Part 14

399 20 0
                                    

Taehyung berlari sangat kencang menuju ruangan rawatmu. Ketika Dia membuka pintunya, air matanya langsung menetes saat melihatmu terbaring lemah di ranjang, dan dengan berbagai alat rumah sakit yang melekat di bagian tubuhmu.

Dada Taehyung sesak, memikirkan apa yang sudah di lakukannya padamu. Berkata kasar, acuh padamu, bahkan tak pernah menyapamu lagi padahal kalian tinggal di satu atap yang sama.

Bayangan itu bermain dengan indahnya di otak Taehyung, membuatnya semakin merasa bersalah. Bersalah pada istrinya yang sedang terbaring lemah saat ini.

Taehyung meraih tanganmu, dan menyatukan genggaman kalian.

"Maafkan aku" lirihnya sambil mengelus rambut mu.

Sesaat kau pun tersadar, kamu membuka mata secara perlahan,dan melirik ke kanan dan ke kiri untuk menyesuaikan situasi. Kamu kaget saat membuka mata, yang ada di pandanganmu pertama adalah wajah sembab Taehyung.

"Aku dimana?" melirik ke kanan dan ke kiri.

"Kamu sudah sadar sayang? Kamu sekarang lagi dirumah sakit, apa ada yang sakit? Hmm" tanya Taehyung lembut.

"R-rumah sakit? Memangnya aku kenapa?" tanyamu bingung.

"Tadi pagi kamu pingsan, makanya aku bawa kamu kesini" jelasnya sambil mengelus elus rambutmu.

"Eoh, benarkah itu?" tanya mu tak percaya.

"Iya sayang" tersenyum.

Ada perasaan senang, ketika Ji Yi mendengar Taehyung kembali menyebutnya dengan panggilan sayang. Tapi dilain itu, Ji Yi merasa khawatir dan takut akan kondisinya.

"Kenapa kamu tidak bilang jika kamu sedang hamil?" tanya Taehyung yang berhasil memecahkan lamunanmu, dan memegangi perutmu yang mulai sedikit membuncit.

"Hmm, bagaimana mau bilang. Kau saja tidak ada waktu untukku" jawabku datar.

Dapat kulihat raut wajah penyesalan di wajah Taehyung saat aku bilang begitu. Bukannya niatku untuk menghujatnya, tapi begitulah kenyataannya. Jika saja aku tidak pingsan pagi ini, mungkin sampai aku melahirkan Taehyung tidak akan peduli.

"Maafkan aku" lirihnya sambil mencium punggung tanganku berulang kali.

Aku hanya diam, bingung dengan situasi. Memaafkan atau tidak, tapi tidak bisa di pungkiri kalau aku masih sangat mencintainya. Walau kadang juga aku merasa benci pada kelakuannya. Benci saat Dia merendahkanku, benci saat Dia lebih mementingkan wanita lain daripada aku, istrinya sendiri.

"Maafkan aku Ji Yi, sungguh aku suami yang sangat kejam. Aku tidak bisa mengendalikan emosiku waktu itu, karna kau juga yang terus terusan menyalahkan dirimu sendiri. Ketika itu aku benar benar sedang lelah memberikanmu pengertian, Ku mohon maafkan aku sayang. Maaf!" ucapnya memohon agar aku memaafkannya.

"Tapi, apakah segitunya kau kesal padaku? Waktu itu, aku memintamu untuk membaca surat kehamilanku saja kau tidak mau, kau lebih mementingkan Yeri. Kau meninggalkan aku sendiri, dengan amarahmu" jawabku sambil mengingat kejadian yang sangat mengesakkan itu.

"Waktu itu, aku tidak sengaja hampir menabraknya. Makanya aku bersedia untuk menemaninya sayang, percayalah. Dan masalah surat itu, aku benar benar minta maaf padamu" sekali lagi Taehyung kembali memohon.

"Sudahlah Tae, semuanya juga sudah berlalu" jawabku yang memalingkan wajah.

"Jadi, kau mau memaafkanku?" tanya Taehyung memastikan.

"Hmm" aku hanya mengangguk.

Sore harinya, saat dokter Sana memeriksa keadaanku. Dokter Sana, menyarankan aku agar melakukan operasi. Mengingat kondisi tubuhku yang semakin menurun, tapi aku juga bersikukuh untuk tetap tidak mau melakukan tindakan operasi, kalian pasti tau jawabannya kan?

Forced Love (COMPLETE) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang