🌧️1🌧️

235 26 2
                                    

Warning : part panjang :"

Yuri bangun dari tidurnya dengan posisi berada di meja belajar. Hampir 4 jam dia meniduri buku-buku yang masih terbuka lebar tepat di depannya. Ia memegangi leher nya yang terdata kaku akibat posisi tidurnya.

Lampu belajar yang menjadi penerangannya saat ini membuat matanya menyipit karna harus menyesuaikan. Lalu dilihatnya jam di ponselnya.

Ia menguap dan meregangkan badannya. Ia membereskan buku nya dan memasukkan nya ke dalam tas sekolah.

Yuri kemudian turun dengan mengendap-endap karna takut membangunkan orang tuanya. Rumahnya gelap,hanya lampu ruang tengah yang di nyalakan. Yuri menuju ke arah dapur dan menyalakan lampunya.

Ia lalu mencepol rambutnya asal ,dan mengambil buku masakan nusantara yang baru saja ia ambil dari bawah meja ruang tengah. Yuri membuka tiap lembar buku masakan itu,membaca judul masakan dan juga potret masakan itu.

Yuri bukan tanpa alasan bangun pagi-pagi buta,di dapur dan membaca buku masakan. Tempo hari ia sudah berjanji untuk membuat masakan lain untuk Junho selain nasi goreng ala-ala dirinya.

Yuri juga tau,Junho pasti bosan setiap hari memakan nasi goreng buatannya yang rasanya pun entah bagaimana. Namun,Yuri semakin bersemangat ketika Minhee mengaku Junho memakan bekal yang ia siapkan.

Tangannya berhenti pada seperempat halaman buku itu. Ia membacanya sekilas lalu mengangguk paham. Yuri melangkah cepat menuju kulkas,mengambil bahan yang sesuai dengan resep yang tertulis.

Ia dengan perlahan mengikuti langkah-langkah pembuatan. Ia tidak mau kali ini gagal memasak untuk Junho. Ia ingin Junho menyukai makanan yang dibuatnya dan juga tidak tersiksa dengan rasa masakan yang dibuatnya.
•••
Yuri menghela nafasnya saat menutup wadah bekal berwarna biru itu. Butuh waktu satu setengah jam baginya untuk memasak SOP ayam. Ya mungkin sedikit terlambat,tapi ia jamin kali ini ia berhasil walaupun membuat keadaan dapurnya seperti kapal karam.

"Dek,"

"Astaga," Yuri terlonjak kaget ketika kakaknya memasuki dapur

"Ngapain pagi-pagi masak. Itu juga dapur nya kotor banget,kayak otak kamu,"
Yohan,kakaknya melewati dirinya dan membuka kulkas setelah sebelum bergidik ngeri melihat dapur rumahnya. Kalau saja mamanya tau adiknya melakukan ini,bisa terjadi perang mulut 1000 hari.

"Ih bang Yohan kali yang otaknya kotor,liat Vidio biru terus si hobinya.Otaknya sampe berkerak. Ngga baik tau bang,"

Yohan yang sedang minum tersedak,lalu menjitak kepala adiknya,"Sembarangan. Emang pernah liat Abang nonton video gituan?"

"Ngga si,tapi kan nonton kayak gitu biasanya sembunyi-sembunyi,"

"Nah! Hayo,kamu kali yang sering nonton,"

"Ngaco ah,"

"Itu ngapain aja dapur sampe ancur gitu. Itu panci semua kamu pake yang ada di lemari?"

"Hehe,iya,abisnya gagal terus,jadi ganti panci,"

"Tuhan,gini banget punya Adek. Masak buat sarapan? Mana sini Abang coba,"

"Habis,cuma buat sedikit,"

Yohan melongo lalu menunjuk dapurnya dengan terheran-heran,"Kamu masak sedikit aja sampe buat dapur ancur dek. Gimana jadinya kamu jadi boss chatering. Bisa -bisa roboh rumah. Itu panci udah bergeletakan sampe garasi,"

Yuri memukul punggung Yohan,"Jail banget. Ledek aja terus,"

Yohan menyeringai saat melihat sebuah kotak makan di pantry sebelah adiknya,lalu ia mengambil dengan cepat,"Woah,buat siapa nih,"Ucap Yohan dengan nada menggoda

boys who hate smart girl•Cha Jun Ho•/HiatusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang