneul sudah bertemu dengannya di kantin rumah sakit, aku mencari tahu kenapa Dia berada di Amerika sekarang, aku dapat info bahwa Dia di rujuk ke sini karna di Korea tidak berhasil mendapatkan ginjal dan Dia juga sudah bercerai dengan Yeri" jelas Jimin dengan suara yang semakin melemah.

"Aku tidak mau" Ji Yi menangis berharap ini semua hanyalah mimpi buruk.

"Ku mohon, demi aku dan kedua jagoanku" Jimin berusaha bangun dan memeluk Ji Yi yang sudah terisak sedari tadi, hangat sekali. Seakan pelukan itu pelukan terakhir darinya.

Pelukan itu sedikit mengendur, membuat Ji Yi melepaskan perlahan pelukan mereka dan di lihatnya mata Jimin sudah terpejam sempurna. Dengan sekuat tenaga Ji Yi berusaha untuk membangunkan Jimin dengan mengusap pelan wajah pucat itu, tak ada respon hingga monitor detak jantung itu berbunyi panjang dan menampakkan garis lurusnya.

Ji Yi langsung menekan tombol emergency, dan tak lama dokter masuk dengan tergesa gesa, memeriksa kembali keadaan Jimin. Dokter hanya menghela nafas panjangnya, menandakan ini memang sudah terjadi dan sudah takdirnya.

Hari itu juga di lakukan operasi ginjal untuk Taehyung, sesuai permintaan terakhir Jimin. Selesai proses operasi, kini jenazah Jimin di semayamkan di tempat peristirahatan terakhirnya. Hyeon dan Haneul, menjerit histeris di pemakaman Daddynya. Walau mereka nanti tahu bahwa Jimin bukanlah Ayah kandung mereka, mereka akan tetap menyayangi Jimin sepenuh hati mereka.

Tak kan ada lagi canda dan tawa Jimin, tak akan ada lagi malaikat pelindung untuk Ji Yi. Semuanya kini hanya akan ada dalam kenangan, kenangan manis dan indah selama 4 tahun bersama.

Bersambung..

Forced Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang