9.More

191 34 2
                                    

"Terima kasih telah menolong temanku".Jinhwa mengangguk dihadapan seorang lelaki dengan tubuh tinggi yang menjulang.Dengan wajah yang terpahat sempurna.

Hatinya rasanya ingin memberitahu lelaki ini suatu hal sebelum ia pergi setelah dimintai polisi keterangan sebagai saksi.

"Sebenarnya ada yang ingin aku bicarakan,tapi aku harus pergi menemui polisi diluar itu.Bisakah kita--".Tangannya tiba tiba digenggam kuat dan ditarik.Lelaki itu nampak memperhatikan diam diam polisi yang berada tepat dipintu utama rumah sakit.Lalu menundukan kepalanya dan menatap Jinhwa tajam.

"Sebaiknya kau jangan coba coba menemui mereka!".Dengan penuh penekanan lelaki itu berbisik membuatnya heran.

"Aku adalah saksi.Aku harus pergi,aku juga memiliki urusan dengan temanmu itu jadi--".

"Jangan,temui,polisi itu!".

Genggamannya semakin kuat hingga membuatnya sedikit meringis.Jinhwa sedikit berbalik untuk melihat polisi polisi itu.Mereka masih sibuk mengobrol satu sama lain sembari sesekali mengarahkan pandangan mereka padanya.

"Maaf,tapi mereka disini menungguku.Dan kau tidak bisa menahanku,kau tidak punya hak akan hal itu--hey!".Tanpa basi basi lelaki itu langsung menarik tangannya dan membawa lari Jinhwa secara paksa,semakin menjauh dari polisi dan semakin masuk ke bagian dalam rumah sakit.

"Hey!Lepaskan,tolong!". Teriakannya memenuhi udara di sepanjang koridor hingga membuat beberapa pasang mata mulai menatap mereka curiga.

"Dia adikku,dia adikku.Kami hanya sedikit ada masalah".Ucap lelaki itu penuh sopan santun kepada orang orang disekitar dengan terus menarik kasar tangan Jinhwa.Wanita itu bahkan beberapa kali menggeleng agar orang sekitar mereka tidak percaya dengan apa yang diucapkan lelaki didepannya.

"Sialan!".Mereka semakin menjauh dan semakin masuk ke dalam rumah sakit setelah aksinya terlihat oleh polisi yang tengah menunggu Jinhwa.Jika lelaki didepannya berusaha berlari sekencang mungkin,maka Jinhwa berusaha menghentikan langkahnya sebisanya.

"Lari!Kubilang lari!".

"Tidak!Kumohon!".

Lelaki itu lalu menghentikan langkahnya tiba tiba,lantas kembali menatap Jinhwa dengan serius.Bola matanya secara langsung mengarah kepadanya.Dalam koridor yang semakin sepi ini,Jinhwa semakin merasa takut.Andai saja Jihyung tidak langsung pulang dan disini bersamanya.Mungkin tidak akan begini,Jinhwa menyesal telah menyuruhnya pulang lebih dulu.

"Aku tahu apa yang kau inginkan dari Hoseok,jadi ikuti perintahku dan jangan melawan.Aku akan mempermudah dirimu dalam urusan ini".

"Oh!Temanmu itu Hoseok?Tidak perlu repot repot membawaku dalam urusan kalian!Aku hanya ingin mengambil barangku darinya".Namun pernyataannya tak digubris sama sekali oleh lelaki tampan didepannya,dia hanya terus menarik tangannya dengan diiringi seruan agar mereka semakin cepat berlari setelah terdengar teriakan para polisi dibelakang mereka.

"Ayo!Kesebelah sini!".Entah mengapa kini Jinhwa hanya mengikuti perintah lelaki didepannya yang semakin berlari kencang tanpa melepaskan genggaman kuatnya.Jantungnya terasa bergerak dua kali lebih cepat karena terlalu lama berlari,sungguh rasanya dia tak kuat lagi.

"Tunggu!Hah...berhenti!".Jinhwa menarik tangannya,membungkukan tubuhnya dan menjadikan kedua lengannya sebagai penyangga di lututnya.Napasnya benar benar tidak beraturan.

"Ck.Ayolah!Jangan selemah itu!Kita harus cari jalan keluar dari sini!".

"Tidakkah kau lihat?....aku kelelahan,kau mau aku mati karenamu?!".

"Mati?".

"Hey!apa yang kau lakukan?!".Lelaki itu tiba tiba saja menyergap seorang lelaki lainnya yang baru saja keluar dari sebuah ruangan dengan jas putihnya.Lalu tanpa ragu menyerang lehernya beberapa kali hingga tak sadarkan diri

MONSTERGROUND[jhs]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang