0.1#SM

156 13 0
                                    

"Ketemu cewek gila kaya Lo itu bikin gue sengsara tau ga, sengsara karena setiap tidur yang muncul selalu wajah Lo"
*Storm Albano*
^^^^

MOS atau yang biasa di sebut masa pengenalan lingkungan sekolah saat ini adalah awal mulanya kesengsaraan seorang Storm dimulai. Sebagai ketua OSIS dan juga sebagai ketua panitia, Storm yang mendapat bagian menjaga siswa siswi yang datang terlambat pun hanya menghela napasnya.

"Kalian! Masih baru di sekolah ini, udah berani datang terlambat?! Dimana rasa tertib kalian?!" Bentak storm sengaja membuat mereka ketakutan, namun sebuah decakan siswi terdengar jelas di Indra pendengaran storm.

"Ah elah kak, buru apa gue kesini mau pengenalan lingkungan sekolah, bukan diceramahin, kalo diceramahin mah mending dirumah, ceramah emak lebih berfaedah." Jelas siswi tersebut. Storm mendekat ke arah pagar, dimana siswi itu sedang memegang dua gagang pagar sambil mengerucutkan bibirnya.

"Anak baru! Kalo Lo gamau diceramahin makanya bangun jangan telat! Ini sekolah ga terbuka sesuai keinginan kapan Lo mau masuk" cerca Storm

"Ih sotoy banget jadi cowo, siapa juga yang bangun telat! Lo gatau kalo Jakarta itu sering macet? Atau Lo pura pura ga tau?" Sinis si siswi tersebut, storm melirik ke arah name tag yang tertera di bajunya ' Martania Faradilla? Nama yang bagus. Cocok kayanya jadi target selanjutnya' batin Storm

"Kalo tau bakal kejebak macet, pergi awal! Lo tuh banyak gaya banget ya, ga takut Lo gue hukum?" Dongak Storm dengan sombong. Bukannya kagum Martha malah membuang ludah di depan Storm

"Emangnya gue tuhan tau kapan macet? Kalo emang macet mah ya macet aja, mau gue pergi awal atau ga tetep aja kalo ketemu Lo pasti diceramahin. Mulut Lo cerewet kak ngalahin mulut cewe cewe pas PMS. Gue tau kok, Lo pasti ketua OSIS sama ketua panitia kan? Ketauan sih dari lagak Lo yang sok. Tapi kayaknya Lo ga berkaca diri banget ya? Ketua OSIS macam apa yang ga memakai dasi?, Ketua OSIS macam apa yang mengeluarkan bajunya? Dan satu lagi--" jelas Martha sambil menyuruh storm mendekatkan wajahnya ke arah pagar.

Cup.

"Ketua OSIS macam apa yang membawa dua batang rokok di saku celananya?" Usai mencium pipi storm Martha berbisik pelan di telinganya seperti itu.

Storm hanya diam 'bagaimana Gadis ini tahu? Apa Lo seorang penyihir?' batinnya
"Plis deh kak khayalan Lo tinggi banget yakali gue penyihir, sekarang biarin gue masuk"

'dia bisa denger dan baca pikiran gue? Seriusan?'

"Kalo gue bilang bisa baca pikiran, Lo percaya ga? Cepet buka pagarnya. Satu lagi-- gue gamau jadi target Lo yang selanjutnya KAKAK KETUA OSIS" ujar Martha jengah mendengar suara pikiran dan batin Storm.

"

Pak tolong buka pagarnya buat si cewe gila ini. Saya mau beri dia hukuman" jelas storm sambil tersenyum ke arah pak Dono-- satpam sekolah.

Pak Dono mengangguk patuh kemudian membuka pagar dan menarik Martha masuk, Storm mengederkan pandangan mencari seorang pegfanti untuk dirinya dan dia tengah melihat langit bersama kejora.

"Wii Lang, sini Lo! Gantiin posisi gue disini bentar. Gue mau pergi ngasi pelajaran ke murid baru yang UDAH TERLAMBAT MALAH SONGONG KE KAKAK KELASNYA" jelas storm dengan sengaja menekankan katanya sambil menunjuk ke arah Martha yang tampak cuek bebek. Langit mengangguk lalu menatap ke arah segerombolan siswa dan siswi yang terlambat sambil tersenyum sumringah. Yang disenyumi malah takut.

"Serius Lo nugasin mereka ke gue?" Tanya langit menampakkan gigi taringnya

"Of course, cuman Lo yang bisa bikin mereka diem. Pastiin semuanya aman terkendali, sekalian dah tuh ngebucin sama kejora.

Storm langsung menarik Martha dari TKP "heh kak Petir Lo mau bawa gue kemana?" Tanya Martha mensejajari langkahnya dengan Storm.

"Kamar--"

"Kamar?! Lo mau apain gue?! Sorry tapi gue masih suci kak jangan nodain gue plis.. eh tunggu tunggu bukannya disini sekolah? Emang ada kamar?" belom sempat Storm malnjutkan kata katanya sudah dicela terlebih dahulu sehingga membuatnya haru memutar bola matanya heran.

"Kamar Mandi geblek. Gila ya otak Lo ambigu banget"

"Lagian tinggal bilang toilet susah banget, pake kata kata kamar, gimana ga ambigu coba"

Storm menjewer telinganya "kalo orang ngomong tuh dengerin dulu makanya. Jangan main cela cela aja"

"Aw aw sakit! Lepasin ga? Atau gue pukul" ucapan Marth tampak seperti lolucon bagi storm makanya ia tidak takut, namun ia salah. Martha benar benar memukulnya tepat di bagian perut.

"Shit! Lo gila ya?! Dasar cewe barbar!" Ucap storm sambil meringis memegang perutnya

"Gue udah bilang lepasin Lo gamau, Lo pikir dijewer ga sakit?! Dasar KDRT!" Ujar Martha yang membuat Storm melongo

"KDRT pala Lo peyang, Lo pikir gue suami Lo?!"

"E emang KDRT buat suami doang?!" Bela Martha tak mau Kalah

"Namanya KDRT itu kekerasan dalam rumah tangga lah! Berarti Lo bilang gue suami Lo!"

"Idih siapa juga yang mau jadiin Lo suami! Kalo gitu KDDS! Kekerasan di dalam sekolah!"

Storm yang semakin kesal menarik Martha kembali tetapi menuju ke arah laboratorium.

"Ngapain lagi sih?!" Martha menghempaskan tangannya kasar.

"Bersihin Labor sampe bersih, ini hukuman buat Lo karena udah ngelawan gue Ketua OSIS!" Martha langsung masuk kedalam Labor dan mengambil sapu, diikuti storm yang mengawasinya.

Kerennya Martha membersihkan Labor kurang dai 20 menit.
"Lo salah kalo berpikir gue lemot kak Petir, otak boleh lemot. Kalo perkerjaan kayak gini ga boleh"

Storm manggut manggut "oke, sekarang pergi ke lapangan sana, kumpul sama yang lain" tegasnya.

Cup.

Lagi lagi Martha mencium pipinya "makasih ketos yang super galak modal jabatan dan tampang doang, See you again" ucap Martha sambil berlari

"Shit, cewe barbar. Tuh bocah gila apa gimana sih? Tapi boleh lah, cukup menarik" ucap Storm pada dirinya. Ia sudah sering dicium pipi dan bibir, tetapi tidak ada yang dapat menyengat seperti yang dilakukan Martha padanya.

***
Aku gatau ini cerita aku yang keberapa dalam bentuk Fiksi remaja! But i hope you are Will like
It!

I just need your vote and comment, bukan yang lainn^^

..

StorMartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang