13.First

239 34 1
                                    

"Aku adalah anaknya,Jung Hoseok.Dia adalah ayahku,Jung Minkyung.Dan dia tidak pernah memiliki seorang anak bernama Jihyung!".

Jinhwa mengernyitkan keningnya."Apa maksudmu?".

"Tidakkah jelas bagimu kata seorang Ayah?Ya,dia adalah Ayahku.Dan aku membencinya". Sontak Jinhwa langsung melepaskan cengkraman tangan Hoseok dengan tangannya dan mundur satu langkah menjauh.

Kepalanya menggeleng."Jangan mengada ngada!".

"Aku tidak mengada ngada!Kau pikir aku bercanda?Hah!". Jinhwa menggelengkan kepalanya lagi.Hoseok semakin mendekat.

"Kau berbohong.Aku tahu".

"Menurutmu kenapa aku membencinya?kenapa aku ingin membunuhnya?".

"Aku tidak perlu tahu alasannya apakah dia Ayahmu atau bukan.Yang jelas kau bisa membunuh siapapun bahkan yang bukan Ayahmu.Dan dia bukan Ayahmu,jangan mengaku ngaku--Akh".Hoseok kembali menamparnya dengan keras.Keras bahkan lebih keras dari sebelumnya.

"Kau tidak percaya?".Hoseok langsung menarik tangan Jinhwa secara paksa,terus menariknya hingga menuju kamarnya.Lalu mengambil sebuah map berwarna coklat dalam lemarinya dan membukanya.

"Kau bisa membaca?Maka bacalah!Bodoh!".

Sebuah surat ditunjukkan tepat didepan wajah Jinhwa.Matanya membaca satu persatu baris isi dalam surat itu.Hingga berakhir pada satu fakta yang jelas,ada dan tak bisa dielaknya.Namun baginya masih tidak dapat dipercaya.

"Tidak mungkin!Ini tidak mungkin!Dimana kau mendapatkan surat ini?".

Hoseok menarik tangannya." Sekarang kau katakan saja dimana dia tinggal atau kau akan tau akibatnya".

"Bahkan jika itu memang benar Ayahmu aku tetap takkan memberitahumu".

"Apa surat ini kurang relefan bagimu?apa isinya tidak mencukupi otakmu untuk berkata bahwa ini fakta?.Asal kau tahu saja,dia sudah menghabisi nyawa orang yang berharga bagiku.Dia telah membunuh ibuku".

"Jangan mendramatisir dan membawa ibumu pada masalahmu sendiri!".

Hoseok menganggukan kepalanya,namun dengan artian berbeda."Kau ini bodoh,tidak tahu malu,mulutmu berbicara dengan licin tanpa kau tahu faktanya.Kau mau bermain main denganku?Sudah kukatakan,kau sudah memasuki ArenaMonster!".Hoseok tiba tiba menutup matanya paksa dan sedikit memundurkan tubuhnya.

Lalu melemparkan map cukup tebal itu tepat ke wajah Jinhwa sehingga membuatnya terkejut,tangannya menangkap map itu.

"Kau tidak akan pernah mendapatkan informasi apapun tentangnya dariku,takkan pernah!".

"Akhh...". Hoseok memegang kepalanya yang masih dibaluti oleh perban dengan kedua tangannya.Kepalanya tiba tiba terasa sakit,sangat sakit dan juga pusing.Hoseok berusaha memfokuskan pandangannya yang mulai kabur sembari masih merintih kesakitan.

Jinhwa hanya menatapnya.Dia tidak peduli akan hal itu,biar saja lelaki itu merasakan kesakitan tanpa ada yang peduli sepertinya.Hingga sebuah ide terbesit dalam pikirannya.Jinhwa mencari cari map miliknya dalam lemari Hoseok hingga membuat dalamnya berantakan.Membuka nakas dan memeriksa meja kerja Hoseok.Namun dia tidak menemukannya.

"Dimana map ku?!". Jinhwa mundur beberapa langkah menjauh dari Hoseok yang masih kesakitan dan memegang kepalanya.

Masa bodoh masa bodoh!Dia juga telah menyakiti dan melukaiku.Jangan peduli Choi Jinhwa,Jangan!

Batinnya bersuara.Lalu langsung melangkahkan kakinya keluar dari kamar,menuruni tangga dan menuju ke pintu utama untuk melarikan diri.Namun sebuah sial lagi baginya,pintu itu terkunci dan tidak ada kunci yang menggantung.Dia mencari carinya di meja,lemari hingga lemari tv dan mengacak ngacaknya.

MONSTERGROUND[jhs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang