Wasti sudah rapih dengan pakaian kerja nya. Rok selutut berwarna hitam senada dengan jas nya dan kemeja putih nya.
Perempuan itu berjalan menuju bis yang akan mengantar nya, dengan senyuman yang mengembang sesaat dan memudar.
Bushh..
Kemeja super putih wasti terkena cipratan air got. Mulutnya hanya bisa menganga sejenak, kemudian seseorang menghampiri nya.
"Gak papa tante?." Kata cowok berseragam putih abu-abu itu.
Wasti menatap cowok itu kesal, kemudian dengan gemas ia menjewer telinga cowok itu, siswa itu pun mengaduh kesakitan.
"Tante..tantee, emang saya ini tante kamu . Hah!."
"Aduh.. tante lepas, sakit tau." Cowok itu berhasil melepaskan cubitan wasti.
"Maaf saya gak sengaja, tadi saya kesal sama kakak saya dan terbawa suasana jadi saya melempar bola ini dan jatuh ke got, terus sa-."
"Stop..stop..stop, kamu ngapain jadi curhat. Sekarang gimana kemeja saya." Wasti menunjuk baju nya yang sudah kotor dan sedikit bau itu. "Saya gak mungkin kerja seperti ini."
"Hmm..gini aja deh tan, sore nanti kita ketemu disini, saya akan ganti. Soalnya sekarang ga keburu takut telat." Wasti melihat jam tangannya dan memang waktu sudah mepet.
"Awas kalo kamu gak tanggung jawab." Siswa itu mengangguk dan wasti berjalan meninggalkannya.
"Gimana nih." Gumamnya setelah didalam bis.
Benar lah pemikiran nya tadi, semua karyawan memandang wasti dengan tatapan menjijikan. Wasti sangat malu, sekaligus masih kesal dengan siswa tadi.
"Masa iya sih, sial ku gak akan hilang."
"Oh M Ge. Bau apakah ini wahai makhluk." Kata bu rina si cerewer kantor. Wanita yang sudah setengah abad hidup itu menghampiri wasti dan memegang jijik pakaian wasti sambil menutup hidung nya.
"Maaf bu, tadi saya kecipratan g-." Wasti menjeda perkataannya, karna seluruh karyawan memperhatikannya, ia takut jika ia mengatakannya mereka akan semakin jijik melihat dirinya.
"Saya gak mau ada alasan. Mulai besok tim saya tidak boleh ada yang kotor. Semua harus profesional. Mengerti!." Kata bu rina keseluruh karyawan yang ada di ruangan itu.
Wasti menundukkan setengah badannya menunjukkan rasa bersalahnya.
Please, not again! Teriak nya dalam hati.
YOU ARE READING
WASTI
RomantizmWasti.. Perempuan yang selalu kurang beruntung dalam segala hal.. Baik pekerjaan, sosial, apalagi percintaan.. Namun setelah bertemu gilang, seakan keberuntungan menemui nya.. Ada juga dio anak sma yang super nyolot adiknya gilang, dan satu hal yang...