1.0#SM

29 2 1
                                    

19.46

Keduanya sedang dalam perjalanan dan dilanda dengan keheningan. Karena keheninga yang terus berlanjut tanpa ada satu dari mereka yang mau membuka pembicaraan,Martha membuka Drakor yang berjudul the Legend of the blue sea. "Lee Min ho oppa" gumam Martha sambil senyum-senyum tidak karuan.

Storm menoleh dengan kesal "bukannya gue udah bilang? Jangan sebut sebut nama cowo lain didepan gue, gue gasuka". Martha mematikan drakor dihadapannya

"Kenapa sih?" Sungutnya kesal.

"Bedak Lo luntur" storm mengalihkan pembicaraan

"Dimananya?" Martha mencari cari dimana letak lunturnya.

"Disini" ia pura pura mengusap wajah Martha kemudian didepan wajah Martha jari tangannya membentuk love yang orang Korea sebut dengan saranghaeyo.

"Apaan dah ketos rese" Martha menampilkan ekspresi datar tidak sesuai dugaan storm.

"Dasar cewe barbar muka datar" terus fokus menyetir.

***
19.58

"Gue gugup" ujar Martha usai sampai dirumah storm.

"Bisa gugup juga Lo?" Storm melihat Martha menggembungkan pipinya yang. Storm mengusap puncak kepala Martha,"ga ada yang perlu Lo gugupin, kan ada gue Cowo Lo"

"Cowo pura pura lebih tepatnya" sambung Martha.

"Ga ada yang namanya memulai hubungan dengan kepura puraan. Anggao aja ini masa pendekatan dicover status pacaran" jelas storm sembari merangkul Martha masuk kedalam rumahnya.

"Storm kamu udah pulang nak?" Tanya eyang menghampiri storm "eyang kenapa nyamlerin storm? Duduk aja" sebelum membawa eyang, storm membiarkan Martha menyalami eyangnya terlebi dahulu.

"Siapa toh? Ayu pisan" eyang memperhatikan penampilan Martha dari bawah ke atas.

"Martha Oma. Temen-- eh maksudnya pacarnya storm" ujar storm duduk dimeja makan bersama eyang, kintan--mamanya storm , dan ardi--papanya storm.

"Satu sekolah sama storm?" Tanya kintan dingin

"I iya Tante " ucap Martha gelagapan.

"Sekelas?" Tanya kintan,lagi.

"Engga te, adik kelasnya" jawab Martha.

"Kok bisa pacaran?" Beberapa pertanyaan dilontarkan kepada Martha.

"Storm yang nembak ma, ga mungkin Martha kan?" Storm yang menjawab, bukan Martha. Ia takut Martha malah mengatakan hal yang sebenarnya.

"Bisa jadi kan?" Sorot mata tidak suka dilemparkan kepada Martha.

'hem, mampus gue. Alamat jujur ini mah si martha' batin storm

" Apa yang kamu suka dari anak saya? Motornya? Mobilnya? Atau kekayaannya? Apa yang kamu suka darinya?" Tanya kintan

"Ga ada" jawab Martha cepat. Mem uat semua penghuni meja makan menatap ke arahnya, termasuk storm.

'nah kan bener apa kata gue' sambung batin storm

"Ga ada?" Ardi membuka suara, Martha mengangguk sembari memakan steak yang telah dipotong kecil kecil

"Iya om ga ada"

"Terus kenapa kamu terima dia?" Lintang dan eyang turut bertanya.

'boong bentaran doang gabisa apa Lo cewe barbar, gue lakban juga mulut Lo ni' batin storm lagi karna ia tahu Martha pasti bisa dengar.

Martha menoleh ke arahnya sambil mengedipkan mata.

-----

****

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 07, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

StorMartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang